Share

Bab 14 #Batal Lagi

Penulis: Teeyas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 14

"Kata Mama...." ucap balita kriwil itu tidak meneruskan kalimatnya, sambil menikmati es krem.

"Kata Mama apa, Far?" desak Mas Irfan.

Bocah mengemaskan itu menjulurkan lidah, menyapu disekitar mulut yang kena es krem, mata bulatnya kekanan kekiri.

Aku ikut tegang, sudah siap memakai jaket, helm, masker, karena akan diajak makan bakmi oleh Mas Irfan.

"Baca aja sendiri di hapenya, tante," jelasnya

Duh, menggemaskan, alias menjengkelkan, aku buru-buru mengambil gawai, ingin membaca sendiri apa chat dari Mbak Nung.

"Tan!' teriaknya, sambil jari-jarinya dimasukkan satu persatu ke mulutnya. Bikin mules itu anak.

"Kata Mama, Om Irfan suruh jemput. Mama gak jadi lembur," jelasnya setelah mencuci tangan di wastafel.

Kuurungkan membuka chat dari Mbak Nung, karena sudah dijelaskan oleh putrinya sendiri. Jelas, akurat dan bukan hoak.

Mas Irfan menatapku, aku sengaja membuang muka, kesal sekali. Seharusnya aku sudah bisa pesan bakmi godhog bersamanya, tetapi, ya sudahlah.

"Yang, maaf, ya. M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ma E
Dela kasian sekali diacuhkan ma suami di buli ma mertua...tapi ko Kaka ipar disayang....ih lebay
goodnovel comment avatar
Januar
siapaa diaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 15 # Quality time bersama Diana

    Bab 15Ada rasa bersalah kalau mengingat nama itu. Laki-laki asal Lombok, yang kugantung cintanya karena tidak mendapat restu dari kedua orang tuaku."Bapak dan ibuk tidak setuju, titik!" kata Bapak tegas ketika aku memperkenalkan Andre Sagara sebagai kekasihku"Apa alasannya, Pak, Bu?" tanyaku dengan uraian air mata, setelah Andre pulang. Bapak dan Ibuk hanya menunduk dengan kening berkerut. Aku tidak tega melihat orang tuaku sedih. Namun, aku juga ingin cintaku bersama Andre direstui."Aku ingin alasannya masuk akal, bukan mengada-ada," imbuhku, sambil menyusuti air mata yang kian deras."Dia orang luar jawa, Nduk. Jauh sekali asalnya," tegas Bapak, membuat aku tersikap, tangisku semakin menjadi. "Hanya itu? Hal yang sepele, Pak," bisikku diantara tangis."Kamu anak Bapak satu-satunya," jawabnya tegas."Bapak dan Ibu tidak mau kehilanganmu, Nduk" rintih Ibu sambil mengelus kepalaku."Bapak, Ibukmu sudah semakin tua, kalau kamu diboyong ke tempat asal Andre, kami akan kehilangan

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 16 #Bubur untuk ibu

    Bab 16Entah kenapa tiba-tiba aku ingin sarapan bubur, tentu saja bikin sendiri. Kalau beli kadang rasanya kurang nendang, Mas Irfan sering protes, kurang gurihlah, kurang ini, itu, banyak sekali komentarnya.Mas Irfan ingin aku masak sendiri, katanya lebih enak, Kebetulan aku masih mempunyai sayur krecek, pas sekali kalau dipadukan dengan bubur buatanku.Aku sudah terbiasa berada di dapur, sejak remaja aku sering membantu ibu masak di dapur. Ibu selalu mengajariku cara mengolah masakan yang enak, dan memadu padankan antara sayur dan lauk supaya cocok."Bumbunya harus berani, Nduk," begitu pesannya."Gih, Buk,""Nanti tinggal ngepaskan, antara gurih, manis dan pedas bagi yang suka cabe," imbuhnya.Aku terapkan ilmu memasak dari ibu, hasilnya tidak mengecewakan. Mas Irfan selalu memuji masakanku. Katanya sejak menikah denganku selera makannya bertambah, walaupun berat badannya tidak ikut naik.Itu yang membuat ibu mertua mencibir dan tidak percaya kalau aku bisa masak. Sudah dijelaska

