"Apa kamu bilang?! Aku mesum?!"Liam berhenti di anak tangga ke-4. Dia tidak bisa bersabar lagi. Liam berbisik, "Kalo aku mesum, terus siapa yang agresif di tempat tidur kamar presidential suite? Siapa yang berinisiatif buka semua pakaian aku, hemm?"Mata bulat Ciara menyorot tajam. Jantungnya mulai berdebar-debar. "Kaーkamu ... kamu diem, ya!" bentak Ciara.Ciara tidak tahu Liam sedang tersenyum saat mengetahui Ciara mulai panik. Pria itu mulai senang bermain-main dengan istrinya. Ben mengusap wajahnya dengan kasar. "Cia ini, apa dia nggak bisa ngomong lebih sopan sama Tuan Muda?"Sementara itu, Liam melirik sekilas ke lantai bawah. Lalu, matanya bertemu dengan mata Irina. Liam bertanya dengan nada menyindir, "Nona Irina, kamu nggak mungkin pisahin kamar Suami Istri, kan?""Oh, iーitu ...." Irina ragu-ragu. Jika Liam sudah berkata seperti itu, siapapun tidak akan mampu membantahnya. "Oh, nggak akan, Tuan Muda," sahut Ben, cepat-cepat. "Kalian ini kan pengantin baru. Nggak mungkin
"Pak Aksa, aku denger-denger Tuan Muda pernah tunangan sama beberapa cewek?"Ben memberanikan diri untuk bertanya. Helen dan Irina duduk di sisinya dengan wajah tegang. "Benar," jawab Aksa, singkat. Aksa memainkan ponsel. Dia memeriksa beberapa komentar tentang pernikahan tuannya dan Ciara di media sosial. Tidak lama, Aksa menggertakkan gigi sambil memalingkan wajah dari layar ponsel. Detik berikutnya, mata Aksa berkilauan dengan emosi.Aksa berdiri membelakangi keluarga Ben. Dia menghubungi seseorang.Tidak lama, suara seorang wanita terdengar di telinga Aksa. "Halo, Pak Aksa?""Dania, Tekan berita negatif tentang pesta pernikahan Tuan Muda sekarang!" perintah Aksa pada Dania YolandaーKepala Sekretaris Liam. Aksa menghela napas dalam-dalam. Kemudian, memberikan perintah lagi. "Dalam 20 menit, temukan akun anonim yang berani menyebarkan rumor buruk tentang Tuan dan Nyonya Muda!""Baik, Pak Aksa," kata Dania yang tidak kalah tegasnya seperti Aksa.Saat Aksa selesai menelepon, wajah
"Liam Griffin, jangan mendekat!"Ciara mengancam suaminya. Dia tidak sudi membiarkan laki-laki asing masuk ke kamarnya. Meskipun sudah menjadi istri sah dari Liam Griffin, Ciara tetap memandang Liam sebagai laki-laki asing di dalam hidupnya. Terlebih lagi, dia memiliki ingatan buruk tentang Liam di kehidupan sebelumnya. Ciara bukan perempuan bodoh. Dia tidak akan mengulang kesalahan yang sama seperti di kehidupan sebelumnya. "Cia, aku ini Suami kamu. Kenapa aku nggak boleh deketin Istriku sendiri? Kenapa aku nggak boleh masuk ke kamar kamu?"Liam mengulurkan tangan hendak menarik tubuh Ciara. Namun, Ciara dengan cepat memukulnya dengan sapu lidi.Buk! Buk! Buk!"Aduh!" Liam mengaduh. "Cia, sakit!"Ciara tidak berhenti memukuli Liam. Dia tanpa sadar tertawa.Di saat yang sama, Aksa masuk ke kamar Ciara diikuti Ben beserta istri dan anaknya. Mereka terbelalak melihat sikap Ciara terhadap Liam yang semakin kasar dan tidak terdidik. "Cia!" Ben berteriak. "Stop, Cia! Kamu nyakitin Tuan
