Plak!Setelah menatap wajah Liam agak lama tanpa berkata-kata, akhirnya timbul keinginan Ciara untuk menamparnya. Menukar uang Liam dengan tubuhnya?! Jangan harap!Itu tidak pernah ada di dalam benak Ciara dan tidak akan pernah terjadi!Walaupun keluarga Darwin berada di ujung tanduk sekalipun, Ciara yakin ... Tuhan akan memberikan solusi tanpa harus merendahkan diri di depan Suami bajingan ini!Ciara mendorong dada Liam. Dia berdiri secepat kilat di atas ranjang. "Apa kamu anggap aku seperti pelacur?!"Liam berdiri membeku di lantai, menatap mata Ciara yang terlihat tenang. Dia kesulitan menerjemahkannya. "Liam Griffin, apa kamu bener-bener akan merusak pernikahan ini?!"Liam enggan menjawab apapun yang ditanyakan Ciara.Ciara merasa tidak nyaman dengan situasi kali ini. Dia juga merasa, Liam telah bersikap keterlaluan.Ciara menghunuskan tatapan matanya pada Liam. "Jawab aku, Liam!"Dengan santai, Liam menjawab, "Apa salahnya jadi pelacur untuk Suaminya sendiri, hemm?"Ada kilat
"Jadi, pihak Bank Commonwealth Internasional minta secepatnya ketemuan sama aku?"Jam 6:00 sore di Hunian Exclusive Green Lake, Kota Baubau. Di sinilah Ciara berada. Setelah pergi dari pemakaman Sun Burst Hills, Ciara memacu motornya agar lekas menghilang dari pandangan Khalid.Ciara sedang duduk bersama Quden dan Deyan di ruang kerja yang biasa Kevan pakai di masa lalu. Sebagai kepala pelayan, Ruslan Zakki menjaga kediaman Ciara dengan sangat ketat agar selalu aman dari orang-orang suruhan Liam.Deyan Anggara menjawab, "Iya, Non. Pak Henry Adam sendiri yang chat di email kamu."Ciara memang sengaja tidak menghubungkan ponselnya dengan email pribadi demi menghindari kecurigaan Liam padanya.Tanpa menurunkan sikap waspada, Ciara bertanya lagi, "Kamu udah periksa Henry Adam? Apa ciri-cirinya sama kayak yang aku bilang?"Deyan mengangguk. "Sama persis. Aku udah retas akun chat dan data-data pribadinya."Deyan menyodorkan laptop pada Ciara. Quden berdiri di bawah jendela yang terbuka.
"Deyan, suruh Martin mengawasi Gibran! Jangan sampai gerak-geriknya luput dari pengawasan!"Kobaran api dendam tersulut di kedua mata indah Ciara. Tidak ada yang tahu, bagaimana Ciara mengatasi dendamnya selama ini. Quden dan Deyan hanya tahu Ciara memendamnya hingga sakit-sakitan. "Oke." Deyan mengambil ponsel dan menghubungi Martin.Keluarga Hanindra adalah yang terkaya di Kota Paloma, Pulau Orion. HHC Tower berdiri tegak di kota Horizon yang sibuk. Tuan Besar Christian dan Nyonya Cinta Hanindra memiliki 4 orang anak. Mereka adalah Jasmine Hanindra, Leon Hanindra, Julian Hanindra dan Ken Hanindra. Kevan merupakan Cucu pertama keluarga Hanindra yang lahir dan besar di luar. Dia adalah anak dari Jasmine Hanindra dan Theo Walcott. Jasmine memutuskan keluar dari keluarga Hanindra dan hidup pas-pasan karena tekanan dari ketiga adik laki-lakinya yang serakah. Kemampuan bisnis Kevan yang mumpuni membuat Christian dan Cinta datang ke Kota Tango, Pulau Pearl. Mereka memaksa Kevan untuk
