Bab 4
Dani sering menemukan Karin setengah melamun ketika ia sedang sendirian. “Ada apa, kangen sama Matthew?“ tanya Dani lembut sambil duduk di meja kantornya.
Karin hanya tersenyum kikuk. Dia tidak mungkin bicara yang sebenarnya! Sering kali ia mengingat dan merindukan ciuman pria asing itu. Dengan cepat Karin menggeleng.“Bagaimana proses perceraianmu?“ “Minggu depan sudah sidang.““Perlu bantuan pengacaraku?““Tidak, terima kasih. Aku sudah mengurus semuanya. Satu hari kelar.“
“Kau sudah yakin dengan keputusanmu?““Yakin. Tapi Deni, kurasa setelah Matthew ikut bersamaku lebih baik aku pulang ke Lampung.““Jangan! Kenapa mesti begitu?“ Dani berkata dengan panik.Karin tersenyum dan memandangi Dani. “Aku ingin bersama-sama dengan Matthew setiap waktu. Kalau aku bekerja, aku tidak bisa bersama Matthew setiap waktu.““Bawa saja. Memang siapa yang berani marah. Kau bos di sini!““Dani, ingat professional kerja. Aku tidak bisa membawanya ke kantor.““Bisa. Tentunya dengan bantuan tenaga ahli yang mendampinginya di sini, jadi kau masih bisa mengontrol dan menjaga Matthew.““Entahlah, kurasa …““Aku tidak akan membiarkanmu pergi, Karin!“
“Dan, aku sangat menghargai perhatianmu, tapi aku …“ “Aku akan tetap setia menunggumu sampai kau membuka hati untukmu. Aku tahu, kau masih trauma terhadap laki-laki.““Nggak gitu-gitu amat kali,“ sahut Karin mencoba bercanda.“Aku percaya kalau saatnya tiba, kau pasti bisa menerimaku sebagai pendampingmu.““Kalau saatnya tidak tiba-tiba bagaimana?““Kalau begitu, aku bakalan jadi satu-satunya bujangan paling ganteng sedunia.“Karin tertawa. Dani tersenyum. ia meraih tangan Karin lalu mengecupnya dengan lembut.Hati Karin sungguh tidak tega untuk menolak kebaikan Dani dengan menarik tangannya dari genggaman Dani. Dan ketika Dani mengajaknya berlibur ke Bali untuk menenangkan diri, dia pun tidak ada alasan untuk menolak karena ia juga sangat membutuhkan pelepasan untuk masalahnya.
Dani mengajak Karin untuk belajar menyelam. Sebuah kegiatan baru, yang rupanya sangat menyenangkan untuk dilakukan! Karin merasa sangat tenang bercampur takjub melihat keindahan di dasar lautan!Karin membiarkan Dani menggandeng tangannya sambil menyusuri pesisir pantai. Karin merasa sudah seharusnya ia mulai membuka diri terhadap masa depannya. Dan dia akan memberikan kesempatan kepada Dani. “Ada lukisan picaso tuh!“ ucap Dani sambil berbisik ke arah Karin. Karin mengikuti arah pandangan mata Dani. Rupanya ada turis yang sedang berjemur, telanjang!“Ngaco!“ sahut Karin sambil tertawa. Dani tertawa tanpa suara, ia hanya memandangi Karin sampai-sampai Karin merasa wajahnya memerah karena salah tingkah. “Apaan sih lihat-lihat terus! Malu tahu.“ “Kamu cantik sekali.““Wah, wah kesambet nih anak,“ ucap Karin mencoba mengajak bergurau. Tapi Wajah Dani semakin mendekat dan Karin yakin Dani akan coba menciumnya. Tiba-tiba ia merasa tubuhnya dihempas dengan keras hingga terjatuh. Tubuhnya bergulingan berulang kali di hamparan pasir. Secara reflek ia memeluk tubuh pria yang bergulingan dengannya. Ia berpelukan erat dengan pria yang tidak dikenalnya.Setelah sadar reaksi Karin adalah berontak dan marah. “Apa …?“ kata-katanya terputus ketika melihat paman dari Berri sekarang berada di atas tubuhnya.
“Kau! Apa yang kau lakukan? Berani-beraninya kau. Pergi!“ dengan kasar Karin mendorong tubuh paman Berri itu.
