Kehadiran Kiran di rumah Ny. Aminah saat mereka tidak beradandi rumah dilaporkan oleh tetangga sebelah rumahnya yang rupanya melihat kehadiran Kiran yang saat itu tertangkap mata sedang bercakap dengan Diana di teras rumah. Tanpa mereka sadari dari balik kaca jendela sepasang mata menyaksikan dengan detail percakapan antara Kiran dan pembantu Ny. Aminah dalam waktu yang cukup lama tersebut.
“Bu Aminah, memang membolehkan pembantunya mengobrol dengan pria yang bertamu sementara Ibu dan keluarga sedang tidak ada di rumah?” tanya Nyonya Hayyun menceritakan apa yang barusan dilihatnya tadi.
“Tidak, Bu! Saya tidak menyuruh Diana menerima tamu tatkala kami sedang tidak ada di rumah?” bantah Nyonya Aminah merasa tidak memberikan pesan untuk
Setelah mengingatkan Diana tentang aturan baru yang diterapkan di rumahnya, Nyonya Aminah menjelaskan peraturan baru tersebut kepada suami dan anaknya sewaktu mereka sedang makan malam bersama. “Umi, mengingatkan Abi dan Farel, bahwa jika Umi tidak ada di rumah maka Diana tidak boleh melayani keperluan makan dan minum kalian. Kalian harus membeli makanan sendiri dan membuat minum sendiri. Umi akan mengunci Diana di kamarnya saat Umi pergi,” terang Nyonya Aminah kepada suami dan anaknya yang diam saja mendengarnya. “Mengerti Abi? Farel?” tanya Umi. Kedua lelaki perkasa di rumah tersebut sepakat mengangguk saja daripada berdebat dengan wanita tercantik di rumah me
Farel memang menuju perpustakaan kampus untuk menyakinkan Aisyah bahwa dirinya memang mempunyai tugas untuk diselesaikan dengan mencari buku refrensi di perpustakaan kampus dan Aisyah memang melihat kekasihnya itu pergi memasuki perpustakaan sementara dirinya tetap melanjutkan rencana untuk bertemu Nyonya Aminah di rumah Farel sekaligus mencari kebenaran tentang kehadiran pembantu baru di rumahnya Farel. “Wah, celaka ini bisa perang besar?” pikir Farel dalam hati ketika mengetahui rencana kekasihnya untuk tetap menemui Uminya di rumah. Sebab itu dia segera memberikan kabar kepada Diana, agar mencari alasan sakit supaya tidak keluar kamar saat Aisyah bermain ke rumahnya, sehingga dia tidak bertemu dengan kekasih hati yang super cemburuan itu.
Tak terasa setahun sudah lamanya Diana bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di negeri jazirah Arab ini, dan banyak sudah pengalaman dan suka dukanya yang didapatkan selama menjadi pembantu di rumah Nyonya Aminah ini. Diana termasuk salah satu dari sekian banyak TKW yang beruntung bekerja di luar negeri sebab dia mendapatkan majikan yang baik hati serta tidak pemarah apalagi penganiaya jika terlambat melayani atau bekerja. Diana bersyukur bahwa dirinya ditempatkan pada majikan yang baik hati dan dermawan, apalagi kehadirannya di rumah majikan ini sangat menyenangkan. Setiap bulan dia mendapatkan gaji bulanan yang menjadi haknya juga bonus lainnya yang moncer. Salah satunya bonus yang diberikan oleh Tuan Muda kepadanya, bonus yang hanya dirinya sendiri yang dapat merasakannya.&n