"Ah, lupain aja!"Ciara tahu, dia tidak boleh ceroboh. Dia tidak boleh menunjukkan ketidaksenangannya di hadapan semua orang. Untuk sesaat, Ciara tidak tahu harus berkata apa! Untungnya, Chef datang membawa makan malam. "Silakan, Nyonya Muda!"Chef mempersilakan dengan penuh hormat. Dia kemudian berdiri di samping kursi Ciara. Chef tersebut bernama Antonio Lukito. Dia datang ke rumah ini sebulan sebelum hari pernikahan Ciara dan Liam. Dia dengan khusus ditunjuk oleh Tuan Besar Griffin untuk melayani Cucu dan Cucu menantunya. Potongan daging pertama masuk ke mulut Ciara. Dia mulai mengunyah. Tanpa disadari, air matanya mengembang dan siap terjatuh. Ciara terus memotong dan mengunyah tanpa berkata apa-apa. Setelah piring keramik kosong, dia meminum segelas air dan bangkit.Sejak tadi, Antonio bersabar menunggu Ciara menilai masakannya. Dia tidak yakin Ciara menyukainya. Karena dia tidak melihat kepuasan pada wajah ataupun sikap Ciara."Chef Antonio, makasih untuk makan malamnya," k
Keesokan hari. Pukul 07:00 pagi waktu Kota Baubau. Ciara sudah rapi dan sedang memakai sepatu boots yang biasa dipakainya. Dia berdiri di depan cermin besar ruang ganti. Ciara mengambil liptint stroberi dan mengolesi bibirnya dengan lembut. Liptint itu memberikan warna merah muda yang segar dan natural pada bibirnya.Ciara membiarkan rambut panjang coklatnya tergerai. Dia teringat dengan etalase perhiasan. "Ah, iya!"Tanpa pikir panjang, Ciara langsung berjalan ke sana dan mengambil salah satu penjepit rambut kristal Swarovski berkualitas tinggi. Mendiang ibunya pernah berkata, penampilan adalah yang pertama. Karena kesan pertamalah yang akan diingat oleh semua orang. Ciara tahu, ini adalah pertemuan pertamanya dengan Henry Adam. Di masa depan, dia akan sering melakukan kerja sama dengan Bank Commonwealth Internasional. Jadi, dia harus menunjukkan dirinya yang cerdas dan elegan tanpa kehilangan aura kecantikannya. "Oke, perfect!"Bagi seorang perfeksionis seperti Ciara, dia tida
Saat berpapasan dengan Santo di ruang tamu, Ciara memelankan langkah. "Jangan sampai Bi Linda mencurigai kamu!"Ciara berkata dengan pelan dan sangat hati-hati. Dia tahu, banyak CCTV yang terpasang di rumah ini. Dia juga tahu, Linda tidak sesederhana penampilannya. Santo tidak menjawab. Dia justru memberikan salam kepada Ciara. "Selamat pagi, Nyonya!"Ciara mengangguk tanpa bersuara. Lalu, dia terus berjalan. Di belakang Santo, terdapat orang-orang yang berjalan mengikutinya sambil membawa beberapa barang. Ciara sudah berada di luar. Dia menatap sopir yang berdiri di samping mobil. "Silakan, Nyonya!" seru sopir.Sebelumnya, Ciara sudah memerintahkan Linda agar sopir menyiapkan mobil. Itulah sebabnya, Linda tidak banyak bertanya. Karena dia sudah tahu Ciara akan pergi.Saat Ciara sudah duduk di dalam mobil, sopir bertanya dengan keheranan, "Apa Nyonya beneran nggak mau diantar aja? Jalanan di Kota Baubau macet parah.""Nggak perlu. Aku terbiasa pergi sendirian."Kata-kata lugas C
"Nona, kamu nggak lupa sama agenda pagi ini, kan?"Quden berjalan di sisi kanan Ciara, sedangkan Omar di sisi kiri. Sementara Ali Osman berada di belakang bersama para pejabat perusahaan. Ciara melirik jam tangan di pergelangan tangan kanan. "Jam 9 di ruanganku, kan?""Benar, Nona," jawab Quden. "Deyan sama Pak Henry udah nunggu di sana."Omar melirik pergelangan tangan kanan Ciara. Bukan melihat jam tangan mewahnya, melainkan gelang emas putih Teddy Bear pemberian Kevan di masa lalu. Akhirnya, Omar tersadar. Walaupun Ciara telah menikah, tetapi posisi Kevan di hatinya belum tergantikan. "Nggak disangka-sangka, Nona Ciara terlihat sangat cantik daripada foto-foto yang beredar di sosial media.""Betul. Bahkan Nona terlihat penuh semangat dan percaya diri," timpal pria yang berjalan di belakang Ciara. Para pejabat perusahaan mulai pandai menjilat Ciara. Mereka tahu, siapa saja orang-orang di belakang Ciara yang mendukungnya. "Aku yakin, ke depannya ... K.C Tobacco akan semakin berj
