Share

243. Duniaku

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-09 19:19:54

Adhitama dan Risha melihat Lily di kamar setelah Alma dan Haris pulang. Mereka hanya berdiri di ambang pintu memperhatikan Lily yang benar-benar masih terlelap.

Adhitama menutup pintu dengan sangat pelan, dia bahkan mengecilkan volume suaranya meski pintu itu sudah tertutup rapat.

“Ayo ke kamar,” ucap Adhitama

Risha mengangguk, tersenyum saat Adhitama menggandengnya erat. Risha tak pernah membayangkan pernikahannya dengan Adhitama bisa berubah sehangat ini. Dia menunduk mengekori langkah suaminya, sampai beberapa detik kemudian kaget mendengar pertanyaan Adhitama.

“Kakimu, kenapa bengkak?”

Risha yang sejak kemarin ingin menyembunyikan kondisinya dari Adhitama mencoba untuk berkilah.

“Sepertinya karena memakai sepatu yang sempit seharian Mas,” balas Risha.

Adhitama diam, dia memandang Risha seolah menuntut penjelasan lain yang lebih masuk akal.

Namun, Risha masih saja memberikan alasan yang sama.

“Tidak, kamu pikir aku tidak tahu? Atau kamu pikir aku bodoh? Ayo kita ke UGD,” ucap Adhi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
smoga baik² aj y Risha sm clon Ade ny Lily
goodnovel comment avatar
Wida
baca gni aj AQ mewek
goodnovel comment avatar
srivia
smoga semua sehat"
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   244. Keputusan Keputusasaan

    Risha menjalani pagi itu seperti biasa, dia menunjukkan senyuman hangat ke Lily. Menunggui anak itu mandi bahkan menyisir rambut Lily dan mengepangnya rapi. Hari itu entah apa yang akan terjadi, Risha pasrah saja jika dokter yang akan dia datangi bersama Adhitama nanti memintanya untuk merelakan calon adik Lily. "Bunda, kapan aku bisa ketemu adik bayi?" Risha masih sibuk mengepang rambut Lily saat anak itu tiba-tiba saja bertanya. Sesak dada Risha mendengar kalau Lily sangat menginginkan adik. Lily bahkan Risha rasa berbeda. Jika anak lain biasanya enggan memiliki saudara karena takut kasih sayang orangtuanya terbagi, Lily malah sangat antusias menunggu kelahiran sang adik. "Em... nanti juga Lily bakal ketemu adik," jawab Risha. Dia berusaha menyembunyikan rasa sakit di hatinya dengan memulas senyum. Mereka sedang menghadap kaca, Risha tak mau sampai Lily melihat kesedihan di raut wajahnya. "Bunda, Papa hari ini libur ya? Kok masih belum siap." Perkataan Lily mem

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   245. Perlakuan Tidak Baik

    Alma masih merasa kurang nyaman saat berangkat ke kantor. Semua pandangan staf tampak berbeda dan semakin jelas seperti membencinya. Alma berdiri di depan pintu lift membiarkan staf lain berbisik-bisik di belakangnya, bahkan saat pintu lift terbuka, mereka membiarkan Alma masuk sendiri ke lift. Alma mengerutkan kening, dia sampai bertanya" Kenapa kalian tidak masuk?" Para staf itu hanya menatap datar Alma, hingga salah satunya menjawab," Tidak apa-apa, kami bisa menunggu lift lain." Alma semakin sedih, apa di mata orang lain dia sangat hina hanya karena dekat dengan Haris. Alma melepas tombol lift yang tadi dia tahan agar pintu tetap terbuka, di saat itu dia melihat para staf yang ada di depan menyingkir memberi jalan pada seseorang. Alma mendongak, dia melihat Andre masuk lalu menekan tombol agar lift itu tertutup. Alma hanya bisa membeku memandang Andre, tiba-tiba saja air matanya menetes. Andre menoleh memandang Alma. Dia merasa kasihan ke wanita itu lalu menepuk lembut le

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   246. Seumur Hidup Itu Lama

    Alma menghentikan langkah kakinya saat hampir tiba di pantry. Bukan tanpa alasan, dia melihat beberapa staff berada di sana dan berpikir mereka pasti akan menggunjingnya lagi.Meski memiliki perasaan seperti itu, tapi Alma tetap menguatkan diri menghadapi apa yang terjadi. Dia melangkah, mengambil cangkir lalu membuat teh seperti biasa.Alma merasa sedikit aneh. Apa yang dia takutkan ternyata tidak terjadi. Staf yang dia pikir akan mengejek atau berkata buruk kepadanya memilih pergi.Alma menggeleng pelan, membuat teh kemudian kembali ke ruang kerja Haris untuk memberikan minuman itu.“Ini teh Anda, Pak.” Alma meletakkan cangkir ke meja. Dia tidak langsung pergi dari sana tapi memilih untuk menunggu Haris bereaksi.“Terima kasih,” balas Haris tanpa memandang Alma.Alma yang mendapati sikap Haris seperti ini menjadi berkecil hati, dia merasa sudah membuat kesalahan tapi tidak mengerti kesalahan apa yang sudah dia buat.“Kalau sudah tidak ada lagi yang Anda butuhkan, saya pamit kembali

