Happy Reading ….“Aland, katakan, di mana mereka?” tanya Clara untuk yang ketiga kalinya. Namun Aland masih diam dan tidak kunjung menjawabnya.Melihat diamnya Aland, Clara semakin yakin jika ada sesuatu yang disembunyikan olehnya. Apakah Aland juga telah mengambil tindakan kepada dua gadis pelayan itu? Tapi apa kesalahan mereka? Kenapa Aland sangat tega!“Aland, kau-““Mereka baik-baik saja,” jawab Aland singkat.Clara tertegun mendengar jawaban dari pria itu. Dia tidak percaya jika dua pelayannya itu akan baik-baik saja. Pasalnya, mereka sudah menghilang dalam waktu yang sangat lama. Mengingat sikap Aland yang selalu seenaknya, Clara tidak percaya mereka baik-baik saja.“Benarkah? Lalu, di mana mereka?”Aland menghentikan aktivitasnya mengoleskan obat pada kaki Clara. Lalu, dia mengangkat wajahnya dan menatap Clara dengan tajam. “Apakah mereka penting untukmu?” Kini Aland yang baik menanyainya.“Tentu saja.”Di saat seperti ini, Clara bahkan masih sempat-sempatnya untuk mengkhawatir
Happy Reading ....Clara membuka matanya perlahan, pandangannya langsung mengedar melihat kea rah sekitar. Seingatnya, dia berada di dalam ruang makan. Tapi, mengapa tiba-tiba saja kini dia berada di dalam kamarnya sendiri? Apa Clara kembali sebelum tertidur tadi?Tapi, tiba-tiba saja Clara merasa sesuatu yang berat menindih perutnya. Clara menyadari jika itu adalah lengan seseorang. Lantas, dia langsung berbalik, dan melihat siapa yang tengah tidur di sampingnya. Aland … kapan dia kembali? Apakah dia juga yang membawa Clara masuk ke dalam kamar?Clara mencium bau alkhohol yang begitu pekat menguar dari tubuh pria itu. Kini, dia terlelap tepat di samping Clara dengan lengan yang terus memeluk tubuh Clara erat. Napasnya terasa sangat teratur. Itu menandakan jika dia tengah tertidur dengan pulas.Aku tahu, mungkin kau sudah benar-benar berubah. Pria yang saat ini tidur bersama denganku, sangat berbeda dengan pria yang dulu selalu merendahkanku. Aland, meskipun aku bisa melihat dengan je
Happy Reading ....Perayaan pesta ulang tahun putra dan putri Washington diadakan dengan sangat mewah. Para tamu yang datang semuanya adalah teman baby Fiona dan Fillio. Tentu saja semuanya berasal dari kalangan atas. Tidak lupa rekan bisnis Aland yang memiliki baby atau anak kecil, mereka semua juga diundang untuk menghadiri pesta.Sebagai keluarga dari Clara Washington, semua anggota Royce juga diundang ke dalam pesta. Meskipun hubungan mereka kurang baik, tapi itu tetap dilakukan untuk menjaga nama baik mereka. Aland dan Clara tidak ingin tersebar rumor buruk di hari bahagia kedua anaknya.Tema yang diambil untuk pesta malam ini adalah ‘little prince and little princest’. Semua anak kecil yang datang akan mengenakan jas untuk anak kecil pria, dan dress cantik untuk anak kecil perempuan. Mereka akan terlihat sangat imut ketika mengenakan stelan itu.Clara tengah bersiap di depan cermin. Beberapa pelayan membantunya untuk merias wajah, dan merapikan pakaiannya. Biasanya, dia akan ber
