Beranda / Romansa / Anak Kembar Sang Presdir / Ada Apa Dengan Stef?

Share

Ada Apa Dengan Stef?

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-16 18:42:42

Renata berjalan di koridor rumah sakit sambil menenteng plastik berisi makanan yang baru saja dibelinya. Saat baru saja akan sampai di ruang inap Evan, dia menyipitkan mata melihat seorang pria sedang mengintai di depan pintu.

Renata pun mendekat, hingga langsung melontarkan pertanyaan yang membuat pria itu terkejut.

“Apa yang Anda lakukan di sini?” tanya Renata mengulang pertanyaan, sebab pria itu tidak menjawab.

“Oh, saya sedang mencari kamar inap milik kakak saya, namanya Herman. Apa benar ini kamarnya?” tanya pria itu asal-asalan karena takut ketahuan.

Renata membentuk huruf O dengan bibir, sebelum kemudian menjawab, “Bukan, ini kamar inap suami saya dan dia bukan bernama Herman.”

Pria suruhan Damar itu mengangguk-anggukan kepala, lantas pergi dan berpura-pura mengecek kamar lain.

Renata masih memperhatikan pria itu, hingga saat sudah jauh, dia pun masuk ke kamar.

Evan melihat istrinya datang, lantas melontarkan pertanyaan.

“Kamu bicara dengan siapa? Aku mendengarmu bicara dengan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
vieta_novie
hayooo...stef naksir ya ma mely...wkwkwkwk....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Anak Kembar Sang Presdir    Mengambil Keputusan

    Siang itu, Veronica ke rumah sakit untuk menjenguk Evan, sekalian untuk mendengarkan polisi yang akan menyampaikan soal perkembangan kasus kecelakaan yang menimpa Evan dan Renata.“Jadi hasil penyelidikannya sudah keluar?” tanya Renata ke Veronica.“Ya, dan polisi akan ke sini langsung untuk menyampaikannya,” jawab Veronica.Renata mengangguk paham, lantas menatap Veronica yang terlihat tenang.“Oma, baik-baik saja?” tanya Renata yang cemas.Bagaimanapun Veronica pasti mengalami tekanan batin atas kelakuan Kevin. Meski Veronica terus berkata baik-baik saja, tapi Renata yakin jika Veronica sebenarnya memendam kesedihan sendirian.“Tentu saja baik, kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanya Veronica menatap Renata.“Hanya ingin memastikan,” jawab Renata sambil tersenyum. “Jika benar Paman yang melakukannya, apa Oma tidak masalah kalau Paman sampai dipenjara?”Veronica mengembuskan napas pelan, lantas menatap Renata yang terlihat cemas.“Jika memang itu harus. Oma tidak akan mencegah atau

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-17
  • Anak Kembar Sang Presdir    Istri Idaman

    Renata dan Evan pulang ke rumah. Saat akan turun dari mobil, Evan dibantu sopir dan penjaga kebun, sebab belum bisa berjalan dan harus menggunakan tongkat.“Awas kepalamu,” ucap Renata sambil meletakkan telapak tangan di atas kepala Evan, agar tidak membentur tepian mobil.Evan berjalan dengan tongkat. Renata di samping kanan membantu berjalan, sedangkan sopir di sisi kiri berjaga-jaga jika Evan berjalan dengan tidak seimbang.Saat baru saja masuk rumah, Renata dan Evan melihat anak laki-laki sedang bermain di ruang keluarga bersama seorang wanita yang tak lain Zahra.“Siang, Nona.” Zahra tampaknya sudah tahu siapa Renata. Dia berdiri dan langsung menyapa Renata.“Siang,” balas Renata sopan.Renata mengalihkan tatapan ke Adam yang sedang bermain mobil.“Itu anak Sandra?” tanya Renata yang enggan menyebut sebagai anak Kevin.Zahra mengangguk menjawab pertanyaan Renata.“Dia tampan,” ucap Renata, “semoga nanti jika besar tidak seperti ayahnya,” imbuhnya kemudian yang memang kecewa denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-17
  • Anak Kembar Sang Presdir    Masalah Bertubi

