Share

Cobaan

Penulis: Lysa_Yovita22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Untung saja Sandy menyelamatkan Ivy dari sosok pengunjung kafe yang sok akrab itu. Bagaimana tidak, laki-laki itu dengan sangat percaya diri mendadak ingin menyentuh Ivy.

Seumur-umur menjadi pelayan di kafe, baru kali ini ada yang berbuat sok akrab begitu dengan Ivy. Untungnya, Ivy bisa menguasai diri dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

"Jangan takut, Ivy. Kalau kita tidak menanggapi, lelaki mata keranjang yang coba-coba menebar umpan, mereka pasti akan mundur sendiri." Sandy mengelus lengan Ivy.

"Iya. Leb-lebih baik kita kembali bekerja saja." Ivy masih dalam kondisi terkejut akibat sikap laki-laki tadi.

Selama ini, sebisa mungkin Ivy menghindari interaksi dengan orang-orang. Terjadi sejak Payton masuk menjadi perampas kebahagiaan hidup Ivy. Gadis berambut ikal kecokelatan dengan manik mata berwarna kehijauan itu, menjadi semakin tertutup.

Wajar jika dia sangat terkejut dengan sikap pengunjung kafe itu. Dess longgar yang dikenakannya tampak begitu kebesaran di t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Kabar Duka

    Ketika terbangun, Ivy merasa tubuhnya nyeri. "Ssh, aduhh." Lebih terkejutnya lagi ketika menyadari perutnya sudah kempes. Akan tetapi, tidak ada keberadaan siapa pun di sebelahnya. "Perutku ... apa aku sudah melahirkan? Lalu di mana anakku?"Ruangan itu sepi. Seperti ruangan rawat dengan selang infus yang tertancap di nadi Ivy. Ditahannya rasa pusing yang masih tersisa, lalu Ivy mencoba untuk duduk.Baru hendak bangkit dari posisi rebah saja, rasa sakit seketika menghantam perutnya. "Arggh. Sakitt."Air matanya berlinang. Nyeri tak tertahankan itu terasa sangat menyiksa. "Di mana anakku? Bayiku, apa dia baik-baik saja?"Ivy tak tahu di mana keberadaannya saat ini. Dia terus menangis sampai terdengar suara pintu yang dibuka. "Tan-tante, di mana anakku?" Payton yang mengenakan gaun serba hitam itu hanya menatap datar. "Jangan banyak bergerak dulu. Kau baru bisa belajar berjalan besok."Tindakan operasi yang dilakukan tanpa seizin Ivy, terjadi di bawah permintaan Payton. Namun, ruanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Ivy Pulang

    Ivy seperti kehilangan kemampuan untuk menguasai diri. Ketika ingin membuka mata dan menggerakkan tubuh, rasa kantuk kembali menyerang. Ivy merasa sedang mengawang-awang. Antara sadar dengan tidak."Ayah. Maaf, aku--""Seharusnya ayah yang minta maaf kepadamu, Ivy. Selama ini, semua penderitaanmu berasal dari sikap buruk ayah. Tolong, maafkan ayah, Nak." Ivy mengerjap berkali-kali. "Ay-ayah bisa bicara lagi?" Lengan Alden mengelus lembut rambut Ivy. "Ayah menyayangimu, Ivy. Tetaplah jadi putri kecil kebanggaan Ayah."Ivy menatap bingung, lalu tertawa kecil. "Lihatlah, Ayah bahkan bisa mengelus rambutku. Akhirnya, aku bisa melihat Ayah sembuh seperti dulu." Ivy memeluk tubuh sang ayah yang biasanya hanya terbaring tak berdaya itu. "Aku rindu memeluk Ayah seperti ini. Oh, Tuhan, aku masih tak percaya kalau doaku dikabulkan."Saking bahagianya, air mata Ivy menetes. "Seandainya Ibu bisa melihat ini semua, kita pasti kembali bahagia seperti dulu."Alden mengurai pelukan itu. "Ivy, Aya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Terusir