Happy Reading ....Pagi-pagi sekali, Clara sudah bangun dan segera pergi bersiap. Kini, dia tengah membereskan beberapa pakaian ke dalam koper. Setelah selesai, dia berencana untuk langsung pergi dari kediaman Washington. Clara bahkan tidak ingin melihat Fiona dan Fillio sebelum pergi. Karena dia tahu, hatinya akan melemah jika melihat kedua babynya.Sebelum pergi, Clara menyimpan beberapa berkas mengenai toko perhiasan yang sebelumnya Aland berikan atas namanya. Kini, dia sudah bukan istri Aland lagi. Clara merasa jika dirinya sudah tidak pantas menjalankan itu semua. Setelah itu, Clara langsung menggeret koper itu dan keluar dari kamar. Saat baru saja keluar, dia merasa suasana mansion yang begitu sepi. Seperti tidak ada satu orang pun. Clara juga belum melihat Aland pagi ini.Tidak memperdulikan itu, Clara mepanjutkan langkahnya kembali. Saat merada di ujung tangga, Clara melihat ke arah lorong sebelah kiri yang mana lorong tersebut menuju kamar baby kecilnya.Maafkan mami, sayang
Clara kembali ke dalam kamarnya, dia melihat koper besarnya yang sudah berada di atas ranjang. Dia mengurut pangkal hidungnya pening, duduk di sisi ranjang. Dia masih tidak habis pikir dengan perilaku Aland terhadapnya. Pria itu, kenapa masih bersikeras untuk mengurungnya?Pandangan Clara tertuju pada beberapa lembar berkas di atas ranjang yang sebelumnya dia tinggalkan. Dia meraih itu, membacanya satu persatu. Bisnis ini dimulai olehnya, dan Clara juga begitu menyukainya. Tapi, ini semua harus segera berakhir. Clara memutuskan untuk melepaskan toko perhiasan itu lagi.Clara berpikir, meskipun dia akan tetap tinggal, tapi semua fasilitas mewah yang pernah Aland berikan padanya sudah tidak pantas lagi dia dapatkan. Credit card, pakaian mewah, perhiasan dan yang lainya. Sepertinya Clara harus melepaskan itu semua. Dia tidak mungkin menjadi wanita yang bergantung kepada mantan suami, bukan? Dia harus mencukupi dirinya sendiri.Sebelumnya, Aland hanya mengatakan jika Clara cukup tinggal u
Happy Reading ….“Haiiichuuuhhh.”Clara baru saja menyelesaikan acara mansinya. Selama mandi. Dia terus saja bersin-bersin. Clara merasa jika dia terserang flu. Padahal, besok baru saja dia akan memulai pekerjannya. Clara tidak bisa sakit. Bisa-bisa dia dipecat sebelum satu hari bekerja. Sialnya ….Dia melangkah keluar dari kamar mandi seraya terus menggosok rambut legamnya yang basah. Seketika langkahnya terhenti saat dia melihat ada Aland yang tengah duduk di atas sofa. Begitu pula dengan Aland yang langsung menoleh ke arahnya.“Kenapa kau berada di sini?” tanya Clara dengan kerutan halus di dahinya.“Ini kamarku. Kenapa aku tidak bisa berada di sini?”Benar. Ini adalah kamar Aland, dan Clara sudah tidak berhak lagi tinggal di sini. Tanpa menjawab pertanyaan Aland, Clara langsung melangkah menuju walk-in closet miliknya. Lalu, dia mengambil beberapa pakaian di sana. Setelah itu, Clara pergi untuk keluar kamar. Melewati Aland begitu saja yang kini tengah berdiri di samping ranjang.“
Happy Reading ….Aland berada di ruang bacanya. Duduk bersantai ditemani dengan satu gelas redwine di dalam genggamannya. Seorang pria berdiri tepat di hadapannya. Pria tersebut tengah melaporkan beberapa hal yang sudah terjadi hari ini.“Apa dia bekerja dengan baik?” tanya Aland.“Nyonya bekerja dengan sangat baik, Tuan. Hanya saja ….”“Katakan.”“Beberapa pegawai tidak akur satu sama lain. Mungkin nyonya muda akan mendapatkan sedikit kesulitan.”“Katakan pada manager restaurant untuk tidak memberikan perlakuan khusus untuk Clara. Biarkan dia bekerja karena dirinya sendiri. Jika dia bekerja dengan lalai, maka pecat saja dia.”“Baik, Tuan.”“Pastikan agar tidak ada satupun gosip yang timbul karena hal itu. Pergilah.”Sebagai nyonya WS, dia malah memilih pekerjaan kasar di sebuah restaurant. Jika Aland melarangnya, Clara akan terang-terangan menuduh Aland karena telah membatasinya. Tapi, jika satu gosip saja mengenainya beredar mengenai masalah ini, maka itu akan menjadi hal yang buruk
