“Kau hamil?” Jerome menunjukkan testpack di tangannya pada Jenna yang baru saja masuk ke dalam kamar. Menemukan benda itu di laci wastafel ketika mengambi handuk bersih dan menjatuhkan benda itu ke lantai. Wajah Jenna memucat, tetapi segera menguasai ekspresi wajahnya dan menggeleng pelan. “Tidak.” “Lalu ini?” “Itu punya Liora.” Jenna berjalan ke ruang ganti. “Kenapa ada di sini? Di kamar mandi kita?” “Tadi Liora menggunakan kamar mandi kita untuk melakukan tesnya. D-dia sangat gugup. Hubungannya dengan Daniel sedang tak baik karena pemberitaan itu.” Jerome terdiam, mengamati Jenna yang membuka pintu lemari pakaian dan menyiapkan pakaian ganti untuknya. “Kau masih marah padaku?” Jenna terdiam, mengambil piyama tidur yang ada di hadapannya dan membalikkan tubuhnya sebelum Jerome bergerak lebih dekat dan menyentuhnya. “Aku ingin ke kamar mandi,” ucapnya memberikan piyama di tangannya pada Jerome dan beranjak pergi melewati pria itu. Jerome hanya menghela napas panjang dan terteg
Part 46 KeputusanTatapan Arata mengeras, keseriusan di wajah sang cucu bukanlah hal yang diinginkan. Tak ada sedikit pun penyesalan untuk semua kebohongan yang sudah terbongkar. “Kau bilang sudah menyelesaikan hak asuhmu,” desisnya tajam.Daniel mengangguk. “Daniel memutuskan untuk memberikan Xiu keluarga yang utuh. Jadi Daniel menikahi Liora lagi.”Seakan belum cukup dengan kejutan yang diberikan sang cucu, bahkan sekarang Daniel mengaku telah … “K-kau menikahi perempuan itu?”“Tepat setelah pernikahan Daniel dan Carissa.” Wajah Daniel masih tertunduk dalam. “Maafkan Daniel telah mengecewakan kakek. Ini adalah keputusan terbaik yang bisa Daniel ambil. Daniel tak akan melewatkan kesempatan ini untuk kembali pada Liora.”Arata mendengus tajam dengan garis wajah yang semakin mengeras. “Kau lebih memilih perempuan itu? Kau sadar apa yang kau lakukan, hah?” Suara Arata pun ikut mengeras dengan penuh emosi. “Kau pikir kau bisa lari begitu saja seperti pengecut setelah semua kekacauan dan
Tak hanya tentang kehamilan Liora yang mengejutkannya. Begitu sampai di apartemen, ia tak bisa menemukan wanita itu dan Xiu. “Ke mana istriku?”Wajah pelayan di hadapannya segera memucat. “Nyonya membawa Non Xiu pergi, Tuan,” jawabnya dengan setengah mencicit.“Apa?” Mata Daniel membelalak. “Apa maksudmu?”“T-tadi siang, Nyonya Carissa datang dan bicara dengan Nyonya Liora. Saya tidak tahu apa yang sedang keduanya bicarakan. Tapi … setelah Nyonya Carissa pulang, Nyonya Liora mengemas pakaiannya dan membawa Non Xiu.”“Ke mana mereka pergi?”Pelayan itu menggeleng.“Lalu ke mana James?”“Sepertinya mengikuti Nyonya. Nyonya benar-benar murka ketika dilarang pergi.”Daniel langsung menghubungi James. “Di mana kau?”“…”Ada sedikit kelegaan Liora dan Xiu berada di apartemen lama wanita itu, tapi … sepertinya kedatangan Carissa membuat semuanya menjadi runyam. Entah apa yang dikatakan oleh Carissa pada Liora, sudah jelas itu bukan hal yang buruk.Umur panjang, baru saja ia keluar apartemen
Saat masuk ke dalam kamar, Xiu sudah mulai tenang berada dalam gendongan Daniel. Putri kecilnya itu memang selalu lebih nyaman ketika bersama Daniel, yang membuatnya tak pernah merasa cemas sekaligus cemburu posisinya akan sepenuhnya tergeser oleh Daniel. Terutaman dengan ancaman Daniel yang akan merebut hak asuh kedua anak mereka jika ia nekat bercerai.Pandangan keduanya bertemu, tanpa mengurangi kekesalan yang tertampil di wajahnya, Liora menyeberangi ruangan dan masuk ke dalam kamar mandi. Menguncinya karena tahu kebiasaan Daniel yang suka menerobos masuk ke dalam kamar mandi meski tahu ia ada di dalam.Mencuci mukanya, Liora menatap pantulan wajahnya di cermin. Matanya terpejam dan bibirnya meratap lirih. Meratapi ketololannya . Ia jelas bukan seseorang yang mudah terkonfrontasi oleh kata-kata orang lain, terutama kata-kata licin Carissa. Lalu apa ini?‘Kau mengatakan semua ini karena kata-kata Carissa? Percayalah, tak ada satu pun kata-kata Carissa yang bisa kau pegang, Liora. A