Karena Ciara tidak bergerak, tangan kiri Liam menekan leher belakangnya. Lalu, dia berinisiatif mencium bibir Ciara. "Uhmmm ...."Bola mata Ciara membelalak. Sekujur tubuhnya kaku. Dia tidak membalas ciuman suaminya. Liam memejamkan mata. "Uhmmm ...." Liam mencium bibir atas dan bawah Ciara dengan rakus. Dia menikmati sensasi manisnya bibir sang istri. Tiba-tiba, Ciara merasakan tangan kanan Liam bergerak di bokongnya. Lalu, memukulnya lagi sebanyak dua kali. Plak! Plak!Suara pukulan itu kembali mengisi otak Ciara. Dia merasa, pernah berada di situasi seperti ini. Tapi, kapan dan di mana? Apakah di kehidupan lalu sebelum Ciara terlahir kembali? Semakin memikirkannya, Ciara semakin frustasi. Apakah kali ini ingatannya salah?Tidak mungkin! Ciara tidak mungkin salah."Uhh, Cia ...." Liam meracau menyebut nama istrinya.Liam berhenti sebentar. Dia mengusap lembut wajah cantik Ciara. Liam berkata dengan sorot mata tajam yang dalam. "Aku nggak akan biarin kamu mencintai laki-laki
"Uhmm ...."Liam menciumi bibir Ciara tanpa ampun. Di bawah penerangan lampu kristal, dada Ciara terasa sesak. Meskipun Ciara nyaris kehabisan pasokan oksigen, Liam tidak berniat menjeda ciumannya. Ciara mendorong tubuh kekar Liam berulang kali, tetapi selalu gagal. Alhasil, Liam justru membawa kedua tangan Ciara, lalu menekannya di atas kepala istrinya sendiri. Liam mendekati mulutnya ke daun telinga kiri Ciara. Dia mengeluarkan lidah dan menjilatinya sebentar. Sambil menggigit-gigit kecil daun telinga Ciara, Liam berbisik, "Kamu nolak aku, tapi tubuh kamu merespon semua rangsanganku. Hemm ....""Ughhh, Liam ...."Liam tersenyum puas. Saat sedang bermesraan seperti ini, dia sangat menyukai suara lembut Ciara memanggil namanya. "Apa, Sayang? Enak, kan?" tanya Liam, lembut dan sedikit menggoda. Sekarang, Liam menjilati daun telinga Ciara bagian luar. Tanpa sadar, Liam melepaskan kedua tangan Ciara. "Ughhh, Liam ... berhenti, sekarang!"Liam tertawa kecil. "Ciara Darwin, kamu terl
Setelah puas melampiaskan hasratnya, Liam mengecup kening Ciara. "Tidur, Cia! Sekarang udah mau menjelang pagi."Liam turun dari ranjang. Dia menyelimuti tubuh polos Ciara. Lalu, meraih ponsel di atas meja kecil. Liam berseru sambil mengetik pesan. "Nanti pagi ikut aku pulang ke rumah kita!"Liam: Aksa, anterin baju bersihku ke kamar Cia sekarang!Usai mengetik pesan untuk asistennya, Liam beranjak ke kamar mandi. Sementara itu, Ciara meringkuk di dalam selimut. Sekujur tubuhnya terasa sakit, terutama area intimnya. Dia ingin menangis. Tapi, air matanya sudah habis. Liam telah memperlakukan Ciara dengan kasar. Namun sesekali, Liam juga memperlakukannya dengan lembut. Ciara kebingungan dengan kedua sisi Liam yang berbeda. Dengan sisa tenaga, Ciara meraih ponsel di atas kepalanya. Dia mengetik pesan untuk Quden.Ciara: Quden, pergi ke apotek sekarang! Beli pil pencegah kehamilan untukku!Ciara akhirnya menangis. Dia teringat saat Liam menindih tubuhnya. Suaminya itu terus menerus me
"Non, aku mau ikut dan melayani kamu di rumah Tuan Muda. Bisa nggak kamu minta izin sama dia?"Yuyun bertanya sambil menahan air mata. Dia dan Ciara sedang berada di ruang ganti. Ciara sudah selesai mandi dan berpakaian. Namun, badannya masih terasa lemah karena kelelahan.Di dalam kamar mandi tadi, Yuyun tidak henti-hentinya menangis. Dia membantu Ciara membersihkan badan dan menggosoknya. Dia melihat banyak memar dan jejak merah di sekujur tubuh Ciara. Jadi, dia merasa bersalah dan marah setiap kali mengingatnya. Ciara melihat Yuyun dari pantulan cermin besar. "Mbak, kamu tau kan alasan aku pertahankan kamu di rumah ini?"Ciara duduk di kursi meja rias. "Aku mau, kamu jagain rumah peninggalan orang tuaku. Buatku, rumah ini sangat berharga. Aku nggak mau Paman Ben menguasainya."Ketika berada di dalam kamar mandi, Ciara sudah memberitahu segala hal yang harus Yuyun kerjakan selama dia tinggal di rumah Liam. "Tapi, Non, keselamatan kamu lebih berharga dari apapun ...."Sejak Ciara b