    Jeritan Payton membuat Ivy semakin bersemangat. Mirip seperti orang kerasukan, Ivy mengerahkan seluruh tenaga untuk membalas semua perbuatan yang dituduhkannya ke Payton. Semacam balas dendam atas semua penderitaannya selama ini. Suara teriakan Payton memancing pekerja taman yang baru saja tiba di area samping mansion. "Nyonya Besar! Astaga.""Berengsek, kenapa kau diam saja?! Hentikan dia!" Payton menatap nyalang.Laki-laki bertubuh besar itu pun mengiyakan. Lalu tergopoh-gopoh menarik tubuh ringkih Ivy. "Lepaskan! Aku akan memberinya pelajaran! Selama ini dia lah penyebab semua penderitaan yang aku alami!" Ivy meronta-ronta sambil berteriak. Payton tak sempat membenahi penampilan. Tatapannya penuh amarah ke Ivy yang masih mencoba mencari cara untuk menerjang tubuh Payton lagi. "Kurung dia di tempat laki-laki sialan itu mati. Ingat, jangan ada yang berani memberinya makanan atau minuman."Pekerja taman itu menyeret tubuh Ivy. "Tidak! Aku harus balas semua kelakuan buruknya! Lepaska

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Bertemu Jacob

    Ivy seperti mati rasa. Tubuhnya bukan hanya berbau lembab, tetapi juga penuh dengan noda tanah. Semalaman, dia menangis di atas gundukan tanah kuburan bayi yang disebutkan Payton.Kepala Ivy terasa begitu berat. Semalaman berada di bawah langit berhujan, sudah pasti akan menurunkan daya tahan tubuh manusia. Apalagi jika dalam kondisi lemah seusai melahirkan seperti Ivy. Yang ditambah lagi dengan belum makan apa pun selain dari ruang rawat kemarin."Nak, Mommy tak tau harus ke mana. Jadi, bolehkan Mommy tidur di sini saja? Supaya kita selalu berdekatan." Ivy tersenyum paksa, berusaha menutupi rasa hancur karena kehilangan semuanya dalam sekejap mata.Ivy merindukan ayahnya. Dia belum sempat berpamitan atau berbicara panjang lebar tentang rasa bersalah yang mendera batinnya. Ivy ingin sekali mengunjungi makam ayah dan ibunya untuk berkeluh kesah. Namun, jalannya sudah ditutup paksa.Seburuk apa pun perlakuan Alden setelah membawa pulang Payton beserta Lucy dan Lucas, yang tersisa di ing

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Bayiku

    Ivy menyerahkan tas khusus yang digunakan untuk menyimpan stok asi perah miliknya ke Rose. Karena sudah ditunggu oleh laki-laki yang kemarin mengantarkan pompa ASI. Ivy ditugaskan untuk menyetoknya lagi. Walau perlakuan spesial didapatkan dari sosok laki-laki penolong itu, tetap saja ada ruang hampa di hati Ivy. Setiap kali dia memerah ASI, tetap saja sambil berlinang air mata. Kehilangan dua orang yang selama ini berusaha Ivy perjuangkan, bukanlah hal mudah. Sekarang, Ivy sebatang kara dan berada di antara orang asing. Ranjang yang ditidurinya begitu empuk, dengan suasana kamar melebihi milik Ivy di masa lalu. Namun, tak akan bisa menggantikan kenangan indah bersama Alden dan Elisabeth.Ivy meletakkan botol berisi ASI perah. Sampai pukul sembilan pagi ini, dia berhasil mengumpulkan tiga botol dengan isi 50ml. Mungkin belum termasuk banyak. Setidaknya sudah mampu mengurangi rasa nyeri akibat bengkak karena isinya terlalu penuh. Ivy sedang menunggu dokter berkunjung. Ada beberapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Hai, Bayi Lake