Happy Reading ….Clara melipat kedua lengannya di atas meja, dan menundukan wajahnya di sana. Kini, sudah saatnya waktu makan siang. Sementara Clara terus saja termenung sembari memikirkan mengenai perkataan Aland tadi malam. Entah dia harus menyetujuinya, atau tidak.Erly datang menghampirinya seraya membawakan makanan untuk Clara. “Makan siangmu.”“Terima kasih.”Sembari memakan makan siangnya Erly bertanya, “Ada apa denganmu? Aku lihat, sejak pagi kau selalu melamun. Apakah kau membutuhkan uang?”Clara menegakan tubuhnya dan duduk dengan benar. Dia menatap Erly dengan kerutan halus pada dahinya. “Uang?”“Ya. Terkadang, aku juga sama sepertimu. Di saat aku belum menerima gaji, tapi aku harus membayar uang sewa rumah, dan sekolah adikku.”“Kau membiayai itu semua?”“Tentu saja,” jawabnya seraya terus mengunyah makanan di dalam mulutnya.“Di mana orang tuamu?” tanya Clara lagi.“Mereka sudah tidak ada. Aku hanya memiliki adikku satu-satunya sebagai anggota keluarga.”“Ah, maafkan aku.
Happy Reading …. Clara baru saja kembali dari ruang rapat, sebelum masuk ke dalam ruangan sekretarisnya mengatakan jika Aland sedang menunggunya. Clara langsung masuk ke dalam ruangan, melihat pria yang sedang berdiri menatap keluar dinding kaca.“Sepertinya kau memiliki banyak waktu senggang,” ucap Clara seraya menghampirinya.Aland berbalik, menyambut Clara dengan pelukan hangat. “Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa tidak merindukanmu.”Clara tersenyum. “Mulutmu itu sangat manis.”“Aku tahu, karena itu kau sangat menyukainya, bukan?” goda Aland.Clara berdecak, melepaskan pelukannya pada tubuh Aland. “Jangan membicarakan hal seperti itu di dalam ruanganku.”“Baiklah, Nyonya Clara.”Kemudian, Clara duduk di atas sofa dan Aland mengikutinya. Dia menuangkan teh ke dalam gelas, lalu memberikannya kepada Aland.“Aland, apa kau tidak sibuk?” tanya Clara.“Aku menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat hari ini, dan aku juga tidak memiliki pertemuan penting.”Clara melihat arloji yang melingka
Happy Reading ….“Clara, apa kau sudah selesai bersiap?” teriak Aland dari dalam kamar.Clara sedang berada di dalam walk in closet, wanita cantik itu tengah berdandan, memoleskan make up pada wajahnya. Malam ini, mereka akan hadir di pesta pernikahan William. Dan Clara sudah berdandan sangat lama hampir satu jam penuh. Membuat Aland bosan menunggunya.“Aku sudah selesai,” ucap Clara seraya keluar dari ruangan pakaiannya.Clara mengenakan sebuah gaun berwarna peach tanpa lengan, berpadu cantik dengan higheels yang di kenakannya. Rambut legamnya yang terurai semakin memperindah penampilannya malam ini.Aland beranjak dari duduknya, berjalan mendekati Clara lalu meraih pinggang ramping wanita cantik itu. “Baby, kau sangat cantik. Apa malam ini kau berencana memikat para pria?” goda Aland.“Aku tidak ingin memikat mereka. Tapi mereka sendiri yang akan terpikat olehku,” ucap Clara dengan bangga.Aland tersenyum, mencium ceruk leher istrinya. “Kau sangat cantik. Aku tidak senang jika orang