"Selamat datang di rumah, Nyonya Muda! Saya Bi Linda."Linda Amarta, 50 tahun. Linda menyambut Ciara dengan senyum. Dia adalah kepala pelayan yang ditunjuk Tuan Besar Griffin.Ciara menginjakkan kaki untuk pertama kali di rumah pernikahannya dengan Liam. Lokasi rumah mewah ini berada di kawasan elit Majestic Manor Kota Baubau. Ciara tidak merespon. Dia melihat-lihat desain interior rumah. Dia berhenti tepat di depan foto pernikahannya.Rumah Mediterania dengan desain minimalis yang memiliki garis-garis bersih dan furnitur minimalis. Rumah ini memiliki warna putih yang cerah dan teras yang luas. Selain teras, detail eksteriornya terdapat balkon, jendela besar, dan berbagai ornamen.Sebelumnya, Quden telah memberitahu Ciara bahwa Tuan Besar Griffin membawa banyak pengawal yang tersembunyi. Jadi bisa disimpulkan, rumah ini memiliki sistem keamanan yang terbaik. Setelah beberapa saat, Ciara bertanya, "Berapa banyak pelayan di sini?" Ketika Linda hendak menjawab, Dania menyela, "Nyonya
"Aksa, muka kamu kenapa?"Aksa baru saja tiba. Ciara bertanya padanya dengan ekspresi penuh keterkejutan.Sesuai dengan keinginan Liam, hari ini Ciara tetap berada di rumah. Ciara juga merasakan sekujur tubuhnya nyeri karena Liam. Jadi, dia memutuskan untuk beristirahat seharian di rumah. Ciara sedang berada di ruang santai, menonton drama sambil menikmati beberapa cemilan. Namun, dia segera berdiri saat Aksa datang dengan wajah penuh memar. Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan, Ciara bertanya lagi. "Liam mukulin kamu?""Oh, nggak. Aku terpeleset," jawab Aksa, berbohong. Ciara mengerutkan dahinya. Dia tahu, Aksa telah berbohong. Namun, dia tidak mempermasalahkannya. Ciara masih menatap Aksa, meminta jawaban atas kedatangan beberapa wanita berpakaian rapi di rumah. "Nyonya Muda, sesuai dengan perintah Tuan Liam. Aku bawain beberapa mas kawin buat kamu dari Tuan."Linda yang berdiri di samping Ciara, bertanya, "Mas kawin? Nyonya, ini siapa yang mau nikah lagi?
"Seharusnya malam itu, saat kamu ambil keperawanan Cia, aku udah bunuh kamu!"Suara Lucas tegas dan dalam. Ekspresinya terlihat garang. Angga menarik kepala Liam kuat-kuat hingga dia bisa menatap langit-langit ruang kerja. Dia meringis, menahan rasa sakit pada sekujur tubuhnya. Tapi, hati Liam lebih perih saat tahu Lucas tidak bisa menerima statusnya sebagai Suami Ciara.Lucas berkata lagi, "Liam, aku nggak takut Cia jadi janda muda. Aku akan terus lindungi dia diam-diam."Membuat kesepakatan dengan Hegan Griffin adalah hal terbesar yang Lucas sesali. Jika dia bisa meramal masa depan, Lucas tidak akan membiarkan iblis seperti Liam mengambil peran menikahi Ciara. Liam tidak melindungi Ciara seperti permintaan Lucas. Bahkan Liam memiliki wanita lain hingga mencuat skandal dan membuat Ciara merasa tidak nyaman. Terlebih lagi, Liam dengan berani meniduri Ciara berkali-kali.Lucas tahu betul, sejak Liam meniduri Ciara di hotel pada malam pesta pernikahan mereka, Liam semakin terobsesi