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 17 #Ketika Rindu dengan Ayah dan Ibu

    bab 17Bab 17Aku buru-buru keluar mencari keberadaan Mbok Rah di dapur, namun tidak ada. Kuayun langkahku menuju depan, tidak ada. Ternyata Mbok Rah sedang menyapu di dalam warung."Sini, aku yang nyapu aja, Mbok Rah dipanggil Ibu," seruku."Gak boleh, biar Mbok Rah selesaikan dulu," elaknya."Cepetan, ibu menunggu Mbok Rah," ucapku tidak sabar."Mbok Rah harus menyelesaikan menyapu dulu sampai selesai," jawabnya kekeh."Emang kenapa gak boleh aku terusin?" tanyaku heran."Orang jawa bilang, itu tidak baik kalau nyapu belum selesai kok diteruskan orang lain." jelas Mbok Rah."Kok gitu, Mbok?" aku penasaran.""Iya, Neng. Kata simbah zaman dulu, ada yang mengganggu rumah tangga kita, merebut suami kita, merusak rumah tangga kita. Kalau zaman sekarang istilahnya ada pelakor yang ingin meneruskan suami kita," jelas Mbok Rah sambil mulutnya manyun."Oh, ya udah," aku menyerah, supaya Mbok Rah segera menemui ibu, kalau aku tanggapi sampai siang juga belum selesai. Aku terkekeh sendiri."A

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 18 #Link Pekerjaan Yang Menyesatkan

    Bsb 18Diana mengirim link, ketika kubuka, Netraku langsung membulat, kulihat nama perusahaanya PT. A.Sagara Indonesia, aku tahu itu perusahaan milik Andre yang berada di Lombok dan Bali.Perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor buka cabang di Yogjakarta. Membutuhkan beberapa karyawan, diantaranya marketing dan seketaris."Oh, no. Aku tidak mau terjebak dengan kisah cinta yang lama, lebih baik aku menjadi karyawan di toko ibu mertua," aku langsung menghubungi Diana lewat ponsel. Terdengar suara Diana terbahak-bahak, "Sudah gila kamu, Di," protesku."Del, dicoba aja, apa salahnya, sih," desak Diana."Ogah, bisa-bisanya kamu,ya," hardikku."Andre sudah punya istri, tau? Punya anak juga. Gak mungkin cintanya bersemi lagi," jelas Diana sambil masih terkekeh."Teganya kamu! Apa gak kasihan sama Mas Irfan, kalau aku yang jatuh cinta lagi padanya. Akan kutuntut kamu, ya" omelku panjang lebar."Ampun, ampun Del, percaya deh, kamu sangat cinta sama Mas Irfan. Kamu istri yang setia!" ledek

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 19 #Mbak Nung jatuh di kamar mandi

    bab 19 Ketika kugeser layarnya terdengar suara anak kecil menangis sambil berteriak."Tanteeee, tolong Mama,"Aku langsung teriak memanghl Mas Irfan yang ada dibelakang."Mama kenapa, Far?" sahutku."Mama jatuh di kamar mandi, Tan," suara terbata-bata, sambil masih menangis."Jatuh dimana? Diam dulu jangan menangis, Tante tidak dengar," teriakku."Di kamar mandi kantor Mama," suara Fara tersendat diantara tangisnya."Ada orang gak disitu? Coba minta tolong ke Pak Satpam atau siapa, suruh panggilkan ambulans," aku sendiri panik, sambil melihat belakang, berharap Mas Irfan segera muncul."Halo, Fara, sudah ketemu Pak Satpam belum?",? ulangku, jantungku berdegup kencang, Tiba-tiba telepon sudah mati."Haloo..halooo, Fara...far...Mas Irfan!" tetiakku kencang.Bersamaan dengan itu, Mas Irfan muncul dari belakang, pintu terobosan kerumah ibu juga dibuka dengan paksa, ibu dan Mbok Rah tergopoh-gopoh mendatangaiku."Ada apa teriak-teriak! Bikin panik orang!" bentak ibu mertuaku."Yang, ada

