.
.
.
Setelah menyelesaikan makan malam yang mengenyangkan, Shen Yiyi akhirnya merasakan kepuasan yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Sambil mengelus perutnya yang terasa penuh, ia lalu menyandarkan tubuhnya di punggung kursi makan itu dan mengembangkan senyumnya penuh kebahagiaan!
Sayangnya, kebahagiaan yang terpancar dari wajah mungil Shen Yiyi saat ini sangatlah berlawanan dengan raut wajah pria tampan dihadapannya itu yang sepertinya sedang menahan sesuatu sambil melihat seluruh piring kosong yang ada disana!
"Krrruuuuuuuuk...!!!!!"
Dalam keheningan, tiba-tiba sebuah suara terdengar menggelegar memenuhi tempat itu yang seketika membuat kedua pasang mata yang ada disana saling beradu pandang!
"Kruuuukkkkkkkkkkk!!!!!!" Suara itu terdengar lagi, tetapi kali ini suaranya bahkan mampu menggetarkan air putih di dalam gelas kristal yang saat ini berada tepat dihadapan Shen Yiyi.
Mengalihkan pandangannya pada gelas krista
...Pagi hari ini, kicauan burung tidak terdengar bersahut-sahutan di area taman penghijauan Perusahaan Mu seperti biasanya. Mungkin karena pada musim gugur ini udara menjadi lebih dingin, sehingga burung-burung itupun bermigrasi ke tempat yang lebih hangat.Sambil mengenakan baju kerja yang lebih tebal, Shen Yiyi terlihat berjalan kaki sembari memandangi pohon-pohon besar yang saat ini dipenuhi oleh berbagai warna indah dari dedaunannya yang mulai mengering."Indah sekali..." gumamnya dengan senyum yang merekah sembari melihat pemandangan di atasnya.Bagaimanapun, ini adalah kesempatannya untuk dapat menikmati kehidupan kembali. Jadi ia memutuskan untuk menikmati hal-hal sederhana seperti ini ke depannya.Ya, meskipun kemarin mobilnya sudah lenyap, tapi entah mengapa sekarang Shen Yiyi tidak merasa marah sama sekali. Mungkin... Mungkin karena pria itu sudah meminta maaf dengan tulus, atau mungkin karena pria itu sudah mengantarkann
...Suara bisikan dalam ruangan tersebut terus terdengar bersahut-sahutan sebelum akhirnya terhenti sejenak saat mereka mendengar suara pintu terbuka."Ceklek!"Sesosok wanita berambut panjang terlihat memasuki ruang itu sembari membetulkan posisi kaca mata kudanya yang terlihat agak miring.Dengan riasan wajah yang dihiasi bopeng, wanita itupun berjalan maju menuju tempat rekan-rekannya berdiri sembari memandang para kepala bagian yang ada disana dengan wajah bertanya-tanya seperti seorang bayi lugu yang tidak berdosa di dunia ini.Melihat tatapan lugu dari wanita yang baru masuk itu, tentu saja membuat para kepala bagian menjadi semakin geram, terlebih beberapa kepala bagian wanita yang sedari awal tidak menyukai keberadaan sekretaris Shen yang nampak misterius di kantor CEO Mu."Ada apa ini?" tanya Shen Yiyi dengan suara lirih kepada sekretaris Ji sesampainya ia di sudut ruangan."Sekretaris Shen, kita dalam masalah
...Berbisik-bisik, para kepala bagian itu se-akan merasa seperti dipermainkan oleh Shen Yiyi. Bahkan, beberapa di-antara mereka tidak segan untuk melontarkan kata-kata yang agak keras supaya Shen Yiyi mendapatkan hukuman dari perusahaan, atau juga sebuah pemecatan.Melihat munculnya begitu banyak tekanan kepada nyonya muda-nya, asisten Bai juga ikut berbisik perlahan ditelinga Mu Shenan."Tuan, bagaimana ini?""Emm.. Suruh mereka diam." jawab Mu Shenan dengan pandangan tetap lurus ke depan sembari terus melihat semua pergerakan Shen Yiyi yang masih terlihat santai itu."Baik Tuan." Mendengar perintah bosnya, asisten Bai kemudian bergegas berdeham dengan sangat keras untuk menghentikan keributan yang sedang terjadi."Ehem!!!" ucapnya dengan lantang yang disambut tatapan seluruh orang yang telah mendengar suara keras itu.Mereka terdiam, menanti apa yang akan dikatakan oleh CEO berkaitan tentang hal ini. Beberepa detik,