    Margaret masuk kamar setelah memastikan anak-anak tidur. Saat baru saja masuk, dia melihat Edward yang belum tidur dan masih memandang tablet pintar yang dipegang.“Kenapa Papa belum tidur?” tanya Margaret sambil naik ke ranjang.Edward langsung mengunci layar tablet itu saat Margaret hendak melihat.“Kenapa langsung dikunci. Papa sedang lihat apa?” tanya Margaret dengan rasa penasaran dan curiga.“Bukan apa-apa,” jawab Edward sambil ingin mengembalikan tablet pintar ke nakas, tapi langsung dicegah Margaret.Margaret mengambil paksa tablet itu, membuat Edward panik.“Aku penasaran, apa yang sebenarnya sedang Papa lakukan?” Margaret membuka tablet pintar itu, hendak mengecek apa yang sebenarnya tadi dilihat suaminya.Edward terlihat cemas, tapi tidak bisa mengelak.Margaret pun akhirnya menyapukan jari di layar tablet pintar, hingga melihat grafik saham di tablet suaminya.“Apa ini?” Margaret terkejut saat melihat harga saham perusahaan Evan anjlok.Edward menggosok kening karena akhir

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Anak Kembar Sang Presdir    Fakta Mencengangkan

    Sesaat sebelumnya. Kevin mengendap maksud ke rumah dengan cara memanjat dinding pagar sebelah sisi kanan rumah, sehingga satpam tidak melihatnya.Dia nekat menerobos masuk rumah, apalagi Kevin memiki kunci cadangan setiap pintu yang ada di rumah. Dia masuk melalui dapur, sebab tahu jika tidak ada akan pembantu yang masih terjaga di jam segitu.Kevin berjalan perlahan di gelapnya malam, mengawasi sekitar untuk memastikan apakah ada yang melihatnya, begitu memastikan semua aman. Kevin pun berjalan cepat masuk kamar Veronica.Kevin berjalan menuju ranjang, hingga terkejut melihat Adam di sana.“Adam.” Tanpa sadar Kevin menyebut nama bocah itu.Veronica terbangun mendengar suara seseorang, hingga membalikkan badan dan terkejut melihat Kevin di kamar.“Kamu menyusup ke sini?” tanya Veronica terlihat tenang, meski ada sedikit rasa takut karena melihat tatapan tajam Kevin.“Menyusup? Ini rumahku juga, bagaimana bisa Mama menuduhku menyusup?” Kevin menyeringai sambil menatap Veronica.Veronic

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Punya Hati

    Kevin benar-benar tidak percaya dengan apa yang dikatakan Veronica, hingga tubuhnya terasa lemas, tapi sedetik kemudian emosi kembali membuncah.“Itu semua bohong! Kamu mengatakan itu hanya untuk menghancurkanku! Kamu memang ingin membuangku!” Kevin tidak bisa menerima kenyataan jika apa yang dikatakan oleh Veronica memang benar.Kevin hendak menyerang kembali Veronica dan Renata. Baginya semua pengakuan Veronica hanya sebuah ucapan untuk membuat hatinya melemah.Evan meraih tongkatnya, lantas memukulkan ke kaki Kevin yang hendak menyerang Renata dan Veronica.Kevin mengerang kesakitan, emosi semakin meluap melihat Evan masih saja melakukan perlawanan. Dia hendak kembali menghajar Evan, tapi tentu saja Renata tidak akan membiarkan.Renata mengambil bingkai vas bunga di meja, lantas menghantam kepala Kevin dengan benda itu.Tepat setelah Renata memukul kepala Kevin, satpam dan sopir datang karena mendengar keributan. Kedua pria itu langsung meringkus Kevin.“Lepaskan aku! Aku harus mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • Anak Kembar Sang Presdir    Masa Yang Sudah Berlalu