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   247. Ayah dan Anak

    Sore itu Roshadi menerima panggilan dari Adhitama yang ingin mengajaknya bertemu. Meski terkejut, tapi Roshadi juga sangat senang, apalagi Adhitama yang berinisiatif mengajaknya lebih dulu. Bukankah sudah lama mereka tidak berhubungan baik seperti ini, Roshadi benar-benar lega dengan perubahan sikap Adhitama padanya. Adhitama mengajak Roshadi bertemu di lapangan golf. Pria itu sendiri berpikir jika Adhitama ingin membahas soal pekerjaan. Roshadi dan Adhitama sudah berada di lapangan dan siap bermain. Adhitama memegang stick golf dan memukul bola. Suami Risha itu menatap ke arah bola itu melesat kemudian menoleh Roshadi. “Sebenarnya, ini adalah impianku sejak dulu, bisa bermain seperti ini bersama Papa, tapi impian yang sangat sederhana itu tidak pernah terlaksana,” ucap Adhitama. Roshadi mengangguk-angguk, mereka berjalan menuju bola lalu Adhitama kembali memukul bolanya sampai terlempar jauh dan jatuh ke arah lubang berada. Roshadi menatap Adhitama. "Apa ada masalah?” tan

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   248. Rencana Risha

    Setelah meminta izin dadakan ke Adhitama, Risha pergi ke rumah Alma untuk mengajak pergi. Risha menunjukkan senyumannya seolah menutupi kenyataan pahit yang sebentar lagi akan dia hadapi. Kedatangannya membuat Alma penasaran apa yang mungkin akan dia lakukan. “Apa kamu sudah benar-benar keluar dari Mahesa?” tanya Risha sesaat setelah Alma membuka pintu rumah. “Hari ini aku sudah izin tidak masuk, besok baru akan mengambil barang-barang di kantor,” jawab Alma. “Apa Kak Haris bertanya, kamu izin hari ini untuk apa?” tanya Risha. “Iya, dia sempat khawatir kalau aku kenapa-kenapa,” jawab Alma. “Lihat! Kecemasasannya saja sudah menunjukkan kalau Kak Haris memang memiliki perasaan padamu. Tapi kenapa kamu masih ragu?” tanya Risha sambil menatap Alma. Alma diam tak bisa menjawab. Dia akhirnya mengalihkan pembicaraan. “Apa sebenarnya rencana Kakak?” tanya Alma. Risha tersenyum lalu membalas, “Nanti kamu akan tahu. Sekarang berkemaslah, bawa beberapa pakaian.” Alma mengeru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   249. Istri Nakal

    Jam menunjukkan pukul sebelas malam dan semua orang yang ada di villa sudah terlelap tidur. Namun, Risha tampak berada dia ambang pintu menatap ke arah penjaga yang sedang membukakan pagar. Risha memulas senyum, satu unit mobil yang sangat dia kenali masuk ke dalam lalu berhenti. Senyuman wanita itu semakin lebar kala mendapati Adhitama keluar lalu berbicara sejenak dengan si penjaga villa. Risha berjalan mendekat sambil tertawa karena melihat wajah Adhitama masam. Adhitama tiba-tiba menyentil kening Risha saat mereka berhadap-hadapan. "Aduh! Sakit tahu Mas," keluh Risha. Dia seketika diam melihat wajah dingin Adhitama.Risha tak berani marah dan malah tertawa, dia melingkarkan tangan ke pinggang Adhitama memeluk untuk merayu pria itu. "Bisa-bisanya!" ucap Adhitama. Risha tahu kalau Adhitama tidak akan marah padanya. Suaminya itu bahkan sudah membalas memeluk dan terasa lebih erat dari pelukan Risha. "Aku tahu Mas Tama pasti akan menyusul ke sini," ucap Risha, dia tert

