Part 28Di rumah hanya ada Dani dan Arin. Gadis itu masih termenung, banyak sekali yang mampir dipikirannya."Kak, menurut kakak, mas Aris gimana?" tanya Arin membuka percakapan.Dani mengerutkan keningnya. "Ada apa kamu nanya-nanya mas Aris?" Dani balik bertanya dengan nada heran."Yaa... Aku mau tahu aja. Mas Aris kan udah nyelametin aku..." sahut Arin dengan nada manja. Ia terbayang akan malam sebelumnya tentang sang kakak ipar yang datang bak pahlawan. Menghajar Zaky sampai dia kabur ketakutan. Lalu sikapnya yang manis dan perhatian membuatnya merasa nyaman.Dani menggeleng-gelengkan kepalanya, tanda heran sekaligus tak mengerti apa isi otak sang adik. "Biarpun udah nyelametin kamu, tapi dia tuh kakak iparmu. Suami mbak Dewi. Gak usah neko-neko deh..."Arin hanya cemberut mendengar pernyataan kakaknya itu. Entah sejak malam itu, ia melihat Mas Aris dengan sosok yang berbeda. Sosok lelaki yang bertaruh nyawa untuk menyelamatkannya."Eh dek, sebenarnya kamu beneran sudah diperkosa?"
Part 29Dani, dia datang bersama Arin. Gadis itu, terlihat lebih segar dari sebelumnya."Bagaimana keadaan ibu, mbak?" tanyanya dengan nada cemas."Ibu sudah lebih baik," jawabku. Dani mendekati ibu, dia menangis memeluk ibu."Bu, disini sudah ada Dani, Arin dan Dewi juga. Ayu pamit pulang ya, kasihan anak-anak biar istirahat dulu..." ucap mbak Ayu. Ia berpamitan pulang."Tunggu, nak. Ibu mau bicara sesuatu pada kalian semua.""Iya, Bu. Mau bicara masalah apa?" tanya Mbak Ayu."Arin, coba ceritakan dengan jujur siapa laki-laki itu?" tanya ibu.Arin menunduk, dia takut dan malu."Ayo jawab dek! Kenapa diam saja?" tanya mbak Ayu dengan nada penuh penekanan."Emmh... Itu, dia... Namanya Zaky, Bu," jawab Arin gugup."Siapa dia? Dimana kamu mengenalnya? Alamatnya dimana?" mbak Ayu kembali memberondongnya dengan pertanyaan. "Aku.... Aku kenal dia lewat Facebook, Bu. Alamatnya aku gak tahu Bu, tapi dia bilang, katanya dari kecamatan sebelah....""Arin... Arin... Kamu bodoh kok dipiara sih!
Part 30Dua hari berlalu, ibu sudah diperbolehkan pulang. Tapi Dokter berpesan agar ibu tidak boleh banyak pikiran dan harus istirahat yang cukup, tidak boleh kelelahan. Selain itu kulihat kedekatan ibu dan Arin. Arin yang biasanya acuh, dia berubah lebih baik. Tidak biasanya dia seperti itu. Bahkan sampai Arin mau menyuapi ibu makan. Gadis manja itupun mau mengerjakan pekerjaan rumah walaupun hanya sebagian. 'Alhamdulillah kalau Arin sudah berubah...' ucapku membatin. Aku senang melihatnya ada perubahan ke arah yang lebih baik.Selentingan omongan tetangga begitu santer terdengar. Ya, mereka menggosipkan Arin sebagai gadis yang tak baik, sering pulang malam dan sebagainya. Dan entahlah mereka dapat kabar dari mana, mereka tahu kalau Arin dilecehkan oleh pacarnya. Gosip tentang Arin yang sudah tak perawan menyebar begitu cepat di kompleks lingkungan. Mereka menjelek-jelekkan Arin dan sikap sang ibu yang tak bisa menjaga anak gadisnya. Hal itu membuat tubuh ibu drop kembali. "Hei Bu
Part 31Arin terdiam. Raut wajahnya mengatakan seakan dia tak setuju dengan ucapan Dani."Coba sini, mana handphone kamu?" pinta Dani sambil mengambil handphone dari tangan sang adik."Arin kan sudah bilang kak, kalau akun Arin diblokir," tutur gadis itu lagi."Ya sudah, siapa nama facebook laki-laki itu? Biar kakak cek," tanya Dani. Kakaknya itu tak mau menyerah. Ia ingin lelaki yang sudah memperdaya Arin bertanggung jawab atas sikapnya."Zaky Aditia, kak," jawab Arin lagi. Kulihat Dani langsung menyalakan handphonenya untuk mencari tahu siapa laki-laki itu."Ya sudah bu, kami pamit dulu ya..." ucapku berpamitan."Mbak, mbak gak nginep disini aja?" tanya Arin."Tidak dek, kami harus pulang. Besok mas Aris harus berangkat kerja pagi-pagi," jelasku lagi."Ya sudah, kalian hati-hati ya nak...""Iya, Bu..."Kami saling bersalaman. Dari sini aku melihat tatapan Arin sangat berbeda pada mas Aris. Apakah hanya perasaanku saja?Tatapannya seolah kagum, tak seperti biasanya. Gadis itu selalu