"Makasih, Kak."Ciara melepaskan pelukannya. Dia menatap Inura. Tidak lama, datang Deyan Anggara dan beberapa orang lagi. Quden langsung mengambil tindakan."Nona, ayo masuk dulu!"Quden membukakan pintu. Ciara dan semua orang kepercayaannya masuk.Setelah pintu tertutup, mereka berdiri di hadapan Ciara."Sebelum mulai agenda pagi, aku mau kenalin orang-orang kamu yang terpercaya Nona," kata Quden, memecah ketegangan. Quden menunjuk Laki-laki di samping Inura. "Dia Rauf Hendrawan," katanya. "Awalnya dia adalah ketua team Sekretaris K.C Tobacco. Karena Tuan Kevan melihat kemampuannya di bidang strategi pemasaran dan branding perusahaan, dia diangkat menjadi Chief Marketing Officer atau CMO." Ciara mengerti penjelasan Quden. Itu artinya Rauf Hendrawan adalah salah satu jajaran eksekutif perusahaan.Quden menunjuk laki-laki selanjutnya. "Dia Fauzanーsahabat Tuan Kevan. Dia menjabat sebagai General Manager di K.C Tobacco."Ciara mengangguk. Lalu, menatap pria di sisi Fauzan. Quden ber
"Aksa, muka kamu kenapa?"Aksa baru saja tiba. Ciara bertanya padanya dengan ekspresi penuh keterkejutan.Sesuai dengan keinginan Liam, hari ini Ciara tetap berada di rumah. Ciara juga merasakan sekujur tubuhnya nyeri karena Liam. Jadi, dia memutuskan untuk beristirahat seharian di rumah. Ciara sedang berada di ruang santai, menonton drama sambil menikmati beberapa cemilan. Namun, dia segera berdiri saat Aksa datang dengan wajah penuh memar. Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan, Ciara bertanya lagi. "Liam mukulin kamu?""Oh, nggak. Aku terpeleset," jawab Aksa, berbohong. Ciara mengerutkan dahinya. Dia tahu, Aksa telah berbohong. Namun, dia tidak mempermasalahkannya. Ciara masih menatap Aksa, meminta jawaban atas kedatangan beberapa wanita berpakaian rapi di rumah. "Nyonya Muda, sesuai dengan perintah Tuan Liam. Aku bawain beberapa mas kawin buat kamu dari Tuan."Linda yang berdiri di samping Ciara, bertanya, "Mas kawin? Nyonya, ini siapa yang mau nikah lagi?
"Seharusnya malam itu, saat kamu ambil keperawanan Cia, aku udah bunuh kamu!"Suara Lucas tegas dan dalam. Ekspresinya terlihat garang. Angga menarik kepala Liam kuat-kuat hingga dia bisa menatap langit-langit ruang kerja. Dia meringis, menahan rasa sakit pada sekujur tubuhnya. Tapi, hati Liam lebih perih saat tahu Lucas tidak bisa menerima statusnya sebagai Suami Ciara.Lucas berkata lagi, "Liam, aku nggak takut Cia jadi janda muda. Aku akan terus lindungi dia diam-diam."Membuat kesepakatan dengan Hegan Griffin adalah hal terbesar yang Lucas sesali. Jika dia bisa meramal masa depan, Lucas tidak akan membiarkan iblis seperti Liam mengambil peran menikahi Ciara. Liam tidak melindungi Ciara seperti permintaan Lucas. Bahkan Liam memiliki wanita lain hingga mencuat skandal dan membuat Ciara merasa tidak nyaman. Terlebih lagi, Liam dengan berani meniduri Ciara berkali-kali.Lucas tahu betul, sejak Liam meniduri Ciara di hotel pada malam pesta pernikahan mereka, Liam semakin terobsesi