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   250. Ternodai

    Risha membuat Adhitama tersenyum bahagia dengan pelayanannya yang memuaskan di atas ranjang. Adhitama bahkan sampai menutup wajah menggunakan selimut sambil sesekali menginitp Risha yang sudah bangkit hendak membersihkan diri. Risha hanya tersenyum dan melenggang masuk ke kamar mandi, tapi tak lama Adhitama ternyata menyusul masuk. “Kenapa Mas Tama ikut?” tanya Risha keheranan. “Kita gantian saja,” imbuhnya. “Aku tiba-tiba saja lapar,” jawab Adhitama. Risha membenarkan pakaiannya dan mengerutkan dahi. “Bukannya tadi bilang mau makan malam sama Papa?” “Iya sudah, tapi hanya sedikit karena buru-buru ingin menyusulmu ke sini,” balas Adhitama. “Dasar Mas Tama ini.” Risha menggeleng sambil menahan tawa. “Ya sudah, aku keluar dulu melihat di kulkas ada stok apa yang bisa dimasak,” ujarnya. “Tidak usah saja, lagipula ini hampir jam satu malam. Aku tidak mau malam-malam makan yang mengandung karbo, nanti perutku jadi gendut dan tidak sixpack lagi,” tolak Adhitama. Risha me

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   251. Melarikan Diri

    Di kamarnya, beberapa waktu yang lalu Alma masih belum bisa tidur meski waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Alma membaca ulang beberapa pesan Haris. Dia ingin membalas, tapi karena Risha sudah melarangnya, membuat Alma memilih mengabaikan. [Kamu pergi ke mana?] [Kenapa tidak menjawab panggilanku?] [Apa aku ada salah, sampai kamu mengabaikanku?] [Alma, setidaknya jawab pesanku kalau tidak mau mengangkat telponku agar aku tahu kamu baik-baik saja.] “Sekarang dia seperti sangat mencemaskanku, tapi kenapa kemarin dia begitu cuek?” gumam Alma. Alma mengusap perutnya. Dia diam dan berpikir. “Meski tanpa tanggungjawab Pak Haris, aku pasti masih bisa membesarkannya sendiri,” gumam Alma. Alma memandangi ponsel sambil berbaring, hingga tanpa sadar dia pun mengantuk sampai akhirnya tertidur begitu saja. ** Keesokan harinya. Semua orang sudah bangun. Alma keluar dari kamar untuk menghirup udara pagi, sampai dia terkejut ketika melihat Adhitama di sana. Alma melihat Lily yang

Bab terbaru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Haris - Alma : Memelukmu

    Alma tak menyangka Haris akan menahannya di rumah pria itu. Dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menerima dan mengikuti apa keinginan Haris. Bahkan seperti apa yang pria itu katakan, sudah ada banyak baju untuknya di sana.Meskipun agak canggung kepada pembantu rumah, tapi Alma mencoba untuk bersikap baik.Seperti pagi itu, dia bangun pagi lantas pergi ke dapur untuk membantu menyiapkan sarapan.Awalnya pembantu rumah Haris kaget bahkan memohon Alma untuk tidak melakukan itu. Namun, Alma bersikeras, dia berkata tidak mau menumpang dan makan secara cuma-cuma di sana.“Sudah sewajarnya, karena Mba Alma calon istri Tuan Haris.”Ucapan pembantu membuat Alma menghentikan gerakan tangannya memotong wortel, dia menoleh karena kaget.Bagaimana bisa pembantu rumah tahu kalau dia calon istri Haris?“Apa Pak Haris bilang aku ini calon istrinya?” tanya Alma setengah tak percaya.“Iya, dia bahkan meminta kami menjaga Mba Alma seperti menjaga keluarga sendiri,” kata pembantu itu. “Syukurlah kare

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 7 : Masih Saja Jomlo

    Keesokan harinya. Andre sudah bersiap pergi bersama Adhitama untuk mengurus masalah di anak cabang perusahaan Mahesa yang terdapat di Jogja.Mereka sarapan lebih dulu di restoran hotel, ada Risha dan Lily juga di sana.“Semalam Anda pergi ke mana, Pak?” tanya Andre. Dia tampak menekuk bibir saat melihat Adhitama hanya diam seolah tak mendengar pertanyaannya.“Kita jalan-jalan, Om Andre mau, tapi pas diketuk-ketuk pintunya, Om Andre tidak keluar,” jawab Lily.“Hampir saja aku pikir kamu mati di kamar,” ledek Adhitama, “tapi mendengar suara dengkuranmu yang seperti babi, aku yakin kamu hanya tidur,” imbuh Adhitama.Andre memasang wajah masam. Dia malu lalu melihat Risha yang tertawa.“Mana mungkin kamar di hotel bintang lima tidak kedap suara,” balas Andre.Adhitama dan Risha sama-sama menahan tawa.Andre memilih menyantap makanannya, saat itu dia melihat Mahira masuk restoran bersama kedua orang tuanya.Lily melihat Mahira, dia menatap benci karena sudah dibuat menangis oleh gadis itu