Happy Reading ….Setelah menyelesaikan makan malam, mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Kini Clara sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, sementara Aland masih sibuk dengan macbook di atas pangkuannya.Seketika Clara teringat dengan sebuah undangan pernikahan yang Jessie berikan padanya kemarin. Karena sibuk dengan pekerjaan, Clara belum sempat untuk memberitahunya kepada Aland.Setelah mengikatkan mantel tidurnya, dia pergi menuju walk in closet dan mengambil tas yang kemarin dia pakai. Mengambil sebuah undangan dari sana, lalu kembali ke dalam kamar dan menemui Aland.“Aland, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”“Katakan, Clara,” ucap Aland tanpa mengalihkan pandangannya dari layar macbook.Clara berdecak samar, duduk di samping Aland lalu mengambil macbook tersebut dan menggentikannya dengan sebuah undangan yang dia bawa. Kemudian Aland membuka undangan itu, dan membacanya.“Kemarin Jessie memberikannya padaku,” tutur Clara.Aland menyimpan undangan tersebut ke
Happy Reading ….Wanita cantik itu melenggang masuk ke dalam mansion, menaiki anak tanggan dan pergi menuju kamarnya. Sesampainya di sana, dia menyimpan tasnya ke atas nakas, menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.“Aku sangat lelah,” gumamnya rendah.Aland keluar dari kamar mandi, dia baru saja menyelesaikan acara mandinya. Melihat Clara yang sedang berbaring di atas ranjang, dia langsung menghampiri istri cantiknya itu.“Kau sudah pulang?” “Ya.” Clara mengangguk.“Ada apa? Kau bahkan memiliki jam kerja lebih banyak dariku,” ucap Aland.Clara beranjak duduk, menatap Aland dengan wajahnya yang lesu. “Ini sangat melelahkan ….”Aland tersenyum, duduk di samping Clara di tepi ranjang. “Sudah aku katakan, kau hanya cukup menjadi Nyonya Aland Wahsington, dan aku akan menjamin hidupmu. Kau akan bahagia, hanya perlu duduk manis, dan mengatakan apa yang kau inginkan, aku akan menurutinya. Bagaimana?”“Tidak … itu membosankan.”“Apa membosankan menjadi istriku?” tanya Aland sedikit kesal.Cl
Happy Reading ….Keluarga kecil itu tengah sarapan di meja makan bersama. Keempatnya sudah bersiap untuk pergi dan menjalani kegiatan mereka masing-masing. Fiona dan Fillio terlebih dulu menghabiskan sarapan mereka, karena keduanya harus segera pergi ke sekolah.“Mami, kau akan menjemput kami di sekolah hari ini, kan?” tanya Fillio.Clara tersenyum. “Tentu, Sayang.”Setelah memeluk ringan dan mencium mami dan papinya, kedua anak itu pergi ke sekolah dengan di anatarkan oleh supir. Sementara Clara dan Aland masih berada di meja makan, dengan santai memakan sarapan mereka.“Bagaimana pertemuanmu dengan investor kemarin?” tanya Aland.“Semuanya berjalan lancar, mereka setuju untuk berinvestasi meskipun awalnya mereka ragu.”“Ragu?”“Ya.” Clara mengangguk. “Karena aku baru menjabat sebagai pemimpin perusahaan, mereka takut jika perusahaanku sedang tidak stabil. Tapi tenang saja, aku bisa menyakinkan mereka,” imbuhnya dengan bangga.Jika Aland tahu bahwa orang yang aku temui kemarin adalah
Happy Reading ….Clara berada di dalam kamarnya, berdiri di depan cermin seraya mengikatkan tali mantel tidur miliknya. Kini waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, namun Aland belum juga kembali. Clara sudah terlalu lama menunggu pria itu, dia memutuskan untuk tidur terlebih dulu dan tidak akan menunggunya lagi.“Aku harap dia tidak menganggu tidurku,” gumam Clara rendah.Aland selalu meminta jatahnya sebagai seorang suami, tapi dia sendiri yang tidak bisa menepati waktu untuk melakukannya. Pria itu selalu sibuk dengan pekerjaan, lalu meminta pada Clara disaat waktu yang tidak tepat. Contohnya seperti di perusahaan Clara tadi siang. Membuat Clara kesal.Wanita cantik itu baru membaringkan dirinya di atas ranjang, menarik selimut dan hendak memejamkan mata. Tapi tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, Aland masuk ke dalam kamar dan langsung naik ke atas ranjang, berbaring di samping istrinya, memeluk tubuh Clara dengan erat.“Aland … menyingkirlah dariku.”“Tidak, Clara.”Clara berde