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 20 #Darah Mas Irfan mengalir ditubuh Mbak Nung

    Bab 20"Panggilan untuk suami Nyonya Nungky Kusumawati" ulangnya.Hening, tidak ada yang beringsut. Suara bisik-bisik terdengar dimana-mana, mencari keberadaan suami nyonya Nungky sambil menoleh kekanan dan kekiri."Fan, kamu maju," bisik ibu mertua, tanganya mendorong, supaya Mas Irfan maju.Mas Irfan bergeming, karena memang bukan suaminya Mbak Nung. Ibu mertua mendekatkan bibir ke telinga anak bungsunya."Ngakuuu aja kenapa, sih," bisiknya dengan nada jengkel, penuh penekanan. Mas Irfan kelihatan salah tingkah."Keluarga dari Nyonya Nungky!" suara petugas itu lagi dengan lebih lantang.Mas Irfan dan ibu berdiri, aku mengikutinya. Kami jalan beriringan. Ada suara huuuuu, menyoraki. Kami bertiga mendekat dan mengikuti petugas yang tadi memanggil. Sampai di ruang bersalin, petugas menyuruh kami untuk menunggu di luar, tidak boleh masuk semua."Maaf, hanya suaminya yang boleh masuk," katanya."Ya, ini suaminya," tegas ibu mertua. Mas Irfan melangkah ragu-ragu. "Cepetan!" ibu mertua

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 21 #Dirumah Bersalin

    Bab 21Tiba-tiba pintu terbuka. Kami semua tengadah melihat petugas berdiri kaku disana. Fara yang tadi tidur ikut terjaga ingin melihat adik bayinya, dia merajuk manja dipangkuan ibu mertua."Suami Nyonya Nungky." Panggil petugas itu.Kali ini Mas Irfan tidak ragu-ragu lagi, tidak menunggu dorongan ibu mertua supaya maju. Namun, dia mantap berdiri tegak, lalu melangkah tegap memasuki ruangan."Selamat! Putra anda sudah lahir, sehat, jenis kelamin laki-laki. Silahkan untuk diadzani," jelasnya."Alhamdulillah" kami semua bersyukur.Anak ke dua mbak Nung sudah lahir, Ibu menangis terharu. Aku juga ikut terharu bercampur bahagia. Apapun yang terjadi perjuangan Mbak Nung sangat berat, melahirkan tanpa didampingi suami. Walaupun akhirnya suamiku yang harus direcoki.Tidak lama kemudian Mas Irfan mengabarkan kalau bayi dan ibunya sudah pindah di kamar inap, sudah boleh dibezuk.Kami menuju kamar Mbak Nung, Fara yang masih mengantuk digendong Mas Irfan. Sampai di dekat pintu, ibu berhenti."

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 22 #Mudik naik kereta api

    Bab 22Suara notifikasi masuk lagi ke gawaiku, netraku tertarik untuk melihat. Hmm, dari Mas Irfan. Bukan hanya netraku, namun jemariku ingin menggeser layar benda pipih. Belum sempat kugeser, pintu depan ada yang mengetuk.Kuseret kaki ke pintu depan. Alhamdulillah penjual gudeg sudah mengantarkan pesananku, sehingga aku tidak perlu repot-repot mengambilnya. Kutata kembali oleh-oleh yang kubawa, karena naik kereta harus lebih praktis, beda kalau bawa mobil sendiri, mau bawa banyak tidak masalah.Tas yang kecil-kecil kipindah menjadi satu di dalam tas yang lebih besar. Aku suka lupa kalau terlalu banyak tas printhilan, pernah ada yang tertinggal soalnya.Kembali kuperiksa satu-persatu, biasanya Mas Irfan ikut cerewet mengingatkanku, kali ini aku harus mengecek sendiri. Disini kadang aku membutuhkan Mas Irfan.Jam menunjukkan pukul 6 lewat sedikit. Aku harus segera berangkat karena takut terlambat. Kuambil gawai untuk pesan taksi online. Masih pagi sehingga langsung nyangkut, tidak h