Beberapa hari setelah komunikasi pertama dengan Bik Ros, Diana sudah tak sabar untuk dapat bertemu pandang secara langsung lewat layar ponsel. Dia tak sabar ingin segera mengetahui wajah cantik, imut,lucu serta menggemaskan sang putri semata wayangnya, Maya.Karena dia selalu menchat Bik Ros agar segera mencari tempat yang sinyalnya stabil untuk video callan sehingga rasa rindunya kepada sang anak tersampaikan. “Bik, carilah tempat yang sinyalnya stabil, Diana sudah rindu ingin melihat si embem?” ketiknya ketika menyempatkan waktu untuk selalu mengingatkan sang Bibik agar segera mencari tempat untuk bisa panggilan video. “Iya, Diana. Bibik sedang mencari hari yang tepat agar kita enak bicaranya tidak terganggu apalagi dicurigai,&rdqu
Diana menghubungi Pak Sambodo untuk membicarakan cara mengirim uang ke kampung, sebab berbeda negara menyebabkan dia tidak tahu cara mengirim uang ke kampung.Diana menghubungi Pak Sambodo lewat sambungan telepon membicarakan perihal rencananya untuk dapat berkirim uang ke keluarganya di Indonesia. “Pak, saya ingin mengirim uang ke Indonesia bagaimana caranya?” tanya Diana kepada Pak Sambodo lewat chat WA. “Ada banyak caranya, kamu mau kirim langsung diterima uangnya oleh orang kamu kirimi di Indonesia atau lewat rekening bank penerima di Indonesia,” jawab Pak Sambodo, menanyakan ketegasan Diana ingin mengirim langsung atau lewat rekening bank. “Say
Bik Ros sangat senang melihat jumlah yang dikirim oleh Diana, uang sebesar itu lebih dari cukup untuk membeli kulkas baru, pikirnya. Bukankah Maya juga belum banyak kebutuhan dan hanya membeli susu, dan masih bisa tercukupi oleh penghasilan suaminya dari menampas karet miliknya setiap minggu, sehingga dia memutuskan untuk membelikan uang kiriman Diana tersebut dengan benda lain yang lebih bermanfaat. “Risa, jangan lupa nanti sepulang sekolah cek rekening kamu, sudah masuk belum kiriman Kak Diana!” ujar Bik Ros mengingatkan anaknya, jangan lupa mengecek rekening tabungannya. “Iya, Bu, nanti Risa cek, berangkat sekolah dulu bu!” pamit Risa kepada Ibunya menggas roda dua miliknya pelan.&n
Melihat wajah istri yang berseri senang memunculkan petanyaan tersendiri bagi suami Bik Ros, apakah gerangan yang membuat istrinya teramat gembira, selama ini jarang sekali baginya dapat melihat senyum manis sang istri. Beban yang besar dipikulnya sejak kepergian Diana dan orang tuanya membawa perubahan sifat pada diri Bik Ros, yang dulu periang menjadii pendiam dan sensitive. “Aduh, gembiranya istriku!” goda suaminya mendekati istrinya yang tersenyum-senyum sendiri kegirangan entah apa sebabnya. “Iya, Pa. Mama sedang senang!” timbalnya kepada sang suami. “Lagi ketiban duren jatuh masak, apa?” tanya sang suami menyelidik.&nb
Kehadiran sebuah lemari pendingin dua pintu yang dibeli oleh Bik Ros di Toko Amta mendapatkan gunjingan dari tetangga mereka begitu kulkas tersebut tiba di rumahnya. Banyak yang bertanya dari mana Bik Ros dan keluarganya bisa mendapatkan uang untuk membeli kulkas tersebut, bukankah beban hidup mereka saat ini sedang terpuruk karena ketambahan beban membeli susunya Maya setiap minggu hasil dari menjual deresan karet di kebun milik mereka. Tetangga berusaha menyelidik asal muasal uang yang mereka dapatkan untuk membeli barang tersebut, banyak yang menebak jika Bik Ros mendapatkan kiriman uang dari kerabat atau jangan-jangan dari Pak Wardi dan istri atau Diana yang sekarang menjadi TKW di luar negeri. Tapi yang paling memungkin mengirim uang dalam keadaan seperti ini menurut warga hanya Diana, karena dia bekerja di luar negeri yang g