    Beberapa puluh tahun lalu. Veronica masih terlihat sangat muda dan tampak segar dengan kulit wajah yang sangat halus. Dia duduk di kursi samping kemudi, sesekali menoleh ke sang suami juga putranya—Kenzi yang duduk di belakang.“Mama, kita mau ke mana?” tanya Kenzi yang saat itu berumur dua belas tahun.Veronica menoleh ke belakang, menatap Kenzi dengan seulas senyum dan menjawab, “Bukankah Kenzi ingin adik?”Kenzi terlihat sumringah saat mendengar jawaban Veronica.“Kita mau nyari adik?” tanya Kenzi penuh semangat.Veronica mengalami komplikasi saat melahirkan Kenzi, sehingga membuatnya kini tidak bisa hamil lagi.Kenzi sendiri terus merengek ingin seorang adik seperti teman-temannya. Veronica sebenarnya tidak ingin, tapi karena Kenzi sampai demam akibat keinginannya tidak terpenuhi, membuat Veronica dan James tidak memiliki pilihan selain mengadopsi anak.Kenzi sangat senang, sebagai anak tunggal yang sangat penurut dan patuh kepada orang tuanya, membuat Kenzi pada akhirnya mendapat

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • Anak Kembar Sang Presdir    Rasanya Horor

    “Dia menyayangi melebihi nyawanya sendiri. Bahkan sebelum kecelakaan itu terjadi, Kenzi berkata ingin memberikan beberapa saham miliknya untukmu, agar kamu bisa mendapatkan posisi yang tinggi di perusahaan. Namun sayangnya, keserakahanmu membawa petaka untuk dirimu sendiri.” Veronica bicara sambil berdiri dari duduk.Kevin diam tanpa suara, banyak suara-suara yang kini berbisik di hati dan pikirannya, setelah mendengar semua cerita Veronica.“Sekarang. Kamu harus menebus semua perbuatanmu. Terima hukumanmu, renungi semua perbuatan yang sudah kamu lakukan,” ucap Veronica lantas memilih pergi, tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan Kevin, atau dia akan berubah pikiran.Kevin tertunduk, memandang kedua tangan yang diikat. Hingga sedetik kemudian, sebulir kristal bening luruh dari kelopak mata, mengiringi sebuah penyesalan mendalam atas ketidaktahuan serta semua perbuatannya.Polisi datang untuk membawa Kevin. Pria itu tidak memberontak atau melawan, pasrah karena kini sudah mengakui

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Anak Kembar Sang Presdir    Hanya Penyesalan

    Veronica baru saja bangun, setelah semua kerjadian yang terjadi semalam. Saat baru saja membuka pintu kamar, dia sudah disuguhi pemandangan yang cukup membuat perasaannya tenang.Veronica melihat Adam yang sedang bermain di lantai sendirian, memainkan mobil-mobilan kesukaannya dengan ceria dan penuh kebahagiaan.Veronica pun mendekat, lantas berdiri di dekat Adam. Semalam Veronica tidak sempat menanyakan atau melihat kondisi Adam yang sempat menangis terus menerus. Dia terlalu lelah dengan semua beban dan masalah yang terjadi akhir-akhir ini.“Kamu main sendiri? Di mana Bibi Zahra?” tanya Veronica ke Adam.Adam menoleh dan melebarkan senyum saat melihat Veronica. Bocah itu lantas menunjuk ke dapur, menjawab pertanyaan Veronica hanya dengan tunjukan jarinya.“Bibi Zahra di dapur?” tanya Veronica lagi.Adam mengangguk menjawab pertanyaan Veronica, lantas kembali bermain dengan tenang, melupakan kejadian semalam di mana dia sempat melihat sebuah kekerasan.Veronica masih berdiri memandan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20