Beberapa anak muda menghampiri Karin yang sedang marah-marah. “Maaf, ini salah kami. Kami sedang bermain bola kaki dan tendangan sih Martin nih terlalu keras sehingga mengenai kepala pacar anda.“Rupanya bola tersebut mengenai kepala Dani dan saat ini Dani tampak terkapar tidak sadarkan diri. Dengan cepat Karin menghampiri Dani. Ia menepuk-nepuk wajah Dani dengan panik. Tapi Dani masih tetap tidak bergeming. Petugas kesehatan datang dan memberi pertolongan pertama kepada Dani lalu memasukkannya ke dalam mobil ambulan.Dengan cepat Karin bertanya ke rumah sakit mana Dani akan dibawa dan setelah tahu dia langsung membereskan barang-barangnya di tepi pantai dan membawanya ke cottage tempat mereka menginap.
Karin tidak menemukan kunci kamar Dani maka ia memutuskan untuk tidak membawakan baju ganti Dani. Ia berganti pakaian dan membawa sejumlah uang dalam dompetnya. Ia membeli kaos dan celana hawai untuk Dani agar bisa dipakai sebagai pakaian ganti bila nantinya diperlukan.“Jadi dia bukan suamimu?“ tanya Wison tiba-tiba di belakang Karin membuat Karin kaget.“Kau!“ Karin mencoba menahan emosinya.“Apa suamimu tahu saat ini, kau sedang bersama kekasihmu? Yah, Tuhan! Kau berselingkuh! Sungguh aku tidak menyangkanya,“ kata Wilson dengan nada sinis.Kening Karin mengerut mencoba memahami perkataan Wilson dan kemudian mengerti perkataan Wilson.
“Oh, tentu dia tahu dan suamiku tidak keberatan, menarik bukan!? Mengingat indahnya ciumanmu mungkin kau bersedia menjadi salah satu dari koleksi kekasihku?“ ejek Karin dengan kesal kemudian Karin mengambil uang kembaliannya dan meninggalkan Wilson tanpa permisi.
Karin menanyakan arah rumah sakit tempat Dani dibawa dan rupanya wanita itu menunjukkan rute yang salah kepada Karin karena selama Karin berjalan menyusuri jalan yang diberikan tidak ada sedikit pun petunjuk adanya rumah sakit di sekitar situ.Karin sudah lama berjalan tapi tidak menemukan taksi maupun ojek yang bisa mengantarnya ke rumah sakit. Kakinya terasa sangat lelah!
“Seharusnya aku membeli minuman dingin dulu tadi,“ gumam Karin menyalahkan dirinya sendiri.
Tenggorokannya kering dan minta diairi. Satu lagi kelemahannya, dia memang tidak terbiasa berjalan kaki.
“Rumah sakitnya masih cukup jauh karena kau berjalan memutar,“ ucap Wilson sambil meneguk minumannya dengan tenang.“Kau lagi! Kenapa sih, kau selalu mengikutiku!?“
“Ge-eR!“ ucapnya sambil menyondorkan minuman bekasnya.Karin melengos menolak, tapi rupanya tenggorokannya begitu kering sehingga ia merasa akan jatuh pingsan jika tidak memasukan cairan ke dalam tenggorokannya. Tapi ketika Karin berniat mengambil minuman dari tangan Wilson, Wilson sudah pergi menduluinya.Kacau, kacau, kacau! pekiknya dalam hati. Ia merasa tidak tahan lagi dan bersandar di bawah pohon kepala yang agak rindang. Karin meremas rambutnya dengan kesal. Kenapa dia bisa percaya begitu saja kepada orang tadi sehingga ia tersesat! Akhirnya ia hanya berdiam diri sambil menekuk kedua kakinya. Ia merasa panas dingin karena menahan haus. Ia menundukkan kepalanya di atas lutut, ia merasa lemas.Karin merasa ada yang menghampirinya dan ia senang bisa mendapatkan bantuan! Tapi ketika ia mengangkat kepalanya ia terkejut melihat paman Berri sekarang sedang duduk menghadapnya. Pria itu menggodanya! Karin tahu itu. Wilson menyondorkan minumannya tanpa melihat Karin. Rasanya Karin ingin menyiramkan air minum itu ke-kepala Wilson tapi otaknya jauh lebih membutuhkan cairan saat ini maka dengan cepat Karin menyambar minuman yang disondorkan Wilson kepadanya dan langsung meneguknya.Wilson tersenyum mengamati Karin.