    Telinga Ivy seakan-akan tidak mendengar apa pun yang diucapkan oleh majikan barunya. Bayi dalam dekapan terasa seperti dia yang melahirkannya. Dia masih dalam fase terkena *post partum syndrome* Ivy masih terlalu muda. Usianya belum menginjak angka dua puluh tahun saat ini. Akan tetapi, semua cobaan bertubi-tubi itu dijalaninya seorang diri. Kesedihan yang memicu sikap *mellow* pada gadis yang baru menyandang gelar sebagai ibu muda itu.Marion mengernyit melihat tatapan mata Ivy ke bayi Lake. Ditepuknya pelan bahu si baby sitter baru itu. "Kau mendengar semua ucapanku?"Ivy yang tersentak memasang wajah bingung. "Ma-maafkan aku, Nyonya. Aku ... terbawa perasaan ketika melihat bayi tampan ini." Mata bayi Lake itu berwarna biru. Mengingatkan Ivy pada laki-laki yang menghabiskan malam panas bersama. Laki-laki yang entah siapa dan di mana keberadaannya setelah malam itu.Marion tersenyum. "Kau pasti langsung ingat dengan bayimu, kan?" "Iya. Apalagi ketika melihat matanya.""Itu mata ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Bibi Anne

    Sejak dibawa pindah ke mansion milik Jacob Leight, hidup Ivy berangsur membaik. Tubuhnya sudah mulai berisi karena asupan gizi dan nutrisi yang dipantau dokter. Bayi Lake pun ikut mengalami kenaikan berat badan sejak rutin disusui Ivy. Sehingga niatan Jacob untuk mengadakan pesta, bisa segera terlaksana. Satu minggu setelah Ivy menjadi baby sitter Lake, dia mengisi waktu senggang dengan membaca buku di dalam perpustakaan milik keluarga Jacob. Tentu saja atas seizin kedua majikannya itu.Ivy tidak mengatakan keinginannya untuk kembali berkuliah. Karena diterima dengan baik di kediaman keluarga ini saja, Ivy sudah merasa bersyukur. Walau dia dilarang keras untuk keluar rumah dan tak bisa memastikan apakah benar bayinya dikubur di makam yang ditangisi Ivy kemarin.Ivy baru selesai membaca buku tentang teori ekonomi mikro. Disimpannya kembali buku itu di tempatnya semula. Ivy keluar dari perpustakaan. Di ujung koridor, dilihatnya Marion sedang dipeluk Jacob.Ivy tertegun melihat kemesra

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Party Time

    Ivy menjalani hari seperti biasa. Seisi mansion memperlakukannya seperti keluarga. Bukan pendatang baru yang dianggap seperti anak bawang.Tibalah saat pesta penyambutan kelahiran bayi Lake. Memang Ivy tak berani bertanya kenapa dirinya tak boleh mendampingi di depan umum. Keluarga Leight menerimanya saja, Ivy sudah bersyukur.Di saat semua pelayan sedang sibuk memeriksa perlengkapan pesta itu, Ivy malah tengah menyusui bayi Lake.Pintu penghubung yang terbuka membuat Ivy spontan menoleh. "Selamat pagi, Nyonya Marion.""Pagi, Ivy. Jangan lupa untuk menyetok ASI untuk seharian ini, ya." Marion yang sudah membersihkan diri tampak begitu cantik, walau tanpa polesan make up."Baik, Nyonya. Setelah mengurus keperluan bayi Lake, aku akan menyetoknya." "Aku sudah menyiapkan gaun pesta untukmu. Kau boleh berada di acara. Hanya sebagai baby sitter, bukan ibu susu. Mengerti?" Marion mengelus pipi Lake.Mata kehijauan itu langsung berbinar-binar. "Be-benarkah, Nyonya membolehkanku hadir di acar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Melebur Rasa