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 6 : Keluarga Aneh

    Ternyata, saat Andre tidur, Adhitama mengajak Risha dan Lily pergi keluar. Mereka pergi ke alun-alun kidul Jogja dan duduk-duduk di sana.Lily sangat senang. Anak itu sibuk bermain gelembung sabun sampai tertawa begitu bahagia. Dia berlari-lari sambil tertawa senang mengejar gelembung yang berterbangan tertiup angin.“Padahal sudah malam, tapi anak-anak masih betah main begituan,” kata Risha mengamati beberapa anak kecil yang juga bermain gelembung seperti Lily.“Namanya juga anak-anak,” balas Adhitama.Mereka duduk memakai tikar plastik yang tadi dibeli dari penjual seharga sepuluh ribu. Risha hanya tersenyum menanggapi balasan Adhitama dan terus memperhatikan Lily yang sedang bermain.Sudah lama tidak melihat Lily sesenang itu saat berlarian. Risha lega putrinya bisa kembali ceria. Risha masih memandang ke arah Lily, lalu melihat anak itu berbicara dengan anak kecil seusianya.Adhitama juga memperhatikan sang putri, sebelum memalingkan pandangan lalu menyandarkan kepala di pundak Ri

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 5 : Gadis Aneh

    Sesampainya di Jogja, Adhitama meminta sopir yang menjemput untuk mengantar mereka ke hotel yang sudah Adhitama pesan. “Kenapa tidak ke rumah?” tanya Risha terkejut. Andre tampak biasa. Dia hanya melirik sekilas ke Adhitama yang duduk di belakang bersama Risha dan Lily. “Kemarin kamu bilang pembantumu sedang ke luar kota, jadi tidak ada yang membersihkan rumah. Aku takut rumahnya berdebu dan kalian bisa alergi,” ujar Adhitama menjelaskan. “Aku sudah bilang kalau Si mbok udah balik ke rumah,” kata Risha mengingatkan. “Aku sudah terlanjur booking kamar, sudah menginap saja di hotel, lagi pula hanya beberapa hari,” balas Adhitama tetap kukuh menginap di hotel. Risha menghela napas kasar. Akhirnya dia pasrah saja. Mereka sampai di hotel dan langsung pergi ke kamar yang dipesan. Saat Andre hendak masuk kamar, Adhitama mencegah asistennya itu. “Aku mau bicara sebentar,” kata Adhitama. “Apa, Pak?” tanya Andre. “Aku nitip Lily,” kata Adhitama lalu berlalu pergi. Andre terkejut kar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 4 : Usil

    Pagi itu. Adhitama bersiap-siap untuk pergi ke perusahaan. Dia sedang mengikat dasi, lalu menoleh pada Risha yang sedang mengambilkan jas miliknya. “Oh ya sayang, aku akan pergi ke Jogja untuk mengurus pekerjaan,” kata Adhitama. Risha mengambil jas yang tergantung di lemari, lalu menoleh pada Adhitama sambil bertanya, “Kapan Mas Tama pergi? Aku mau ikut, sekalian melihat kantor di sana.” “Tapi bukan weekend, lusa aku berangkat,” jawab Adhitama. “Ya sudah, tidak apa-apa. Nanti aku ikut sama Lily juga, sekali-kali Lily libur juga tidak apa-apa. Sepertinya dia juga butuh liburan,” ucap Risha. “Oke kalau begitu. Nanti akan aku minta Andre untuk memesankan tiket untuk kalian juga,” ujar Adhitama sambil mengembangkan senyum. “Iya, tapi jangan beritahu Lily dulu ya Mas, takutnya dia nanti heboh." Risha tahu bagaimana sifat Lily, bisa-bisa anak itu akan menanyakan setiap detik kapan mereka pergi. Adhitama tersenyum penuh arti kemudian mengangguk paham. Adhitama akhirnya berangkat ke