“Akan kuganti. Jangan khawatir.“ “Makan malam juga boleh sebagai gantinya.““Yah, dalam mimpimu!“ Karin berdiri mendadak. Rupanya pengaruh matahari yang terik dan kekurangan cairan dalam tubuhnya membuat tubuhnya limbung dan hampir terjatuh.Wilson meraih tubuh Karin dengan cepat agar bersandar pada tubuhnya.Kepala Karin serasa berputar dan mendadak pandangannya menjadi gelap. Ia tidak sanggup untuk menolak bantuan Wilson dan menjadikan tubuh Wilson yang kekar sebagai sandaran tubuhnya. Karin tidak bisa menggunakan akal sehatnya dan membiarkan dirinya bersandar sepenuhnya. “Darah rendah?“ tanya Wilson dengan lembut. Suaranya saja terdengar sangat seksi ditelinga Karin saat ini. Dia pasti sudah gila karena merasa seperti itu sekarang ini. Seharusnya ia menyingkir segera dari Wilson! Karin memandang Wilson.“Tidak juga. Mungkin terlalu banyak terkena sinar matahari.“
Wilson langsung menggendong tubuh Karin tanpa meminta izin kepada Karin lebih dulu.Karin terlalu lemas untuk menegur Wilson. “Jangan khawatir aku akan membawamu ke tempat yang sejuk.“ Karin hanya memejamkan mata sambil meringkuk dalam pelukan Wilson lalu Karin tidak bisa mengingat apa-apa lagi. Dia jatuh pingsan dalam pelukan Wilson.Karin merasa matanya berat ketika dibuka. Tapi tubuhnya terasa lebih segar dibandingkan tadi. Karin agak bingung ketika menyadari tempatnya berbaring. Dan terkejut saat menyadari keberadaannya saat ini! Ada di mana dia sekarang?! Matanya membuka tiba-tiba dan memandang sekeliling.
“Kau sudah sadar? Minumlah.“ Wilson membantunya untuk duduk.Dengan mata yang menutup Karin meminum air putih dengan bantuan Wilson.“Terima kasih. Bolehkah aku berbaring sebentar lagi? Aku masih agak pusing.“
Wilson menyelimuti tubuh Karin sesaat sebelum Karin mendengar pintu kamar ditutup. Wilson merasa sudah gila membawa seorang perempuan keras kepala yang menjengkelkan ke dalam kamar pribadinya.Dia bisa saja mengantarkan wanita itu ke posko pengobatan terdekat dari pada beresiko terkena ocehannya lagi. Tapi akhirnya ia menyerah dengan desakan rindu dihatinya. Ia tidak dapat memungkiri keinginan hatinya sendiri, ia ingin berada dekat Karin! Sejak mereka berciuman, Wilson tidak pernah berhasil menghapus bayang-bayang Karin dari dalam benaknya. Rasa Karin begitu melekat dalam pikirannya. Tidak pernah sekali pun ia melupakannya!Bab 5 Ia merasa perasaannya sudah mati dan tidak bisa merasa hidup seperti ini sebelumnya. Penghianatan yang telah dilakukan tunangannya, Mia terhadapnya, membuatnya selalu bersikap dingin kepada setiap wanita yang mencoba mendekatinya. Tapi ketika melihat Karin sedang duduk dengan anggunnya di sofa rumahnya dan bersikap dingin dan tidak jelas pada awalnya membuatnya marah dan tidak bisa menahan dirinya lagi. Tapi bukan kemarahan yang muncul tapi keinginan untuk menyentuh dan mencium Karin! Sesaat Wilson merasa kecewa saat mendengar hadiah ciuman Karin ternyata ditujukan untuk Berri. Ia merasa sangat terpukul saat itu. Karin pasti menyangka dirinya Berri sehingga ia membalas ciumannya dengan penuh gairah. Ia mengira Karin pasti ingin merayu Berri untuk bisa dijadikan kekasih. Tapi ketika kebenaran itu muncul ia sangat kaget dan terkejut dengan tindakan Karin yang tidak diduga! Karin menghajar Berri di depannya! Sungguh ia tidak pernah mengira! Dia terbahak dalam hati. Wanita se