Dua tahun kemudian! Hujan badai tengah melanda negeri padang pasir ini, suasana rumah begitu senyap karena ditinggal oleh tuan rumahnya menunaikan ibadah haji. Hanya dirinya dan Tuan Muda yang tinggal, sebenarnya Nyonya Aminah hendak mengajak Diana juga menunaikan ibadahhaji mumpung sedang berada di kota suci ini, sayangnya dia merasa belum tepat waktunya untuk menghadap ke baitul maqdis karena disadarinya bahwa dia sedang terbalut oleh dosa. Bukankah jika ingin menunaikan ibadah haji sebaiknya diri dalam keadaan suci sedangkan dia dalam keadaan sebagai pendosa yang selama ini dilakukannya. Dia tidak mau mengotori tempat suci itu dengan segala dosa yang telah diperbuatnya selama menjadi pembantu di rumah majikannya. Kalau ingin, siapa sih yang tidak ingin da
Untuk membuktikan kebenaran cerita Bu Jumin tentang kelakuan Bik Ros dan keluarganya, Diana sengaja menunda pengiriman uang ke rekening Risa untuk mengetahui reaksi yang akan diberikan oleh Bik Ros jika dia terlambat mengirimkan uang. Diana membiarkan saja tanggal muda berlalu di bulan ini dengan harapan akan mendapatkan pesan dari Bik Ros atau Risa mengapa dia belum berkirim uang ke kampung. Sudah hampir tanggal tujuh di awal bulan, Diana belum juga berkirim uang kepada Bik Ros dan anehnya dia belum juga mendapat pertanyaan dari kampung tentang belum dikirimnya uang ke rekening miliknya Risa. Sebenarnya di kampung, Risa sudah sangat gelisah sekali sebab di rekeningnya tidak ada saldo lagi, terakhir saldonya dia belikan sebuah HP Vivo terbaru yang lumayan ke
Diana mendapat pesan baru dari nomor yang tidak dikenalnya, itu yang membuatnya agak enggan cepat-cepat membawa pesan tersebut. Dibiarkannya dulu pesan itu mengendap di layar monitor ponsel sampai selesai pekerjaannya hari ini, barulah dia membukanya sebab rasa penasaran aka nisi pesan dan siapa pengirim pesan tersebut. Dalam hati Diana bertanya-tanya, siapakah lagi orang yang tahu nomornya kecuali Bik Ros dan keluarganya serta beberapa orang TKW yang bekerja di kota ini, yang diizinkan oleh majikannya untuk menyimpan HP di kamarnya. Kebanyak Tenaga Kerja Wanita dikota ini tidak dibolehkan menyimpan HP sebab ditakutkan melakukan suatu hal yang akan merugikan majikan, alasan itulah yang membuat banyaklah majikan di kota ini tidak mengizinkan para pembantunya memegang HP.
Keberhasilan Risa membeli motor baru, menjadikan dirinya mendapat julukan baru dari teman-teman sekelasnya yaitu the new rising star girl. Risa sangat senang dijuluki oleh rekan-rekan sekelas sebagai gadis bintang baru di sekolahnya, suatu julukan yang membuat gadis manapun menerimanya akan sangat senang. Entah criteria apa yang menobatkannya sebagai rising star di sekolahnya yang setiap tahun rutin diadakan oleh OSIS sekolah ini. “Selamat, ya Ris! Dapat juluk baru nih, gadis bintang baru di sekolah!” ucap Aisyah dan teman-teman sekelasnya memberikan ucapan selaman kepadanya. “Makasih!” sahut Risa senang, kawan-kawannya mengapresiasi julukan yang sangat ingin dida
Tak terasa hari bergenti hari, siang dan malam berputar sesuai sumbunya, demikian teratur. Itulah hukum jagat raya, berputar pada sumbunya, sehingga ada siang dan malam yang membuat kita bisa merasakan gelap dan terang. Gelap di malam hari kala waktu untuk istirahat total dari seluruh kegiatan sedangkan di siang hari saat terang, waktunya kita beraktifitas mencari nafkah dan kehidupan di muka bumi ini. Kesabaran Risa menunggu pergantian perputaran hari membawanya pada sebuah kebahagiaan sebab ditanggal muda yang sudah dijanjikan, Diana mentransfer uang sebanyak yang diperlukannya untuk membeli motor baru. Amboi, senangnya perasaan Risa ketika mengetahui di dalam rekeningnya sudah masuk uang dua belas juta rupiah.&nbs