"Berlutut!"Suara dingin itu milik Lucas. Vila Keluarga Griffin.Di vila inilah, Lucas tinggal bersama orang-orangnya. Sebelum menikah, Liam juga tinggal di sini bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Namun karena Liam sudah menikah dan keluarganya telah tiada, jadi vila ini hanya ditempati Lucas. Cucu-cucu keluarga Griffin tinggal terpisah dengan Hegan Griffin. Sebagai tetua, Hegan tinggal di rumah lama atau rumah leluhur keluarga. Sejak datang tadi, Lucas menyuruh Angga menghajar Liam habis-habisan. Selain sudut-sudut bibirnya yang berdarah, wajah tampan Liam membengkak dan penuh memar. Walaupun merasakan sakit pada wajah dan bagian tubuh lainnya, tetapi Liam tidak melawan Angga sedikitpun. Karena melihat Liam enggan berlutut, Angga segera menendang kaki belakangnya. Bruk!Mau tidak mau, Liam berlutut di hadapan Lucas. Selain orang tuanya dan para tetua, dia tidak pernah berlutut di depan orang lain, terlebih sampah yang dipungut seperti Lucas! "Aku cukup tau diri nggak n
Urat nadi di kening Liam menonjol keluar. "Cia, kamu tau nggak berapa nilai 10% saham Griffin Group?"Liam percaya, ada seseorang yang telah menghasut Ciara untuk meminta saham perusahaan keluarga Griffin padanya. Dan orang yang paling mencurigakan adalah Lucas Griffin. Ciara mengangguk. "Karena aku tau nilainya, jadi aku minta sama kamu. Apa ada yang salah?"Ciara bukanlah perempuan yang irasional. Dia berasal dari keluarga kelas satu. Di masa lalu, keluarga Darwin adalah keluarga terkaya di Kota Baubau. Selain akrab dengan kehidupan hedonis, keluarga kelas satu biasanya tidak memamerkan diri. Selain itu, Ciara banyak melihat tentang pernikahan kalangan atas. Di kalangan atas, banyak istri dari keluarga kaya tidak bisa mendapatkan kekayaan suaminya. Tidak ada pasangan suami istri yang saling mencintai di kalangan atas. Semua itu adalah palsu. Jadi, Ciara menganggap pernikahannya dengan Liam tidak ada bedanya dengan mereka. Tapi di mata Liam, Ciara sedang mengungkapkan sifat asli
Tanpa sepengetahuan Ciara, Liam tersenyum mendengar ocehannya. Dia menyimpulkan bahwa Ciara cemburu padanya. Pikirannya melayang-layang seperti awan di langit musim gugur, penuh dengan kenangan yang samar-samar.Ciara tidak sadar telah masuk perangkap Liam. Karena faktanya, Ciara salah paham dengan beberapa video dan foto yang dikirim Vierra. Malam itu, Liam berpura-pura mabuk. Liam membiarkan Vierra membawanya pergi ke apartemen. Liam juga membiarkan Vierra melakukan apapun padanya, termasuk memfotonya dengan vulgar. Padahal tidak terjadi apa-apa diantara mereka.Liam menggunakan Vierra karena ingin tahu reaksi Ciara. Pagi harinya, Liam terbang ke Kota Horizon meninggalkan Vierra. Sebelum pergi, Liam menyuruh Cotta mengirim Vierra kembali ke negara asalnya.Hati Liam yang sebelumnya sepi seperti kota mati, kini berbunga-bunga. 'Nggak disangka taktik aku berhasil!' Melihat Ciara cemburu, artinya Liam berhasil menempati posisi di hati istrinya. 'Nggak sia-sia aku biarin Vierra mere
"Nyonya, mau makan malam apa?"Pukul 08:00 malam waktu Kota Baubau. Ciara sudah kembali ke Majestic Manor. Wajahnya terlihat lesu. Dia benar-benar sudah lelah. Linda telah menunggunya pulang sejak sore tadi. Jadi, begitu mendengar suara deru mesin mobil Ciara berhenti di halaman depan, Linda bergegas menyambutnya. Sambil menaiki anak tangga, Ciara menjawab, "Nggak usah. Aku udah makan."Ciara menjawab dengan cuek, meninggalkan Linda yang berdiri mematung di anak tangga paling bawah. Langkah Ciara terhenti di anak tangga paling atas. Dia menoleh ke lantai bawah. "Aku capek, mau langsung istirahat aja."Linda mengangguk. "Panggil aku kalo butuh sesuatu!"Ciara tidak membalas. Tubuhnya sudah letih. Dia ingin cepat-cepat pergi tidur. Sesampainya di kamar, Ciara langsung mandi air dingin. Lalu, memakai rangkaian skincare perawatan kulit sensitif dan bersiap tidur. Dia memadamkan penerangan utama. Lalu, menyalakan lampu tidur. Saat kepalanya menyentuh bantal, dia langsung tertidur p