Part 32Setelah kepergian Aris dan Dewi.Di rumah hanya ada Arin dan Ibu. Dani juga pergi lagi setelah mendapatkan alamat laki-laki yang bernama Zaky."Bu, bolehkah Arin bertanya sesuatu pada ibu?" tanya Arin dengan hati-hati."Dulu, waktu ibu dilecehkan siapa yang tetap menyayangi ibu?" tanya Arin lagi."Nenekmu, nak. Dia membantu merawat ibu dan selalu menenangkan ibu agar tak bersikap bodoh. Nenek sangat sayang pada ibu," jawab ibu penuh keharuan."Berarti ibu juga tetap sayang kan sama Arin, walau keadaan Arin seperti ini?" tanya gadis itu hati-hati."Ya, tentu saja nak... Ibu sayang sekali padamu..."Arin memeluk tubuh ibu. Dan ibu mendekapnya dengan erat, menciumi keningnya dan mengelus rambutnya yang dibiarkan tergerai."Arin sedih bu, apa yang harus Arin lakukan?" Kali ini Arin terisak.Ibu masih diam. Dia paham betul apa yang dirasakan anaknya, tidak jauh berbeda dengannya dulu. kenapa ia merasa dejavu.'Ibu akan selalu menyayangimu, nak. Seperti dulu nenekmu menyayangi ibu'
Part 33"Mas, tadi siapa yang datang?" tanyaku sembari memicingkan mata. Ya, tadi selagi aku tertidur, samar-samar mendengar suara orang sedang berbincang-bincang di depan."Oh itu, tadi Dani kesini dek.""Dani? Ada apa ya mas?" aku beranjak duduk."Mas juga gak tahu, katanya ibu nyuruh kita semua kumpul," jawab Mas Aris."Oh ya? Itu pasti sangat penting, ayo kita kesana mas," ajakku."Tidak dek, kamu kan lagi sakit...""Tapi...""Tadi mas udah bilang sama Dani kalau kita gak bisa kesana, karena kamu sakit.""Tapi mas, pasti ada sesuatu sama ibu... Aku khawatir mas. Ayo kita kesana mas...." rengekku lagi."Kamu yakin tidak apa-apa?" Mas Aris memegang keningku. Aku tersenyum."Percayalah, aku akan baik-baik saja, mas. Ayo kita temui ibu. Asalkan ada kamu di sampingku, aku akan baik baik saja, Mas.""Ya sudah, pakai jaketnya dulu ya. Takut dingin di jalan. Aryan juga, biar mas pakein jaketnya dulu.""Iya mas."Sebenarnya tidak tega membangunkan anak kami yang sedang tertidur. Tapi demi
Part 34"Ayu juga kecewa sama ibu! Ayu aja yang mendengarnya sakit, Bu! Apalagi Dewi? Apa ibu tidak berpikir kesana? Demi kebahagiaan Arin, ibu rela mengorbankan perasaan Dewi? Anak yang selama ini baik pada ibu?!" pekik mbak Ayu lagi. Dia memandang Arin dengan tatapan sinis."Kalian ini sudah gila ya? Aris suruh bertanggungjawab untuk hal yang tidak dia lakukan?!" tukas mbak Ayu lagi. Ia terlihat begitu kesal. Berbeda denganku yang langsung menangis.Aku makin tergugu. Astaghfirullah, sungguh berat mendengar ini semua. Apalagi keluar dari mulut ibu, seseorang yang selama ini aku hormati. Kulihat ibu juga menangis, ibu seperti menyesali perkataannya. Tapi kenapa ibu begitu tega melakukan hal ini? Memberikan pilihan yang sulit bagiku dan juga bagi Mas Aris. Rasanya kepercayaanku pada ibu hancur berkeping. Dan adikku Arin, aku begitu menyayanginya setulus hatiku, tapi ia tega merusak kepercayaanku, menusuk dari belakang. Meminta hal yang tak bisa kuberikan. Aku tak bisa, sungguh aku tak
Part 35Di Rumah Ibu."Bu, kau lihat sekarang Bu? Dewi pasti kecewa sama ibu! Apa ibu tidak menyesal?" Ayu terus mendesak ibu. "Harusnya ibu tahu bukan? Kalau Aris disuruh menikah dengan Arin, berarti sama saja menyuruh Aris dan Dewi untuk berpisah?" sahut Ayu lagi.Ibu menangis, lagi-lagi menangis. Obu menyesali ucapan yang terlontar dari mulutnya sendiri. Ia tak bisa menjaga hati Dewi demi ingin menyelamatkan hati Arin."Mbak, tapi aku gak minta mereka berpisah. Aku mau kok jadi yang kedua..." sahut Arin. Ia masih shock dengan penolakan yang dilakukan oleh Aris secara terang terangan.Plaakkk...!! Sebuah tamparan mendarat di pipi Arin.Ayu sudah geram dengan sikap adiknya itu. Dia menamparnya sekali lagi."Heh gadis bodoh! Kau sudah gila ya? Apa kau tidak tahu? Apa ibu juga tidak tahu? Kalau dalam agama islam tidak boleh menikahi kakak dan adik kandung sekaligus?" ujar Ayu dengan nada berapi-api.Arin menatap Ayu dengan penuh kebencian. Dari dulu, Ayu selalu keras padanya. Berbeda