Bab 6 Wilson tidak mengerti mengapa seorang pria sanggup meninggalkan Karin. Apakah karena Karin berselingkuh? Mungkin saja karena saat ini Karin sedang bersama salah satu kekasihnya. Kekasih gelapnya lebih tepatnya karena status Karin masih wanita bersuami. Berani-beraninya dia! Tapi gilanya, Wilson juga mungkin tidak akan memperdulikan status Karin jika ia yang berada di posisi Dani Gunawan saat ini. Dia berharap bisa menggantikan posisi Dani meskipun dalam mimpi sekalipun. Saat ini ketika ia berharap bisa mengenal Karin lebih jauh tapi Karin mengecewakannya! Dengan tidak sabaran-nya Karin sudah pergi meninggalkannya tanpa pesan apapun dan pergi menemui kekasihnya. Apakah Karin mencintainya? tanya Wilson dalam hati. Wilson tidak membiarkan detektif yang disewanya mencari tahu untuknya. Ia memilih meninggalkan segudang kesibukannya untuk menyelidikinya secara pribadi. Dan di sinilah dia sekarang, sendirian, di villanya. Pakaian menyelam melekat ketat pada tubuh Karin yang pa
Bab 7 Karin sangat kaget saat mengetahui perasaannya sendiri. Kenapa gairahnya bisa muncul pada pria yang salah? Pria yang sama sekali belum dikenalnya tapi ia bisa merasakannya bahwa ia menginginkannya. Seharusnya ia tidak boleh memikirkan pria lain dalam hidupnya karena saat ini dia masih bersuami! Dan kenapa harus pria itu!? pikirnya tidak mengerti. Pria yang tidak seharusnya ia pikirkan tapi harus ia akui, ia merindukan pria itu! Ia ingin pria itu menciumnya lagi! Karin ingin berteriak marah karena menyadari hal itu. Ia memilih duduk menyendiri di atas undakan karang-karang besar yang membentuk tanjakan kecil dan merenung disana. Kenapa dia bisa seperti ini? Dimana akal sehatnya!? Suara deburan ombak seperti sebuah nyanyian yang sangat misterius baginya tapi ia menikmatinya dan memperhatikan setiap deburan yang menghantam tepian batu karang tempatnya duduk. Sepanjang matanya memandang, lautan lepas terhampar di depannya. Ia menghela napas panjang berulang kali. Ia berusaha
Bab 8 Ketika sampai di villa Wilson, Karin ragu dan berniat untuk menjauh tapi Wilson menciuminya dengan cepat dan tidak memberi Karin kesempatan untuk berubah pikiran dan menolaknya. Bujukan Wilson berhasil karena penolakan Karin melemah dan menuruti Wilson untuk masuk ke dalam kamarnya. Kejadiannya begitu cepat dan tidak pernah ada yang mengingat siapa dulu yang memulainya. Begitu mereka sadar mereka sudah terengah-engah setelah merasakan kenikmatan bersama. Mereka sama-sama terdiam. “Aku tidak pernah bertindak seperti ini sebelumnya.“ Karin tidak menanggapi kata-kata pria itu, ia hanya menatap kosong kearah langit-langit kamar. Ia masih belum bisa berpikir jernih, bisa-bisanya ia bercinta dengan pria asing yang sama sekali belum dikenalnya! Apalagi dengan status pernikahannya saat ini. Karin merasa benar-benar jijik dengan dirinya sendiri. Wilson menarik tubuh Karin yang telanjang, masuk ke dalam pelukannya. “Tidak.“ Karin menghela napas. Ia mencoba menjauhi Wilson.