"Berlutut!"Suara dingin itu milik Lucas. Vila Keluarga Griffin.Di vila inilah, Lucas tinggal bersama orang-orangnya. Sebelum menikah, Liam juga tinggal di sini bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Namun karena Liam sudah menikah dan keluarganya telah tiada, jadi vila ini hanya ditempati Lucas. Cucu-cucu keluarga Griffin tinggal terpisah dengan Hegan Griffin. Sebagai tetua, Hegan tinggal di rumah lama atau rumah leluhur keluarga. Sejak datang tadi, Lucas menyuruh Angga menghajar Liam habis-habisan. Selain sudut-sudut bibirnya yang berdarah, wajah tampan Liam membengkak dan penuh memar. Walaupun merasakan sakit pada wajah dan bagian tubuh lainnya, tetapi Liam tidak melawan Angga sedikitpun. Karena melihat Liam enggan berlutut, Angga segera menendang kaki belakangnya. Bruk!Mau tidak mau, Liam berlutut di hadapan Lucas. Selain orang tuanya dan para tetua, dia tidak pernah berlutut di depan orang lain, terlebih sampah yang dipungut seperti Lucas! "Aku cukup tau diri nggak n
Urat nadi di kening Liam menonjol keluar. "Cia, kamu tau nggak berapa nilai 10% saham Griffin Group?"Liam percaya, ada seseorang yang telah menghasut Ciara untuk meminta saham perusahaan keluarga Griffin padanya. Dan orang yang paling mencurigakan adalah Lucas Griffin. Ciara mengangguk. "Karena aku tau nilainya, jadi aku minta sama kamu. Apa ada yang salah?"Ciara bukanlah perempuan yang irasional. Dia berasal dari keluarga kelas satu. Di masa lalu, keluarga Darwin adalah keluarga terkaya di Kota Baubau. Selain akrab dengan kehidupan hedonis, keluarga kelas satu biasanya tidak memamerkan diri. Selain itu, Ciara banyak melihat tentang pernikahan kalangan atas. Di kalangan atas, banyak istri dari keluarga kaya tidak bisa mendapatkan kekayaan suaminya. Tidak ada pasangan suami istri yang saling mencintai di kalangan atas. Semua itu adalah palsu. Jadi, Ciara menganggap pernikahannya dengan Liam tidak ada bedanya dengan mereka. Tapi di mata Liam, Ciara sedang mengungkapkan sifat asli
Tanpa sepengetahuan Ciara, Liam tersenyum mendengar ocehannya. Dia menyimpulkan bahwa Ciara cemburu padanya. Pikirannya melayang-layang seperti awan di langit musim gugur, penuh dengan kenangan yang samar-samar.Ciara tidak sadar telah masuk perangkap Liam. Karena faktanya, Ciara salah paham dengan beberapa video dan foto yang dikirim Vierra. Malam itu, Liam berpura-pura mabuk. Liam membiarkan Vierra membawanya pergi ke apartemen. Liam juga membiarkan Vierra melakukan apapun padanya, termasuk memfotonya dengan vulgar. Padahal tidak terjadi apa-apa diantara mereka.Liam menggunakan Vierra karena ingin tahu reaksi Ciara. Pagi harinya, Liam terbang ke Kota Horizon meninggalkan Vierra. Sebelum pergi, Liam menyuruh Cotta mengirim Vierra kembali ke negara asalnya.Hati Liam yang sebelumnya sepi seperti kota mati, kini berbunga-bunga. 'Nggak disangka taktik aku berhasil!' Melihat Ciara cemburu, artinya Liam berhasil menempati posisi di hati istrinya. 'Nggak sia-sia aku biarin Vierra mere
"Nyonya, mau makan malam apa?"Pukul 08:00 malam waktu Kota Baubau. Ciara sudah kembali ke Majestic Manor. Wajahnya terlihat lesu. Dia benar-benar sudah lelah. Linda telah menunggunya pulang sejak sore tadi. Jadi, begitu mendengar suara deru mesin mobil Ciara berhenti di halaman depan, Linda bergegas menyambutnya. Sambil menaiki anak tangga, Ciara menjawab, "Nggak usah. Aku udah makan."Ciara menjawab dengan cuek, meninggalkan Linda yang berdiri mematung di anak tangga paling bawah. Langkah Ciara terhenti di anak tangga paling atas. Dia menoleh ke lantai bawah. "Aku capek, mau langsung istirahat aja."Linda mengangguk. "Panggil aku kalo butuh sesuatu!"Ciara tidak membalas. Tubuhnya sudah letih. Dia ingin cepat-cepat pergi tidur. Sesampainya di kamar, Ciara langsung mandi air dingin. Lalu, memakai rangkaian skincare perawatan kulit sensitif dan bersiap tidur. Dia memadamkan penerangan utama. Lalu, menyalakan lampu tidur. Saat kepalanya menyentuh bantal, dia langsung tertidur p