    Ocean membimbing Ivy ke depan kaca. "Lihatlah. Betapa cantiknya wajah istriku."Ivy menggeleng. "Tidak. Kau memuji hanya untuk menyenangkan hatiku saja."Ocean mengecup pundak Ivy. "Kenapa bisa terpikir seperti itu, hm?""Entahlah. Mungkin karena beberapa bekas luka yang belum sepenuhnya sembuh. Atau kau bosan karena sudah terpisah sekian lama denganku." Sebenarnya, hati Ivy sakit saat mengutarakan rasa. Ocean tersenyum. "Apa kau ingin tau seberapa parahnya keadaanku saat kau pergi tanpa pesan?""Kau tampak baik-baik saja." Ivy masih bersikeras. Ocean menarik tubuh Ivy agar saling berhadapan. "Lihat baik-baik suamimu ini. Apa yang berubah sejak kau pergi, hm?"Ivy menelisik dengan teliti. "Kau lebih kurus. Cambangmu berantakan. Kau juga seperti lupa caranya bersisir dengan rapi.""Dan apa kau tak melihat kalau aku punya kantung mata?"Tatapan Ivy terkunci di sepasang bola mata sebiru lautan itu. "Apa kau tidak bisa tidur?"Ingin sekali Ocean mengigit bibir Ivy yang begitu ringan ber

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Tak Menarik Lagi

    Ocean menatap lembut. Jemarinya terulur untuk merapikan rambut Ivy, lalu diselipkan di belakang telinga. "Kau adalah hal paling luar biasa yang bisa mengubah sudut pandangku tentang cinta."Ivy tak mampu menahan semburat merah yang hadir akibat rasa jengah karena pujian itu. Isi kepala dan hatinya bertentangan. Kedua organ tubuh itu sedang melakukan tugasnya masing-masing."Katakan, Sayang. Apa yang terjadi sampai kau bisa mengikuti acara lelang itu?" Ocean ingin memperbaiki semua dari awal pertemuan mereka. Lalu Ivy pun bercerita tentang pekerjaan sampingan yang diambilnya setelah pulang kuliah, yakni menjadi petugas katering. Saat itu, adik tirinya datang sebagai tamu. Salah satu pelayan yang juga bekerja di sana, memberi Ivy minuman. Setelahnya tubuh Ivy terasa aneh. Ivy pun mengadukan hal itu ke Lucy, adik tirinya. Lalu dia dibimbing masuk ke kamar milik penyelenggara pesta, Mike.Ocean tahu ada sesuatu yang dicampurkan dalam minuman itu. "Maaf, apa sebelum ini, kau pernah minu

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Kejujuran

    Dokter sudah mengizinkan Ivy untuk pulang. Saat dia mengatakan harus mampir ke apartemen milik Joshua, Ocean hanya menggelengkan kepalanya. "Tapi barang bawaanku ada di sana, Ocean." Ivy hendak melepas seat beltnya."Aku sudah meletakkannya di bagasi belakang, Sayang. Kita hanya perlu pulang saja." Ocean berkata lembut. Sungguh, Ocean sudah berjanji akan benar-benar memperlakukan Ivy dengan sebaik-baiknya. Ocean berniat untuk membahas semua tentang masa lalu keduanya. Agar kelak tak akan ada lagi bahan bangkitan dari masa lalu. Ivy pun tak jadi membantah. Apalagi melihat sorot mata sebiru lautan itu begitu teduh menenangkan hati. Ivy terhipnotis."Kita belum boleh mengunjungi Kakek lagi. Dan sekarang, setiap aku dinas ke luar kota atau luar negeri, kau harus ikut."Nyali Ivy sudah tak seberani saat mengetahui kebenaran yang sengaja disembunyikan Ocean. Sekarang, dia hanya ingin hidup tenang sambil membesarkan anak dalam kandungan saja. Ke-empat orang itu berada di satu pesawat yan