Bab terbaru

  • Anak Kembar Sang Presdir    ~Akhir~

    Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Kasih melahirkan dengan cara cesar. Kini Kasih sudah dipindah ke ruang inap, tapi bayinya masih dalam pemantauan dokter di ruangan khusus perawatan bayi. “Syukurlah semua berjalan dengan lancar,” ucap Liliana penuh kelegaan melihat Kasih baik-baik saja. “Kita akhirnya punya cucu.” Jefrine merangkul istrinya, terlihat tatapan penuh kebahagiaan di mata pria itu. Dean melihat tatapan berbeda dari sang papa ke sang mama. Tatapan yang dianggapnya sudah lenyap sejak bertahun-tahun lamanya. “Kamu sudah menghubungi ibunya Kasih?” tanya Liliana yang ingat ke besannya itu. “Sudah, Ma. Ibu bilang akan datang secepatnya naik kereta, jadi butuh waktu ke sini,” jawab Dean. “Iya ga papa, terpenting kamu sudah mengabarinya,” ujar Liliana. Renata dan Evan senang melihat kebahagiaan Dean. Akhirnya bisa melihat pria itu bisa tersenyum penuh kelegaan dan bahagia. “Kami pulang dulu, kalau nanti Kak Kasih bangun dan tanya, katakan kami akan datang besok,” ujar R

  • Anak Kembar Sang Presdir    Makan Malam Menegangkan

    “Benarkah? Ini berita yang sangat bagus.”Renata begitu senang mendengar Kasih dan Dean akhirnya berbaikan dengan Jefrine.Malam itu Kasih dan Dean mengajak makan malam Evan juga Renata, tentu saja untuk merayakan kebahagiaan keduanya yang kini sudah berbaikan dengan orang tua Dean.“Ya, kami pun tak menyangka. Kupikir bertemu dengan Papa akan membuat kami kembali bertengkar hebat. Namun, siapa sangka jika kemarin malam adalah malam yang benar-benar di luar dugaanku,” ujar Dean menjelaskan.Renata paham maksud Dean, hingga kemudian membalas, “Terkadang kita terlalu takut akan pemikiran kita sendiri. Kita merasa jika orang yang membenci kita, benar-benar akan terus membenci kita selamanya. Tapi siapa sangka jika ketakutan itu tidak benar, nyatanya papamu mau meminta maaf dulu.”“Benar, sama seperti Mama saat dulu tak suka Renata. Tiba-tiba saja datang dan meminta maaf, lalu menerima hubungan kami. Bukankah terkadang kita yang terlalu takut untuk memperbaiki kesalahan, hingga menunggu o

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story

    Dean dan yang lain terkejut saat melihat siapa yang kini berdiri memandang mereka, bahkan Liliana langsung berdiri karena panik.Dean langsung memalingkan wajah, seolah tak sudi melihat pria yang kini berdiri memandang dirinya.Kasih sendiri mengalihkan pandangan ke Dean, melihat suaminya yang terlihat tidak senang dan tidak nyaman.“Kamu sudah pulang. Kupikir kamu akan pulang minggu depan,” ujar Liliana dengan wajah panik.Jefrine—ayah Dean, menatap istrinya yang sudah berdiri dengan sikap kebingungan.“Mumpung kamu di sini, ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ujar Jefrine sambil menatap Dean.Kasih langsung memandang suaminya, terlihat jelas jika Dean benar-benar tertekan.Jefrine menunggu Dean bicara, hingga sekilas melirik ke Kasih.“Hanya sebentar,” ucap pria itu kemudian.Dean menghela napas kasar, hingga akhirnya berdiri lantas memandang ke arah Jefrine.“Aku juga merasa perlu menyelesaikan sesuatu denganmu,” ucap Dean yang tak mau bersikap sopan ke pria yang dianggapnya buru