Bab 9 Kegilaan apa yang ia lakukan!? Bahkan perceraiannyapun belum diresmikan dia sudah kehilangan akal sehatnya dengan tidur dengan Wilson! Oh, sungguh-sungguh menyebalkan! erang Karin dalam hati. Ia terkejut ketika melihat Matthew sedang berlari kencang dari arah cottagenya. Karin memekik senang menyambut kehadiran anaknya itu. Ia merentangkan tangan untuk menyambut Matthew dalam pelukannya dan menciuminya dengan penuh kerinduan. “Mami kok nangis?“ “Soalnya mami senang bisa bertemu dengan Matthew di sini.“ Karin menghapus air matanya sambil mengelus wajah halus jagoan kecilnya itu. Ia melihat Steven sedang menantinya di depan pintu bersama Dani yang berdiri dengan raut wajah tidak senang. Karin tidak tahu harus berkata apa untuk menyambut kedatangan Steven. Dia juga bingung kenapa mereka bisa berada di sini? Padahal seingatnya, ia tidak pernah memberitahu tentang liburannya kepada Steven. Ia mempersilahkan Steven masuk. Dani marah karena mengira Karin yang memberitahu ten
Bab 10 Wilson merasa harus merayu dan memohon kepada Karin untuk mempertimbangkan hubungan mereka. Wilson membawakan Karin setangkai mawar holand. Dengan penuh harap, ia berjalan dengan penuh percaya diri ke cottage yang disewa Karin. Ia juga sudah menyiapkan makan malam romantis di tepi pantai hari ini. Dia tidak perduli akan konyolnya rencana yang dia buat hari ini tapi ia bermaksud untuk memaksa Karin menerima cintanya dan memintanya untuk menikah dengannya. Ia mendengar suara tawa Karin dari balik pintu. Ia tidak senang mengira Karin sedang bersama Dani saat ini. Ia memutuskan untuk mencari tahu dengan mengetuk pintu. Tawa ceria Karin menghilang perlahan ketika melihat kedatangan Wilson di cottagenya. Wilson berniat untuk mencium Karin tapi mengurungkan niatnya karena melihat seorang pria yang tidak dikenalnya merangkul mesra pinggang Karin. “Siapa sayang? Apa kau tidak akan memperkenalkan kami?“ sindir Steven sambil melirik bunga yang ada di tangan Wilson. “Ini Wilson, b
Bab 11 Mereka tidak bertemu lagi dalam perjalanan pulang karena memang pada keesokan harinya mereka langsung pulang menuju Bandar Lampung. Sebelumnya Karin sudah menghubungi Dani mengenai rencananya pulang ke Lampung untuk mengurus masalah pernikahannya dengan Steven. Walau bagaimanapun ia masih memiliki tanggung jawab dalam pekerjaannya. Steven mendiamkannya selama beberapa hari setelah kepulangan mereka. Karin tidak mencoba membujuk Steven karena ia sudah mengenal tabiat suaminya itu. Kalau emosinya sudah mereda Steven akan luluh dengan sendiri. “Katakan padaku, apakah kau menikmatinya? “ tanya Steven ketika Karin akan tidur. “Apa kau mencoba untuk melebarkan masalah atau memperkecil? Bila kita begini terus, aku rasa lebih baik kita menjauh dulu sementara.“ “Dan kau akan kembali lagi kepadanya? Apakah sangat nikmat bercinta dengannya sampai kau melupakan kenyataan bahwa kau masih bersuami!?“ 
Bab 12 Jalan yang ia pilih ternyata tidak salah. Steven menggunakan kesempatan yang telah diberi Karin dengan sangat baik. Tambah hari, Steven bertambah romantis dan selalu menyediakan waktu untuk Karin dan Matthew. Rencana untuk menambah momongan menjadi perbincangan yang alot diantara mereka. Karin tidak berencana memiliki anak lainnya selain Matthew tetapi Steven selalu membujuknya agar memberikan adik pada Matthew agar dia tidak kesepian nantinya. “‘kan Matthew banyak sepupu. Dia tidak akan pernah kesepian. Hampir setiap hari mereka ke sini.“ “Beda dong sayang. Coba bayangkan, bagaimana kalau nanti kita sudah tidak ada bersama Matthew lagi, dia akan sendirian?“ “Yah, kalau kita tidak ada 'kan masih banyak sepupu-sepupunya yang bisa menemaninya,“ timpal Karin masih tetap berkeras sambil mengelus dada suaminya. “Sayang, cobalah untuk mengerti,“ kata Steven putus asa. “Aku