Bab terbaru

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 96 #Memilih Hidup Sendiri

    Bab 96 Tamat.Di dalam perjalanan menuju kantor, pikiranku mengingat kejadian kemaren, dimana aku dituduh selingkuh setelah Mas Irfan mendapat kiriman foto dari temannya.Foto-foto itu diambil dari status Andre, kemudian dikirim ke Mas Irfan, kemaren kudengar seperti itu, ketika ibunya bertanya.Aku membuang nafas kasar.Emang ada yang salah kalau kita foto-foto? Sesaat keningku berkerut, lalu menyalahkan Andre kenapa juga dia pasang status seperti itu.Aku tidak tahu kenapa Mas irfan tidak cerdas, hanya selembar foto akan dijadikan barang bukti perselingkuhan? Dimana selingkuhnya? Aku mengambil gawai lalu kulihat foto yang dikirim Mas Irfan. Kuamati satu-satu, sampai ku zoom. Di dalam foto posisiku duduk dipinggir, Diana di tengah, sedangkan Andre duduk disebelahnya Diana.Aku tersenyum tipis.Kamu lucu dan aneh, Mas. Dengan mencari-cari alasan yang tidak masuk akal kamu akan segera menceraikanku. Jangan khawatir Mas, sebelum kau cerai aku akan pergi dari kehidupanmu dan ibu, itu ka

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 95. #Difitnah Suami dan Mertua

    Bab 95 Tetap kutahan emosiku, harus sabar dan berlapang dada supaya bisa mendengar ocehan mereka selanjutnya.Tadi malam aku berdoa setelah salat istikaroh, andai aku masih diizinkan bersama Mas Irfan tunjukkan kebaikannya, sebaliknya kalau ada kejelekan dia, aku pasrah kalau harus berpisah.Kupingku kembali kupasang dengan seksama."Beruntung istrimu selingkuh ini kesempatan yang baik untuk segera kau ceraikan!" kata ibu mertua.Deg! Dadaku bergemuruh, ujung mataku langsung menghangat, tega sekali ibu mertua menuduhku seperti itu."Iya, Bu. Aku akan segera mendaftarkan perceraian di Pengadilan." Suara laki-laki halalku.Lututku tiba-tiba lemas, seakan tulang-tulangku lepas dari dagingnya. Dadaku bergemuruh lebih kencang."Bagus! Sehingga istrimu satu, menantu ibu hanya Nungky." Nada suaranya culas.Air mataku langsung mengalir deras dituduh seperti itu oleh ibu mertua, isakan tangisku kutahan."Tega sekali kalian menuduh seperti itu!" isakku dalam hati."Sebelum kau cerai, ibu ping

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 95. #Di Rumah Bersama Zaqi

    Bab 95Diana datang membawa cangkir isi kopi pahitpesanan Andre. Wanita inspirasiku itu merapatkan kening melihatku kemudian berganti melihat Andre."Kalian ngomongin apa kok serius banget," goda Diana sambil menyodorkan cangkir.Andre tertawa lepas, suasananya akrab membuatku kangen pada waktu kuliah dulu, walaupun masa laluku bersama Andre sudah kubuang jauh."Awas ya, jangan bikin bidadari mewek lagi." ketus Diana, dia biang keladinya yang membuat suasana selalu hidup."Apaan sih," Aku cemberut."Selama dua tahun ke depan aku bakal kangen kalian." Suara Andre lirih sambil menunduk, nampak sedih.Aku dan Diana saling menatap, ikut merasakan kesedihan Andre."Kita makan siang diluar, yuk," ajak Andre setelah sedetik hening."Maaf aku harus kembali ke kantor." Aku sengaja menolak, tidak enak setiap hari pergi bertiga.Ada tatapan kecewa dari Andre, Aku tidak mungkin pergi menuruti kemauannya. Diana langsung menangkap keberatanku."Tenang, kita makan disini saja, aku sudah suruhan ora