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story : Kasih-Dean

    Dean akhirnya setuju pergi makan malam ke rumah orang tuanya. Dia dan Kasih kini berada di mobil menuju rumah Liliana.Kasih menoleh Dean, melihat suaminya terlihat serius menyetir. Sebelumnya Dean tidak memberi keputusan apakah mau datang makan malam di rumah orang tuanya, tapi tiba-tiba saja sore ini Dean meminta Kasih bersiap.“De, kamu tidak apa-apa, kan? Kalau memang masih tidak bisa, kita tidak usah datang. Mama juga pasti maklum kalau dijelaskan,” ujar Kasih yang tidak tega memaksa suaminya pulang.Kasih tahu bagaimana suaminya itu berjuang melawan sang papa. Dia sendiri tidak pernah menyalahkan sikap Dean yang membenci ayahnya, semua tak terlepas dari perbuatan ayah Dean di masa lalu, yang membuat Dean memilih membenci sang ayah.Deon menoleh Kasih, melihat istrinya itu terlihat cemas.“Aku tidak apa-apa. Sejak kita menikah, aku juga belum pernah melihat Mama. Ya, aku sadar jika membenci Papa, tapi Mama tidak salah sama sekali, jadi kupikir tidak ada salahnya berkunjung, selam

  • Anak Kembar Sang Presdir    Melayani Renata Bergosip

    “Kamu benar-benar tidak apa, kan? Bagaimana calon bayi kita? Dia tidak kaget, kan?”Dean sangat mencemaskan kondisi Kasih. Bahkan kembali memastikan saat sudah sampai apartemen.“Aku baik-baik saja, De. Serius.” Kasih mencoba meyakinkan jika dirinya baik-baik saja.Dean memandang Kasih. Dia sedih karena sang istri mendapat perlakukan tidak baik berulang kali.“Apa kita pindah saja. Kita ke tempat Ibu saja,” ujar Dean. Dia tidak bisa terus menerus panik karena istrinya beberapa kali hampir celaka.Kasih terkejut mendengar ucapan Dean. Jarak rumah ibu Kasih dan kota tempat mereka tinggal cukup jauh. Kasih tidak tega jika Dean harus bolak-balik menempuh jarak yang jauh.“Tidak apa, De. Aku janji akan hati-hati lagi. Lagian aku kalau pergi pasti bersama Renata, jadi ada yang melindungiku. Tadi saja memang mengalami kejadian tak terduga, tapi serius aku baik-baik saja,” balas Kasih mencoba meyakinkan.Dean menatap sendu. Dia sibuk bekerja sampai tidak bisa menemani istrinya pergi atau seka

  • Anak Kembar Sang Presdir    Balasan untuk Kanaya

    Dean berjalan cepat menuju ke ruang guru begitu sampai di sekolah Dhira dan Dharu. Renata memang menghubungi Dean, agar pria itu bisa melindungi Kasih, serta tahu apa yang dilakukan Kanaya ke Kasih.Dean masuk ke ruang guru, lantas secepat kilat menghampiri Kasih yang duduk dengan ekspresi wajah terkejut menatapnya.“Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Dean yang sangat panik. Dia mengecek tubuh sang istri apakah ada luka.“Aku baik-baik saja, De.” Kasih mencoba menenangkan istrinya.Kanaya terkejut melihat Dean di sana. Dia tidak pernah tahu jika Dean menikah dengan Kasih, karena pernikahan keduanya dilakukan secara tertutup dan hanya orang tertentu saja yang diundang.Renata melihat wajah panik Kanaya, lantas memberi isyarat ke Dean untuk menoleh ke pelaku yang mencoba menabrak Kasih.Dean menoleh ke Kanaya, tatapan tidak senang tersirat jelas dari sorot mata pria itu saat melihat Kanaya.Hingga beberapa saat kemudian, seorang pria masuk ke ruang guru, membuat semua ora