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Menyelesaikan

    Joshua tak menyangka kalau perempuan hamil yang menarik perhatiannya ternyata adalah istri konglomerat.Walau penampilan Ocean tampak dingin, tetap saja aura dirinya mampu mengintimidasi lawan bicara. "Maaf, aku tak tahu kalau Aurora punya suami. Dia sama sekali tidak pernah membahas tentang itu."Tanpa berkata apa-apa, Ocean mengeluarkan semua bukti. "Empat pekerjamu mengeroyok istriku. Seperti ini kondisinya sekarang."Joshua gusar bukan main. Apalagi melihat foto yang diam-diam diambil Ocean ketika pertama kali tiba di ruang pasien itu. "Ini ... astaga! Berengsek sekali.""Ya. Semua hanya karena kau memperlakukan istriku secara berlebihan di mata orang lain. Katakan, berapa yang harus aku bayar?" Kesombongan begitu kuat terpancar dari Ocean.Joshua tersenyum tipis. Lelaki di hadapan ini bukan sedang menantang harga dirinya sebagai atasan Ivy. Lelaki ini hanya sedang berusaha melindungi istrinya. "Tidak ada. Aku ikhlas melakukan hal itu. Dia adalah stafku yang berdedikasi tinggi."O

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Dia Datang

    Masih dalam kondisi gemetaran, Ivy menekan tombol pemanggil suster. Tak lama kemudian, suster datang. "Ibu sudah siuman? Bagaimana? Apa yang Ibu rasakan?""Bayiku bagaimana?" Ivy tidak mencemaskan keadaannya. Masih ada yang jauh lebih penting."Bayi Ibu baik-baik saja. Luka lebam juga sudah diobati. Bukti visum juga sudah ada." Suster itu menatap iba. Paramedis yang menangani, mengira kalau Ivy menjadi korban perampokan."Boleh tolong ketikkan alamat lengkap rumah sakit ini? Keluargaku ingin berkunjung." Ivy menyodorkan ponsel berisi aplikasi pesan langsung ke nomor Charlotte."Oh, tentu saja boleh. Sebentar." Dengan sigap, suster membantu apa yang Ivy inginkan, lalu mengembalikan ponsel. "Terima kasih banyak, Suster. Maaf, di mana orang yang menolongku?""Beliau sudah pergi. Tapi dia meninggalkan nomor telepon. Nanti akan aku tanya di pihak resepsionis.""Baik. Sekali lagi terima kasih, Suster." Ivy mencoba tersenyum.Rahangnya masih terasa sakit. Pun lehernya agak nyeri. Cekikan di

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Dikeroyok

    Biasanya, Ivy selalu tersenyum ketika berpapasan dengan para pekerja di restoran itu. Namun, sejak kejadian dengan beberapa waiters dipecat sepihak oleh Joshua, lebih banyak yang melengos atau pura-pura tidak melihatnya.Ivy hanya bisa mengelus dada. Bersikap sabar ada semua cobaan yang sedang di jalaninya. Isi tahu ada janin yang harus ditanggung secara mental dan fisik. Sepulang kerja, Ivy menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu gerai salad. Lidahnya tiba-tiba menginginkan makanan itu. Ivy sampai membawa pulang satu pack salad untuk dimakan di apartemen.Karena lokasi gerai salad itu dekat dengan taman, Ivy menyempatkan diri untuk menikmati senja. Dia duduk di bangku taman yang kosong. Sembari menatap keindahan semesta, Ivy mengelus lembut perutnya. "Bayiku, sedang apa di sana? Kau suka dengan rasa salad yang tadi Mama makan?"Sesekali Ivy tersenyum. Di bayangannya, ada anak yang terlahir dari rahimnya lagi. Dia bisa melupakan kerinduan kepada Lake yang sampai sekarang pun