"Yolanda Ega Wijaya, salah satu dewan eksekutif K.C Tobacco yang menjabat sebagai CHRO telah ditangkap dengan tuduhan korupsi."Ciara membaca headline berita hari ini yang menggemparkan kota Baubau. Bahkan nama Yolanda masuk pencarian populer teratas di situs internet. Tidak sedikit netizen yang geram menyerbu akun sosial media K.C Tobacco terkait berita hangat ini. Mereka mengecam tindakan Yolanda dan memuji sikap K.C Tobacco dalam menindak tegas para koruptor. Ciara sudah beristirahat selama 2 jam. Sekarang, dia sedang bersandar di atas ranjang ruang istirahat. Tubuhnya masih lemah. Namun, raut wajahnya sudah mulai sedikit memerah. Quden yang duduk di sampingnya merasa khawatir. Dia tidak boleh lalai menjaga Ciara. Atau dia akan mendapatkan hukuman mati dari Lucas dan orang-orangnya!Ya!Lucas diam-diam melindungi Ciara. Bukan hanya membantu mengangkat K.C Tobacco ke posisi tertinggi di dunia bisnis, tetapi Lucas juga mengirim beberapa orang terpilih untuk menjaga Ciara. Quden b
"Bapak-bapak Polisi, silakan masuk!" Igoy membuka pintu dan menyambut kedatangan lima orang polisi. Satu diantaranya adalah polisi wanita. Yolanda terperanjat. Dia menengadahkan pandangan ke arah Lucas dan Ciara. Yolanda panik. "Tuan Lucas, ada apa ini? Kenapa ada polisi di sini?" Yolanda meraih tangan Lucas sambil memohon, "Tuan Lucas, aku nggak bersalah. Keluarga Wijaya lah yang memanfaatkan aku." Lucas tidak suka sentuhan. Terakhir kali orang yang bersentuhan dengan Lucas adalah mantan tunangannya. Jadi, dia buru-buru menyingkirkan tangan Yolanda dan menatapnya seperti melihat kotoran. Menyadari Tuannya marah, Igoy langsung menghardik Yolanda, "Jangan sentuh Tuan Lucas!" Igoy, berkata, "Lagipula, kamu memohon pada orang yang salah, Bu Yolanda. Pergilah memohon pada Nona Ciara!" Omar dan Adnan mendampingi Polisi yang masih memeriksa beberapa barang bukti berupa dokumen yang dibaca Yolanda tadi dan beberapa foto. Sementara Yolanda memalingkan wajahnya, menatap Ciara yang an
"Tuan Lucas!"Angga masuk ke ruangan khusus membawa beberapa dokumen. Lalu, dia berdiri di belakang Lucas. Lucas melirik Angga. Kemudian, menyeringai. "Coba lihat ini, Bu Yolanda!"Lucas melemparkan beberapa foto ke atas meja disusul dengan tumpukan dokumen di tangan Angga. Pupil mata Yolanda menyusut saat melihat foto-foto dirinya dan Hamid terpampang jelas. Bibir tebalnya bergetar hebat bersamaan dengan punggungnya yang basah karena keringat berlebihan. Terlambat!Yolanda sudah tidak bisa mengelak lagi!Ini bukan lagi tuduhan yang tidak mendasar, melainkan sekumpulan bukti pengkhianatannya. Lucas bertanya dengan nada menyindir, "Bu Yolanda, kamu nggak berniat periksa dokumen satu persatu?!"Yolanda berkedip berulang kali ketika tatapannya bertemu dengan mata hitam Lucas. Dengan kedua tangan bergetar, dia meraih dokumen paling atas. "Iーini adalah ...."Yolanda membuka halaman dokumen yang pertama. Tidak lama, kelopak matanya berkedut. Yolanda terbelalak. 'Iーini ... bukti perca