Bab 66Air mata Gabriel bercucuran dengan deras. Hatinya serasa melambung begitu hebat karena pertanyaan Karin kepadanya. Ia mengangguk-angguk dengan bahagia. “Ya, ya, ya! Aku bersedia menikah denganmu! Oh, sayangku, cintaku.” Gabriel menciumi wajah Karin secara bertubi-tubi sampai Karin menertawakannya.“Kau boleh menertawakanku tapi saat ini, aku benar-benar merasa bahagia karenamu.”Karin menghentikan tawanya lalu tersenyum dan mengangguk. “Kalau begitu apa kita akan mengundang orang tuaku dan...““Samantha,” sela Gabriel mengingatkan.Karin menghela napasnya lagi merasa sedih. Ia ingin keluarganya bisa hadir dipernikahannya meski mungkin mereka akan menolak undangannya tapi ia berharap keluarganya saat ini akan menerima kehadirannya.Sekarang ia bukan bayi yang menyusahkan lagi. Sekarang ia telah memiliki keluarga yang bisa menolong me
Bab 65Segera setelah ia menekan panggilan jawab terdengar teriakan histeris dari balik ponsel. “Siapa wanita itu? Kenapa bisa ia begitu mirip denganku dan menggantikan posisiku sebagai istrimu!?”“Apa kau masih ingat, kau adalah istriku?” ejek Gabriel dengan santai.“Kau tidak perlu kembali lagi ke sini. Kami tidak memerlukanmu lagi. Teruskan pertualanganmu dan jangan pernah kembali lagi dan merusak kebahagiaanku dan Kemmy.”“Apa maksudmu? Kau ingin wanita palsu itu menggantikan kedudukanku sebagai istri dan ibu dari anakku!? Kau membuatku tertawa, Gabriel.”“Apa kau kehabisan uang? Berapa yang kau butuhkan!? Aku akan menyiapkannya untukmu, hanya saja satu hal yang kuminta darimu. Jangan pernah kembali lagi ke sini selamanya.““Aku akan kembali kalau aku mau! Kau tidak bisa melarangnya untuk itu! Aku heran, kenapa kau berubah se
Bab 64Karin memutuskan untuk permisi pergi ke toilet.Gabriel bergegas menemaninya.Karin tertawa. “Menemaniku ke toilet? Untuk apa? Aku hanya akan pergi sebentar dan akan segera kembali. Berbincanglah dengan santai bersama tamu-tamumu.”Gabriel tidak mau melepaskan pegangan tangannya sambil tersenyum jahil kepada Karin.Karin melotot sambil tersenyum menghadapi kejahilan suaminya.“Jangan lama-lama yah,” ucap Gabriel tanpa suara kepada Karin.Karin tersenyum sambil mengangguk kepada Gabriel.Karin menanyakan toilet dan petugas yang berjaga mengarahkan Karin ke toilet khusus Vip. Ia mengikuti petunjuk yang diberikan petugas wanita itu dan tersenyum lega setelah menemukan logo toilet wanita didepannya.Ia segera masuk dan membereskan keperluannya. Setelah selesai ia menambahkan lipstik di bibirnya dan merapikan dan
Bab 63Gabriel mencium dahi Karin dengan penuh kasih sayang, “Aku akan menunggumu, jangan terlalu dipikirkan. Aku mencintaimu, istriku.”Karin tidak mampu menjawab Gabriel dan hanya bisa memaksakan diri untuk tersenyum.Hati Gabriel terasa teriris karena Karin belum bisa membalas pernyataan cintanya.Hari ini ia mendampingi suaminya untuk menghadiri gala dinner pemegang saham di perusahaannya. Gabriel selalu menawarinya untuk menemaninya tapi tidak sama halnya dengan gala dinner perusahaannya. Dia banyak membuat alasan agar Karin tidak menemaninya di acara gala dinner perusahaannya.“Apa ada hal yang kau sembunyikan padaku? Biasanya kau yang antusias mengajakku ke berbagai acara tapi kenapa setiap kali pertemuan dengan pemegang sahammu, kau selalu melarangku ikut?” tanya Karin tidak mengerti.Gabriel terdiam sambil menatap Karin dengan cemas. Ia berusaha meng
Bab 62Gabriel membuka matanya dan merasa lega melihat Samanthanya telah kembali. “Kau dari mana saja?” tanya Gabriel dengan khawatir.“Aku menyiapkan kejutan di kamar hotel tapi mungkin pelayan tidak menemukanmu, sehingga kau tidak kunjung datang sepanjang malam.” Malah pria asing yang datang dan bercinta denganku, tambah Samantha mengeluh dalam hati.“Kamar hotel? Apa kau sudah bisa mengingat cinta kita?” tanya Gabriel dengan lambat-lambat.Samantha menggeleng. “Belum, tapi aku mencoba untuk membuka diri untukmu.”Gabriel mencoba mencium Samantha tapi Samantha menutup mulut Gabriel. “Sikat gigi dulu,” ucapnya sambil terkekeh.“Maafkan aku, ayo kita ke kamar kita.”Samantha mengangguk. Ia harus segera menggantikan bayang pria asing itu dengan suaminya sendiri! Hanya membayangkannya saja, &nbs