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 93 # Bertemu Mantan

    Bab 93 Aku sudah berada di dalam mobil bersama Pak Wiryo, dalam perjalanan kami hanya ngobrol basa-basi. Kutatap bayi gembulku yang ada di gendongan, wajah tanpa dosa itu sedang terlelap. Hatiku trenyuh, bagaimana tidak? Tidak lama lagi aku akan memisahkan dia dari Ayahnya.Apakah aku egois? Hanya mementingkan perasaanku sendiri tetapi tidak memikirkan hati anakku yang nantinya akan terluka? Dia akan menjadi korban perpisahan kami, betapa sedihnya kau, Nak.Namun, tidak mungkin juga aku menerima permintaan Mas Irfan untuk dimadu. Harus berbagi suami, berbagi kasih sayang dan perhatian.Apa Mas Irfan bisa adil? Selama Ibu mertua masih ikut campur, dipastikan hatiku akan semakin hancur. Sekarang saja sudah terlihat, betapa tidak adilnya ibu mertua. Terlebih Mbak Nung menantu kesayangan ibu dan aku menantu yang tidak dikehendaki. Demikian dengan cucu, Ibu lebih sayang kepada Fara dan Ilham dibanding Zaqi. "Apa salah anakku sehingga ikut kau benci? Itu juga cucumu, Bu." Aku menggerun

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 92. #Hatiku Sakit Sekali

    Bab 92"Siapa kamu!" Suara yang sangat kuhafal.Langkah kaki itu semakin dekat, lalu menghidupkan lampu. Ruangan jadi terang benderang, aku tidak sempat lari menyelamatkan diri."Kamu!" bentaknya, matanya membulat sempurna.Aku menunduk, entah bagaimana ekpresi wajahku. Ibu mertua mendatangiku sambil membawa sapu."Kukira maling, ngapain, kamu!" Wanita itu membentakku, aku masih shock belum sempat menjawab.Dari arah kamar Mbak Nung, keluarlah dua sosok manusia yang hanya memakai baju seadanya.Aku menatap mata pemilik nama Irfan sebagai biang keladinya. Nafasku memburu, rasanya ingin kuterkam dan kutelan laki-laki itu. Aku benci melihat laki-laki yang menyakiti hatiku."Heh, ngapain kamu disitu!" Teriak Ibu mertua ketika aku tidak kunjung menjawab. Sedetik otakku berputar mencari alasan yang tepat, jangan sampai aku kena mental malu."Mencari Mas Irfan, Bu. Badan Zaqi panas minta tolong diantar ke dokter," jawabku akhirnya walaupun berbohong.Aku segera Istighfar, harus mengorbanka

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 91 # Ketahuan

    "Lalu apa!""Kereta Zaqi terguling, Bu." Aku menekan suara menahan marah.Sontak ibu mertua terkejut, tapi mimiknya berubah menjadi culas, bibirnya mencebik."Nangisnya karena terkejut, bukan karena anakmu luka! Fara dan Ilham masih kecil, jangan kau salahkan!" tukasnya membela diri, tidak mau disalahkan."Maaf, Bu. Saya tidak menyalahkan." Aku membela diri."Sana, bawa pulang anakmu! Di sini bikin ribut saja! Seharusnya dipegangi, jangan dilepaskan!" Omelnya.Tanpa pamit, Zaqi kubawa pulang. Tanpa kuindahkan juga laki-laki yang disebut suami, aku muak semuanya.Langkahku buru-buru, aku sudah tidak kuat menahan air mataku yang mulai bergulir. Sampai kamar tangisku pecah."Kenapa ibu juga memusuhi Zaqi? Kalau tidak suka denganku, aku ihklas, Bu. Jangan kau musuhi anakku juga, kasihan Zaqi, itu juga cucu ibu seperti halnya Fara dan Ilham, Ibu tidak adil." Aku menggerundel dalam hati.Kutenangkan anakku dengan cara memberi ASI, aku duduk di sofa sambil menahan nafasku yang memburu. Aku se