Kehangatan dan kenyamanan yang melingkup tubuhya membuat Liora enggan untuk membuka matanya meski tubuhnya mulai terbangun. Membuatnya semakin menenggelamkan diri dalam dekapan hangat. Ia ingin berlama-lama menikmati kenyamanan ini. Lebih lama dan …Suara napas yang berhembus teratur di tengkuknya seketika membangunkannya dari alam mimpi. Kenyamanan dan kehangatan yang ia rasakan bukanlah sebuah mimpi. Dekapan itu nyata, melingkupi tubuhnya. Daniellah yang melakukannya. Kedua lengan yang memeluknya dari belakang adalah milik Daniel. Hembusan napas hangat yang menerpa tengkuknya adalah milik Daniel.Kedua matanya seketika terbuka dan ia menggeliatkan tubuh, berusaha membebaskan diri dari pelukan tersebut.Gerakan kasar Liora seketika membangunkan Daniel. Pria itu mengerang pelan sambil mengerjap-ngerjapkan mata. Menggeliatkan tubuh dengan senyum konyolnya ketika bertatapan dengan Liora. “Apa yang kau lakukan di sini, hah?”“Tidak ada.”“Kau melewati batasanmu. Seharusnya kau tidur di s
“Lalu apa yang sebenarnya kau inginkan dari semua ini, Daniel?” “Apakah kau masih perlu mempertanyakannya?” Liora terdiam sejenak. “Aku tak membutuhkan semua itu.” “Aku melakukannya bukan untuk kau butuhkan, Liora. Aku yang membutuhkanmu. Membutuhkan kalian bertiga.” Lagi-lagi kata Daniel membuat Liora tertegun. Merasakan hatinya yang meleleh. “Tidak bisakah kita memulainya kembali?” “Kita sudah berkali-kali mencoba memulai kembali, Daniel. Tak ada satu pun yang berhasil.” “Kalau begitu kita hanya perlu memulainya kembali dan kembali. Sampai semua ini berhasil untuk kita berdua. Ah, tidak. Sekarang kita berempat.” Pandangan Daniel turun ke arah perut Liora yang rata. “Semuanya terlalu rumit untuk kita berdua, bahkan masih ada banyak masalah yang sedang menunggu di belakangmu. Aku yakin Carissa tak akan memberimu perceraian yang mudah. Juga kakekmu, dia sangat menyukai Carissa. Mereka berdua tak akan membiarkanmu. Dan tidak menutup kemungkinan mereka tidak akan menyentuh Xiu.”
Suara dering ponsel dari nakas mengusak tidur Liora yang masih ingin lebih pulas lagi. Mulai terganggu, ia berusaha membangunkan Daniel dengan menyodokkan sikunya ke belakang. Tapi ujung sikunya tak menyentuh apapun. “Ponselmu, Daniel,” gumamnya lirih dengan nada yang mengantuk. Semalam Daniel tak sudah tak membiarkannya tidur hingga tengah malam, dan sekarang paginya pun harus diganggu dengan suara ponsel pria itu. “Aku di sini,” bisik Daniel dan mengakhirinya dengan lumatan di bibir Liora. Mata wanita itu segera terbuka dan menamukan sang suami yang ternyata sudah berdiri di sisi ranjang. Membungkuk ke arahnya dengan wajah yang masih basar. Bahkan air masih menetes-netes dari rambut pria itu yang belum dihanduk. “Kau sudah bangun?” Liora menjauhkan wajahnya. “Hmm, bangunlah. Hari ini kita akan berjalan-jalan dengan Xiu.” Kening Liora berkerut. “Jalan-jalan?” “Ya.” Daniel menegakkan punggungnya, berjalan memutari tempat tidur dan meraih ponselnya yang masih bersikeras mengingin
Liora keluar dari ruangan Arata Saito dengan senyum samar yang menghiasi ujung bibirnya. Tentu saja ia tak akan kalah tanpa melakukan apapun. Arti Daniel bagi Arata Saito jelas lebih besar ketimbang Carissa atau kerajaan bisnis ini. Sejujurnya ia tak mengharap lebih, ia pun bisa hidup dengan Daniel tanpa bayang-bayang Arata Saito. Ditambah arti Arata tak lebih besar dari dirinya dan Xiu, juga anak dalam kandungannya bagi Daniel. Ia bisa membanggakan diri untuk yang satu itu. Huffttt, setidaknya satu masalah sudah tertangani. Berkat bantuan dari Jerome. Ya, kemarin ia menghubungi Jerome untuk mencari tahu tentang hubungan Arata Saito dan kedua orang tua Daniel, yang ternyata memang tidak baik seperti perkiraannya. “Ck, ck, ck.” Suara decakan mengejek dari arah depan menghentikan Liora yang baru saja akan masuk ke dalam lift. Carissa dengan kedua lengan bersilang dada, mengamati Liora dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan merendahkan. “Apa yang sedang dilakukan istri sim