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 3 : Ada Apa Dengan Haris

    Setelah makan malam yang sedikit menegangkan itu, Haris dan Alma beranjak pulang. Risha dan Adhitama juga memilih mengantar keduanya sampai ke halaman. “Hati-hati di jalan,” ucap Risha bersamaan dengan Haris dan Alma yang berjalan menuju mobil.Alma mengangguk lalu masuk mobil, begitu juga dengan Haris.Haris melajukan mobil meninggalkan rumah Risha. Sepanjang perjalanan, Haris melihat Alma terus saja diam. Sikap Alma membuatnya berpikir, apakah gadis itu marah karena tindakan tegasnya ke staf HRD.“Apa kamu marah?” tanya Haris untuk memastikan.“Tidak,” jawab Alma dengan suara agak lirih.Haris diam sejenak, berpikir jika Alma sudah menjawab seperti itu artinya dia tidak perlu memperpanjang masalah.“Bagaimana tadi, apa kamu sudah dapat baju untuk pernikahan kita?” tanya Haris. Untuk memecah rasa canggung dia memilih membahas hal lainnya.“Belum karena tadi Kak Risha harus menjemput Lily yang sakit,” jawab Alma dengan suara datar.Haris merasa Alma bersikap sedikit aneh. Dia kembal

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 2: Tidak Berkontribusi

    Tanpa memberitahu, Malam harinya Haris menjemput Alma di rumah Risha. Saat sampai di sana, dia pergi ke kamar Lily dan bocah itu langsung meminta gendong karena masih sakit. “Kenapa badannya hangat?” tanya Haris saat menggendong Lily. “Dia demam, makanya tadi dijemput dari sekolah,” jawab Risha. Haris kaget, lalu menoleh Lily yang menyandarkan kepala di pundak. “Lily sakit? Sudah minum obat belum?” tanya Haris. “Sudah,” jawab Lily. "Lily bobok aja ya." Haris membujuk. Lily menggeleng lalu berkata," Lily maunya digendong Paman Haris.” Haris memeluk Lily, membiarkan anak itu bersikap manja, lalu kembali membujuk dan mengajak Lily berbaring di kasur. Haris mengambil buku cerita di nakas kemudian membacakan cerita untuk Lily. Alma juga ada di sana, ikut mendengarkan Haris bercerita. “Aku tinggal sebentar,” kata Risha pamit dan Alma membalasnya dengan anggukan kepala. Risha berjalan keluar dari kamar Lily. Saat menuruni anak tangga, dia melihat Adhitama yang baru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 1 : Dari Butik Ke Sekolah

    Hari itu Risha mengajak Alma pergi ke butik untuk melihat baju pernikahan. Mereka sudah ada di butik dan sedang melihat-lihat katalog untuk memilih model mana yang cocok.Saat masih memilih, Alma memberanikan diri untuk mengajak Risha mengobrol. “Kak, entah ini hanya perasaanku saja atau memang benar, tapi aku lihat akhir-akhir ini Lily jadi pemurung, apa ada masalah?” tanya Alma sambil mengalihkan tatapan dari desain gaun di katalog ke Risha. “Bukan masalah besar. Dia hanya sedih karena Audrey sudah tidak bekerja dengan kami lagi dan juga dia kehilangan adiknya,” jawab Risha. Alma mengangguk-angguk paham. Dia merasa bersimpati dan kasihan. “Mungkin nanti kalau anakku lahir, aku akan minta Lily yang memberinya nama supaya Lily senang dan sedikit terhibur,” ujar Alma. Risha terkejut sampai menoleh Alma. “Jangan, bisa-bisa nanti anakmu malah diberi nama yang aneh-aneh Sama Lily.” Alma tertawa kecil mendengar jawaban Risha. Mereka masih sibuk mengobrol sambil melihat-lihat baju

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   260. Aku Sangat Menyayangi Kalian

    Pagi itu Lily pergi ke rumah sakit untuk menemui Risha. Dia sangat tidak sabar, sampai-sampai berjalan dengan cepat agar bisa segera menemui Risha. “Bunda!” Lily berlari ke arah ranjang ketika sampai di ruang inap Risha. Risha terkejut tapi juga senang karena Lily ada di sana. “Bunda, adiknya Lily sudah tidak ada, ya?” tanya Lily dengan tatapan sedih. Risha mengangguk. “Bunda nggak akan sakit lagi, kan?” tanya Lily lagi. “Iya,” balas Risha sambil memulas senyum. Adhitama mendekat, lalu mengusap rambut Lily dengan lembut. “Kenapa hari ini Lily tidak mau sekolah?” tanya Risha. “Nggak mau, Lily maunya sama Bunda,” jawab Lily sambil memainkan telunjuk di atas sprei. Adhitama dan Risha saling tatap. “Bagaimana di rumah Kakek Roshadi? Apa di sana seru?” tanya Adhitama. Lily hanya diam menunduk, tapi kemudian menjawab, “Iya Kakek Roshadi juga punya kolam ikan.” “Iya, Kakek membuat itu spesial untuk Lily karena Lily suka sama ikan Koi,” balas Adhitama. “Em ... kalau Lily suka di

DMCA.com Protection Status