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 90. # Status Mereka Sudah Sah

    Bab 90 Menjelang tidur, aku iseng membuka ponselku, kutekan atas nama Mas Irfan. Benar juga, pesan darinya berderet-deret, misscall, videocall.Aku tersenyum sinis. Pasti dia kelabakan merasa bersalah telah menunjukkan kemesraannya di hadapanku lewat video call bersama keluarga cemara di kamar hotel.Tentu saja aku marah, istri mana yang tidak cemburu melihat wanita lain ikut memeluk suamiku, walau terhalang tubuh kedua anaknya.Wajar ponsel langsung kumatikan. Perasaanmu dimana, Mas? Aku masih istri sahmu, istri yang selalu menyelipkan namamu saat berdoa kepada Nya."Tega sekali kamu!" rutukku.Sejak dulu ibu memang tidak suka kepadaku, berusaha memisahkan kita, dan menyuruhmu menikahi menantu kesayangannya itu. "Tidak heran kalau nanti kita harus berpisah, itu yang dikehendaki ibumu,'kan?" Aku berbicara sendiri, berandai-andai. Akhirnya aku tertidur ditengah hatiku yang sedang galau, gundah gulana, capai, letih dan lelah. Tetapi aku berjanji tidak akan menangis lagi, walaupun uj

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 89. #Tidak Disangka Bertemu Andre

    bab 89"Andre!" Aku dan Diana teriak hampir bersamaan.Kami saling menatap, aku sungguh kaget, kenapa harus bertemu dengan Andre di tempat ini. Kok Andre bisa tahu aku ada disini, eh jangan gede rasa dulu."Ini sesuatu kebetulan atau gimana?" Laki-laki yang pernah mengisi hatiku mengangķat tangan dan mengendikkan bahu, menunjukkan kalau dia sendiri juga bingung."Ini boss saya, Bu," ucap dua laki-laki muda itu memperkenalkan Andre.Andre mengulurkan tangan menyalami satu persatu, setelah itu dia berbincang dengan dua stafnya. Aku menatap lekat Diana dengan penuh curiga, jangan-jangan dia biang keroknya."Kamu mbocorin, ya," bisikku."Enggaklah, mana aku tahu jasa ekterior ini miliknya." Diana mengangkat kedua bahunya."Ternyata dunia ini sempit," gumamku."Ini perusahaanmu, Ndre?" tanya Diana, setelah Andre selesai menemui dua anak buahnya, lalu mendatangi kami."Ini bagian dari anak perusahaan, ngomong-ngomong ini rumah siapa?" Andre memandangku lalu menatap Diana bergantian.Diana

  • Aku Nyerah, Mas! Silahkan Ikuti Kemauan Ibumu   Bab 88. # Mengunjungi Rumah Baru

    Bab 88Bu Erna berjanji, besok akan mengirim tukang cat yang akan segera meng-eksekusi Rumah Melati. Semua kuserahkan kepada Diana yang menjadi mandornya, beruntung dia bersedia.Aku juga sempat browsing jasa membuat eksterior di internet, Alhamdulillah langsung dapat. Katanya besok akan dilihat lokasinya, lalu segera ku sharelok sekalian."Pulangnya aku antar, ya, Del," Diana menawarkan diri, ketika aku sibuk memesan taksi online."Enggaklah, Di. Aku sudah banyak merepotkan kamu, lagian besok kamu masih punya tugas menjadi mandor. Aku tidak tega kalau terus merepoti.""Halah, aku kan sudah pengalaman ngurusi kaya gini. Ok, kamu hati-hati, ya." katanya."Terima kasih, Di. Sampai besok, ya."Sebelumnya Bu Erna memperkenalkanku kepada Satpam Perumahan yang bernama Pak Didik, karena pemilik rumah sudah berubah dengan namaku.Taksi yang kupesan sudah datang, kunci segera kuserahkan kepada Diana. Besok dia yang harus membukakan pintu untuk tukang cat yang dikirim Bu Erna.***Sampai rumah

DMCA.com Protection Status