Saat senggang, Diana mencoba memikirkan kembali permintaan Risa yang ingin membeli sepda motor dengan meminjam uang darinya. Dalam hati Diana berpikir keras, uang yang dipinjam oleh Risa takkan mungkin dikembalikan oleh Bibiknya sebab dia tahu persis penghasilan sang Paman. Paman hanya seorang penderes karet yang penghasilan setiap minggunya cukup untuk untuk membeli beras dan lauk pauk serta sedikit lebihnya jatah uang jajan dan bensin untuk Risa sekolah. Kok, aku pusing sendiri memikirkan Bibik, biarlah kuanggap dia meminjam uang tersebut dan aku tak akan menagihnya! Diana bergumam dalam hatinya berusaha menyelami keadaan ekonomi Bibiknya saat ini. Menimbang keadaan perekonomian sang Bibik membuat hatinya tambah cemas saja membayangkan kehidupan anaknya ji
Beberapa hari terakhir ini Risa menjadi bahan omongan teman-temannya di sekolah, semua karena motor butut miliknya. Roda dua miliknya dinilai sudah model lama yang ketinggalan jaman, dibandingkan dengan motor keren dan kece milik teman-temannya. Terkadang Risa merasa malu karena sering diejek oleh teman-temannya perihal motor butut yang masih dipakainya sampai sekarang. Beberapa kali Risa menyampaikan kepada orang tuanya bahwa dia ingin dibelikan motor baru yang tidak ketinggalan jaman modelnya sehingga tidak diejek lagi oleh teman-teman se kelasnya. Sayangnya permintaannya selalu ditolak oleh Bik Ros dan suaminya sebab keuangan mereka tidak cukup untuk menukar motor butut dengan yang baru sebab harga motor sekarang mahal. Risa tak kehilangan akal, berkat id
Kehadiran sebuah lemari pendingin dua pintu yang dibeli oleh Bik Ros di Toko Amta mendapatkan gunjingan dari tetangga mereka begitu kulkas tersebut tiba di rumahnya. Banyak yang bertanya dari mana Bik Ros dan keluarganya bisa mendapatkan uang untuk membeli kulkas tersebut, bukankah beban hidup mereka saat ini sedang terpuruk karena ketambahan beban membeli susunya Maya setiap minggu hasil dari menjual deresan karet di kebun milik mereka. Tetangga berusaha menyelidik asal muasal uang yang mereka dapatkan untuk membeli barang tersebut, banyak yang menebak jika Bik Ros mendapatkan kiriman uang dari kerabat atau jangan-jangan dari Pak Wardi dan istri atau Diana yang sekarang menjadi TKW di luar negeri. Tapi yang paling memungkin mengirim uang dalam keadaan seperti ini menurut warga hanya Diana, karena dia bekerja di luar negeri yang g
Melihat wajah istri yang berseri senang memunculkan petanyaan tersendiri bagi suami Bik Ros, apakah gerangan yang membuat istrinya teramat gembira, selama ini jarang sekali baginya dapat melihat senyum manis sang istri. Beban yang besar dipikulnya sejak kepergian Diana dan orang tuanya membawa perubahan sifat pada diri Bik Ros, yang dulu periang menjadii pendiam dan sensitive. “Aduh, gembiranya istriku!” goda suaminya mendekati istrinya yang tersenyum-senyum sendiri kegirangan entah apa sebabnya. “Iya, Pa. Mama sedang senang!” timbalnya kepada sang suami. “Lagi ketiban duren jatuh masak, apa?” tanya sang suami menyelidik.&nb