"Yolanda Ega Wijaya, salah satu dewan eksekutif K.C Tobacco yang menjabat sebagai CHRO telah ditangkap dengan tuduhan korupsi."Ciara membaca headline berita hari ini yang menggemparkan kota Baubau. Bahkan nama Yolanda masuk pencarian populer teratas di situs internet. Tidak sedikit netizen yang geram menyerbu akun sosial media K.C Tobacco terkait berita hangat ini. Mereka mengecam tindakan Yolanda dan memuji sikap K.C Tobacco dalam menindak tegas para koruptor. Ciara sudah beristirahat selama 2 jam. Sekarang, dia sedang bersandar di atas ranjang ruang istirahat. Tubuhnya masih lemah. Namun, raut wajahnya sudah mulai sedikit memerah. Quden yang duduk di sampingnya merasa khawatir. Dia tidak boleh lalai menjaga Ciara. Atau dia akan mendapatkan hukuman mati dari Lucas dan orang-orangnya!Ya!Lucas diam-diam melindungi Ciara. Bukan hanya membantu mengangkat K.C Tobacco ke posisi tertinggi di dunia bisnis, tetapi Lucas juga mengirim beberapa orang terpilih untuk menjaga Ciara. Quden b
"Bapak-bapak Polisi, silakan masuk!" Igoy membuka pintu dan menyambut kedatangan lima orang polisi. Satu diantaranya adalah polisi wanita. Yolanda terperanjat. Dia menengadahkan pandangan ke arah Lucas dan Ciara. Yolanda panik. "Tuan Lucas, ada apa ini? Kenapa ada polisi di sini?" Yolanda meraih tangan Lucas sambil memohon, "Tuan Lucas, aku nggak bersalah. Keluarga Wijaya lah yang memanfaatkan aku." Lucas tidak suka sentuhan. Terakhir kali orang yang bersentuhan dengan Lucas adalah mantan tunangannya. Jadi, dia buru-buru menyingkirkan tangan Yolanda dan menatapnya seperti melihat kotoran. Menyadari Tuannya marah, Igoy langsung menghardik Yolanda, "Jangan sentuh Tuan Lucas!" Igoy, berkata, "Lagipula, kamu memohon pada orang yang salah, Bu Yolanda. Pergilah memohon pada Nona Ciara!" Omar dan Adnan mendampingi Polisi yang masih memeriksa beberapa barang bukti berupa dokumen yang dibaca Yolanda tadi dan beberapa foto. Sementara Yolanda memalingkan wajahnya, menatap Ciara yang an
"Tuan Lucas!"Angga masuk ke ruangan khusus membawa beberapa dokumen. Lalu, dia berdiri di belakang Lucas. Lucas melirik Angga. Kemudian, menyeringai. "Coba lihat ini, Bu Yolanda!"Lucas melemparkan beberapa foto ke atas meja disusul dengan tumpukan dokumen di tangan Angga. Pupil mata Yolanda menyusut saat melihat foto-foto dirinya dan Hamid terpampang jelas. Bibir tebalnya bergetar hebat bersamaan dengan punggungnya yang basah karena keringat berlebihan. Terlambat!Yolanda sudah tidak bisa mengelak lagi!Ini bukan lagi tuduhan yang tidak mendasar, melainkan sekumpulan bukti pengkhianatannya. Lucas bertanya dengan nada menyindir, "Bu Yolanda, kamu nggak berniat periksa dokumen satu persatu?!"Yolanda berkedip berulang kali ketika tatapannya bertemu dengan mata hitam Lucas. Dengan kedua tangan bergetar, dia meraih dokumen paling atas. "Iーini adalah ...."Yolanda membuka halaman dokumen yang pertama. Tidak lama, kelopak matanya berkedut. Yolanda terbelalak. 'Iーini ... bukti perca