  • Anak Kembar Sang Presdir    Membalas

    Renata benar-benar geram melihat siapa yang keluar dari mobil. Sungguh tak paham dengan pemikiran seperti manusia itu.“Matamu sudah buta, hah! Ini lingkungan sekolah, bukan area balapan yang bisa kamu jadikan tempat ajang ugal-ugalan!”Renata mengamuk, membuat banyak orang akhirnya kini memperhatikan dirinya.Kasih mendekat lantas mencoba menarik Renata agar tidak terlibat masalah.“Sudah, Re. Aku juga baik-baik saja, tidak apa.” Kasih mencoba menjauhkan Renata.“Tidak bisa, Kak. Dia sengaja melakukannya!” Renata tetap saja tidak terima.Kanaya tersenyum miring melihat Renata marah, lantas melirik ke Kasih yang mencoba mengajak pergi Renata.“Tolong! Apa anaknya sekolah di sini? Apakah begini adab di dalam sekolah!” Renata berteriak keras, meminta pendapat para orang tua di sana.“Jika manusia seperti ini, berkeliaran dan ugal-ugalan di area sekolah, kemudian menabrak salah satu dari anak kalian, apa kalian akan terima?” Renata menatap satu persatu orang tua yang ada di sana.Para or

  • Anak Kembar Sang Presdir    Takut Pulang

    “Maaf ya, Re. Aku sekarang jadi sering merepotkanmu.” Kasih menatap tak enak hati karena terus meminta bantuan Renata untuk menemaninya.“Tidak apa. Seperti kayak siapa saja. Dulu aku sering sekali merepotkan Kakak, sekarang anggap saja aku sedang membalasnya,” balas Renata tidak masalah jika sering menemani Kasih.Kasih terharu mendengar balasan Renata, lantas merangkul tangan ibu tiga anak itu untuk jalan.“Kamu tidak dimarahi Bibi karena sering meninggalkan Aldric, kan?” tanya Kasih sambil berjalan.Kasih ingin jalan-jalan karena bosan di apartemen, tapi tidak berani pergi sendiri, sehingga mengajak Renata.“Bukan marah, yang ada Mama malah senang karena Aldric aku tinggalkan sama Mama. Katanya kalau aku di rumah, Aldric akan banyak bersamaku,” jawab Renata diakhiri tawa kecil.Kasih ikut tertawa mendengar jawaban Renata.“Oh ya, tapi nanti siang aku jemput anak-anak sekalian ga apa-apa, kan?” tanya Renata kemudian.“Tentu saja, aku malah senang bisa ikut menjemput mereka,” balas K

  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Banjir?

    “Tampaknya Kasih hanya dekat denganmu di sini.” Renata menoleh ketika mendengar Margaret bicara. Dia melihat mertuanya itu berjalan masuk kamar menghampiri dirinya. “Iya, Ma. Karena kata Evan, Kak Kasih memang tidak memiliki teman di sini,” ujar Renata menjelaskan. Renata sedang menyusui Aldric, lantas menatap Margaret yang duduk di tepian ranjang memperhatikan dirinya. “Hm … ya, Mama jadi ingat saat pertama kali melihatnya. Dia pendiam bahkan mama lihat tidak pernah bergaul dengan mahasiswa lain,” ujar Margaret karena memang dulu pernah menyelidiki siapa Kasih, sebab Evan berkata menyukainya. Margaret tiba-tiba menatap Renata dengan cepat, hingga kemudian kembali berkata, “Kamu jangan salah paham. Mama bicara begini bukan apa-apa, hanya ingin bicara sesuatu yang mama tahu.” Renata tertawa kecil melihat mertuanya salah tingkah. Dia pun kemudian membalas, “Tenang saja, Ma. Baik aku atau Evan, sama-sama sudah menganggap itu masa lalu. Lagi pula hubungan kami baik, jadi Mama jangan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status