Happy Reading ….Clara baru saja kembali dari rapat para pemegang saham. Mereka mendiskusikan untuk pengangkatan CEO baru perusahaan Royce. Sebagai pemegang saham tertinggi dan pendidikan yang memadai, dia berhasil menjadi pemimpin baru dari perusahaan keluarganya.Awalnya, mereka semua meragukan kemampuan Clara. Namun Clara memberikan beberapa bukti jika selama belajar di luar negeri, dia telah berhasil menderikan sebuah perusahaan kecil yang bisa terbilang sukses. Mereka tidak bisa meragukan kemampuan Clara lagi.Wanita cantik itu baru saja diantar ke ruang kerjanya yang baru, ruang kerja CEO. Clara meraba meja kerja, menatap kursi yang dulunya ditempati oleh Robert Royce. Dia teringat kembali kenangan masa kecilnya ketika pertama kali di bawa ke ruangan itu.Clara kecil menangis dan ingin ikut Robert bekerja, ibunya tidak berdaya untuk menolak permintaannya. Terpaksa Robert membawa Clara ke perusahaan, duduk menemaninya selama bekerja. Semuanya sangat indah disaat kehancuran belum t
Happy Reading ….Pria itu melangkah dengan cepat masuk ke dalam mansion. Pergi menuju kamar buah hatinya. Namun seketika langkahnya terhenti saat dia mendapati seorang wanita cantik berdiri di hadapannya. Wanita itu menatapnya dengan senyuman penuh.“Hai, apa kabar?”“Clara ….”“Ya, aku kembali.”Aland tersenyum, berjalan cepat menghampiri wanita cantik itu kemudian memeluknya erat. Clara membalas pelukannya dengan hangat. Mereka tidak saling bertemu hampir setengah tahun, dan kini waktunya mereka untuk saling melepaskan rindu satu sama lain.Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari lantai dua. Fiona dan Fillio sedang menonton kedua orang tuanya yang sedang berpelukan. Menyadari hal itu, Aland dan Clara langsung melepaskan pelukan mereka.Fiona dan Fillio berlari menuruni tangga, lalu menghambur ke dalam pelukan mami papinya. “Kami juga ingin dipeluk,” ucap mereka bersamaan.Rasanya kini keluarga kecil mereka sudah lengkap kembali, kebahagiaan mereka akan bertambah setiap harinya.
EMPAT TAHUN KEMUDIAN.Happy Reading ….Di dalam sebuah kelas sekolah taman kanak-kanak. Beberapa anak kecil sedang berlarian dan bermain. Meskipun guru di depan kelas meminta mereka untuk mengikuti pelajaran, namun beberapa anak nakal hanya sibuk bermain dan tidak memerdulikan pelajaran.“Papiku membelinya kembarin, ini sangat bagus,” ucap seorang anak laki-laki seraya memperlihatkan mainannya pada beberapa anak yang lain.“Aku akan meminta papiku untuk membelikannya juga.”“Aku mau!”“Aku mau!”Seorang guru mendatangi kerumunan anak laki-laki yang berada di sudut kelas itu. Mengambil sebuah mainan yang sejak tadi menjadi perhatian mereka.“Fillio, kau membawa mainanmu lagi ke sekolah. Apa kau ingin Bu guru mengambilnya?”“Aku hanya ingin memperlihatkannya kepada mereka,” jawab Fillio.“Baiklah.” Guru muda dan cantik itu memberikan mainannya kembali pada Fillio. “Besok kau bisa melakukannya ketika istirahat, tidak pada jam pelajaran.”Anak laki-laki itu mengangguk paham.“Fiona Fiona,