...Secepat kilat, berita tentang kemenangan para sekretaris melawan kepala bagian telah menyebar luas di group-group chat perusahaan Mu.*Group Pekerja RajinPendekar sakti: "Hot news! Para sekretaris berhasil mendepak para kepala bagian!"Langit Biru: "Benarkah?! Wow!Awan Mendung: "Aku tidak percaya. Apa berita itu benar?"Pendekar sakti: "Tentu saja benar. Aku bisa menjaminnya!"Langit Biru: "Ha..ha..ha! Aku harus memberi hormat pada para sekretaris dasyat itu!"Awan Mendung: "Sebenarnya, aku juga senang, kepala bagian Su selalu memarahiku. Sekarang baru tahu rasa dia!"*Group Seksi SekaliSi cantik: "Berita terdasyat tahun ini! Sekretaris Gu dan sekretaris Ji menampar pipi para kepala bagian!!!"Pantat Merah: "Apa?!!!! Benarkah? Wow, sungguh dasyat!"Si cantik: "Benar! Aku melihatnya sendiri kalau pipi para kepala bagian itu semua memerah. Pasti sekretaris Gu yang k
...Terduduk dan mematung. Itulah yang dilakukan CEO Mu melihat pemandangan pada layar laptop yang terhubung dengan kamera CCTV di sebuah pantry yang mendadak ramai disana.Sambil menggosok-gosok dahinya, Mu Shenan begitu tidak mengerti dengan kepercayaan diri seorang wanita yang ada disana. Apakah wanita bodoh itu benar-benar merasa bahwa ia sangat pintar sampai-sampai bisa menemukan detail kesalahan dari data-data yang dikumpulkan oleh kepala bagian sebelumnya?!Menggeleng-gelengkan kepalanya, Mu Shenan teringat pada hari dimana ia akan berangkat ke kota lain. Saat itu, dia memang menerima setumpuk dokumen di mejanya yang langsung ia periksa. Sayangnya, ia menemukan semua kesalahan disana sehingga ia memberikan catatan-catatan kecil dengan tinta berwarna merah. Ia berencana, setelah menyelesaikan urusan bisnis di kota lain, ia akan melemparkan seluruh dokumen yang telah diperiksanya ke wajah para kepala bagian yang tidak becus bekerja itu!
...Aroma kemenangan menguar di dalam diri Shen Yiyi yang sedang bahagia itu. Bagaimana tidak, hari ini bukan hanya dia berhasil menyelamatkan dirinya, tetapi dia juga bisa mendapat pengikut dalam sekejap mata. Ckck… batinnya tertawa di dalam hatinya.Astaga, untung saja dia bisa berpikir dengan cepat saat di rapat tadi. Tanda-tanda merah di dokumen itu, Shen Yiyi bisa melihatnya dengan jelas. Ia hanya menerka-nerka arti tulisan Mu Shenan disana. Dan ternyata, tebakannya itu benar.Menyandarkan punggungnya, Shen Yiyi lalu menatap jalanan didepannya. Di sepanjang jalan yang dilaluinya ada begitu banyak daun maple berwarna keemasan yang berguguran. Beberapa diantara tumpukan daun itu bertebaran di udara terbawa angin yang berhembus dengan kencangnya. Tidak ada banyak orang di sepanjang jalan itu, mungkin saja udara telah menjadi semakin dingin sehingga mereka memilih untuk tidak keluar rumah.Menyunggingkan senyumnya, Shen Yiyi mulai
...Tuan Mu telah mendapatkan kotak makanan ditangannya. Mengambil sumpit, ia lalu mulai memasukkan potongan kecil makanan itu satu persatu ke dalam mulutnya sembari sesekali ia melirik isterinya yang ada disana.Di balik kaca, Shen Yiyi terlihat begitu antusias. Bagai ahli kungfu ia menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri dengan bibir merah yang sepertinya terus saja mengoceh tidak jelas. Entah apa yang diceritakan oleh wanita itu. Mu Shenan bahkan tidak bisa menebaknya. Mungkin saja, wanita itu sedang menceritakan film aksi yang pernah dilihatnya atau sejenisnya.Sambil terus mengunyah makanannya, Mu Shenan dikejutkan oleh suara ponselnya yang tiba-tiba bordering. Meletakkan sumpitnya, ia dapat melihat dengan jelas bahwa sekretaris Gu sedang menghubunginya.“Hm. Ada apa sekretaris GU?” tanyanya dengan santai sesaat setelah ia mengangkat telepon itu.Awalnya Mu Shenan tidak mau untuk mengangkatnya. Tetapi sekretaris
...“Wah, kalau begitu suamimu itu parah sekali ya Yiyi. Tenanglah, nanti kalau aku gajian, aku akan membelikanmu bahan-bahan belanja.” Ucap sahabatnya itu yang membuat isterinya tertawa.“Astaga Ning Ri. Kau baik sekali. Andai kau pria aku pasti akan menikahimu.” Timpal Shen Yiyi yang membaut wajah Mu Shenan berkerut tanda tidak suka dengan perkataan yang didengarnya.“Tentu saja Yiyi. Kalau aku pria, aku pasti akan memberikan dompetku kepadamu dengan begitu banyak uang didalamnya. Jadi, kau bisa mengambil uang sesuka hatimu.” Kata sahabat isterinya itu.“Terima kasih Ning Ri. Meskipun aku memiliki suami pelit, tetapi setidaknya, aku masih memiliki sahabat yang sangat dermawan.” Isterinya itu tersenyum seakan tersirat kesedihan di dalamnya.Mematikan alat penyadap itu, Mu Shenan lalu mengambil ponselnya. Beberapa waktu, ia berkutat dengan menu i-banking miliknya dan mena