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Pengakuan Joshua

    Ivy tak bisa lagi bersikap seperti biasa ke Joshua. Pun lelaki itu seperti sengaja menjaga jarak. Ivy berusaha bekerja sangat profesional. Jika harus bersinggungan dengan Joshua, Ivy memasang sikap sangat formal. Hal itu membuat Joshua berang. Sepulang dari memeriksa laporan cabang-cabang restoran, Joshua sengaja mampir ke unit apartemennya. Walau sudah hafal luar kepala passcode, tetap saja Joshua harus menekan bel. Demi kesopanan, pikirnya. Ivy muncul dengan tampilan gaun tidur bermotif bunga dengan panjang selutut. "Ah, ternyata Anda. Maaf kalau aku sudah bersiap untuk tidur."Joshua tersenyum canggung. "Ada hal yang mengganggu pikiranku. Jadi aku putuskan untuk mampir.""Oh, begitu? Silahkan masuk. Toh ini unit milik Anda sendiri." Ivy membukakan pintu selebar mungkin.Joshua masuk dan mencium aroma teh. "Kau menyeduh teh?""Ya. Agar pikiranku bisa lebih rileks. Mau aku buatkan juga?""Sepertinya masih ada stok kopi di lemari. Aku akan membuatnya sendiri." Joshua berjalan cepat

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Pemecatan

    Joshua menempatkan diri sebagai lelaki yang siaga. Bukan hanya membantu Ivy berbenah, tetapi juga membawakan barang-barang itu ke apartemen. Sedikit banyak, hati Joshua iba melihat apa yang Ivy bawa. Sangat sedikit jika dibandingkan dengan selayaknya orang pindah rumah. Pun sejak saat itu, kedekatan di antara keduanya terus terjalin. Membuat Ivy merasa begitu banyak berhutang budi. Semuanya mulai tampak berbeda. Saat Ivy berada di dalam salah satu bilik toilet, ada suara dari luar. "Kau tau kalau sekarang dia sudah tinggal bersama pemilik restoran ini.""Dia?" "Ya. Si Aurora. Apa mungkin bayi dalam kandungannya itu pun anaknya Tuan Joshua?"Ivy yang tadinya hendak keluar dari bilik toilet, langsung mematung. Rumor itu sangat oimengerikan. Tuduhan menyakitkan hati yang terkesan kalau Ivy adalah perempuan murahan. "Hush! Jangan menebar gosip. Kalau ternyata bukan, itu akan menjadi bumerang bagi mulutmu sendiri."Ivy tak bisa mengenali siapa saja yang ada di luar bilik toilet. Hanya

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Unit Apartemen

    Sembari terisak-isak Ivy bercerita. Di seberang percakapan, Charlotte pun ikut menangis. "Katakan, apa yang harus aku lakukan?" tanya Charlotte di antara derai air mata."Tidak ada. Tolong rahasiakan keberadaanku. Juga nomor ponsel baru ini." Ivy sudah merasa jauh lebih baik setelah bercerita pada sahabatnya."Tapi, Sayang, dia berhak tau dan kau kejar pertanggung jawaban." Charlotte masih berusaha melunakkan hati Ivy."Biarlah. Aku hanya ingin hidup berdua dengan bayi ini." Ivy menyeka air mata. "Maafkan karena aku mengganggu tidurmu.""Hei, apa kau tau kalau belakangan ini aku jarang bisa tidur dengan nyenyak, hah? Aku terus teringat dan merindukanmu." Charlotte masih sempat mengomeli Ivy.Sungguh, Ivy merasa terharu. Disadarinya rasa rindu itu utuh untuk gadis cerewet yang dapat dibayangkan bagaimana raut wajahnya saat ini. "Aku rindu. Aku tak bersemangat kuliah karena kau tak ada. Apa kau tak ingin mencicipi cheese pizza di kantin kampus?" Air liur Ivy muncul membayangkan keju

DMCA.com Protection Status