Warning adegan 21+, anak dibawah umur skip aja yahBab 61Saat lampu dimatikan tampak bintang-bintang stiker menerangi langkahnya. Ia mengikuti arahnya dan menemukan dikeremangan seorang wanita dengan mengenakan lingerie seksi dan juga topeng mata.Ia perlahan mendekati suaminya dan memasangkan topeng yang sama dengannya. “Maaf aku masih malu tapi aku akan mencobanya menjadi istrimu yang sesungguhnya.”Tubuh Wilson bergetar mengenali suara itu. Ini benar-benar Karinnya! Apa dia sedang bermimpi? Karinnya masih hidup!Samantha mencegah Gabriel untuk berbicara dan ia merangkul suaminya itu dengan berani kemudian menciumnya.Tubuh Wilson bergetar karena ciuman Karin dan ia membalas ciuman istrinya itu. “Istriku, istriku, oh istriku, betapa aku merindukanmu,” desah Wilson dengan penuh kerinduan.Telinga Samantha mendeng
Bab 60Di IndonesiaWilson masih beratapi kepergian Karin. Ia menyesal karena sudah berlaku kasar kepada Karin. Kecelakaan yang mengakibatkan kelumpuhan padanya membuat emosinya tidak stabil dan menyia-nyiakan ketulusan Karin dalam merawatnya.Karin mengalami kecelakaan dan tidak bisa diselamatkan. Mobilnya terbakar habis ketika kejadian itu. Entah karena terkejut dengan berita itu, Wilson akhirnya bisa berdiri lagi dari kursi rodanya.Ia menolak saat keluarga Karin berniat membawa Matthew darinya. Matthew adalah anaknya dengan Karin maka ia yang akan membesarkan Matthew sebagai bukti cinta dan penyesalannya kepada Karin.Wilson memulai terapinya dengan giat dengan motivasi Matthew sebagai harapan hidupnya. Di setiap malam, ia hanya bisa meringkuk dan menangis meratapi kepergian istrinya yang sudah meninggalkannya untuk selamanya.Terbayang kenangan saat ia menyakiti Karin bai
Bab 59Ketika ia tersadar, pelupuk matanya sangat berat untuk dibuka. Ia mengerang perlahan dibalik masker oksigen yang menutupi hidung dan mulutnya.Dengan susah payah ia mencoba mencabut masker oksigen yang menahan suaranya. Tubuhnya serasa tidak bertenaga! Ada apa dengannya? Apa yang sebenarnya terjadi?Ada pria yang tertidur di ranjangnya! Dengan susah payah ia mengangkat tangannya dan menyentuh pria itu.Pria itu mengerjap dan berusaha fokus dengan apa yang sedang terjadi.Matanya terbelalak menyadari istrinya telah sadar dari koma.Pria itu memencet tombol dan menciuminya dengan penuh ucapan syukur.Dengan pandangan tidak mengerti, aku hanya memejamkan mata dan berusaha untuk bangun dari tidurku.“Pelan-pelan sayang, pelan-pelan. Sekarang kau sudah kembali bersamaku. Terima kasih Tuhan, terima kasih.” Air mata mengalir membasah
Bab 58Dokter keluar dari dalam ruangan ICU dan memberitahu bahwa kondisi Wilson saat ini sudah stabil tapi masih harus diawasi secara intensif.Karin menangis lega sambil mengucap syukur kepada Tuhan, ia tidak kehilangan suaminya.Jack masih terus memeluk Karin. “Mari kita berharap hal baik akan segera terjadi.”Karin mengangguk-angguk sambil menangis bahagia dan pergi ke ruangan tempat Matthew dirawat.Jack berkeras untuk menemani Karin tapi Karin memberitahu kepada Jack bahwa perusahaan tidak bisa berjalan tanpa pengawasan salah satu dari mereka berdua. Ia ingin Jack istirahat dan bekerja seperti biasanya.Jack memikirkan kata-kata Karin dan tidak bisa membujuknya lagi. “Kalau begitu aku sekarang akan membelikan makan malam dan persediaan buah dan roti untuk di sini.”Karin mengangguk, mengucapkan terima kasih keoada Jack sambil membelai wajah mungil anak