Bab 14
Karin semakin bersemangat membantu menjalankan kembali usahanya yang telah lama dikelola oleh Chika. Ia sangat menikmati pekerjaannya karena ia bisa meluangkan waktu untuk menemani Matthew kapanpun dia mau. Ia selalu ada untuk Matthew, di setiap saat Matthew membutuhkannya, itulah yang membuat Karin merasa bahagia.
Semangatnya kembali menyala dalam mengembangkan konsep bisnisnya. Dia mulai merambah usaha wedding planner yang menawarkan konsep one stop wedding shoping jadi calon pengantin bisa mengurus sendiri segala keperluan pengantinnya di dalam satu tempat. Sedangkan Chika tetap mengurus showroom bridal besar miliknya.Saat ini ia memiliki janji temu dengan seorang klien yang ingin dibuatkan jas pengantin dan jas pendamping desain terbaru karena sudah melewati jam kerja, akhirnya Karin mengijinkan karyawannya untuk pulang duluan sementara dia sendiri yang akan menunggu kliennya datang.Untuk membuat kliennya nyaman ia tetap menyalaka
Bab 15 Wilson menangkap tangan Karin dan memeluknya dengan cepat. “Aku merindukanmu, yah Tuhan. Jangan bergerak! Atau kau berniat membuatku bergairah?“ bisik Wilson di telinga Karin. Karin langsung berhenti berontak dan tidak berani bergerak. “Bisakah kau melepaskan aku? Aku sudah terlambat pulang. Matthew sedang menungguku saat ini,“ pinta Karin dengan pelan. “Maaf.“ Wilson melepaskan pelukannya. “Terima kasih.“ Karin berusaha menyelesaikan tugasnya dengan cepat lalu mempersilahkan Wilson mengenakan kemejanya kembali dan langsung beranjak meninggalkan Wilson tanpa memberi kesempatan pada Wilson untuk bicara lagi. Ia melarikan diri! Karin berusaha menguasai dirinya lalu tersenyum kepada Cattherine dan Jason. “Pembuatannya akan memakan waktu lebih kurang satu bulan. Saya akan menghubungi anda saat fitting terakhir untuk pengepasan.“ Wilson sudah mengenakan kembali jaketnya ketika keluar dari ruang fitting. Karin bersalaman dengan mereka termasuk dengan Wilson dan mengucapkan
Bab 16 Karin menyibukkan dirinya dengan segudang kegiatan untuk mengisi setiap detik dalam hidupnya agar bisa hidup normal lagi dan menjadi ibu yang terbaik bagi anaknya. Matthew selalu diikutsertakan kemanapun ia melakukan pergi, pengecekan gedung atau apapun juga jika dia sudah pulang dari sekolahnya. Karin selalu menjaga jarak dengan lawan jenisnya dan memberitahu dengan tegas bahwa ia tidak sedang tertarik untuk menjalin hubungan kasih selain hubungan bisnis. Edward menyukai tantangan dan yang pasti ia menyukai tantangan yang diberikan Karin kepadanya. Baru kali ini dia ditolak tanpa basa basi. Seharusnya ia menjauhi Karin tapi ia tidak bisa melupakan Karin. Ia ingin Karin menerimanya sebagai kekasih. Tadinya ia mengajak Karin makan malam hanya iseng-iseng saja karena mendengar sikap dingin Karin dalam urusan asmara dari teman-temannya dan mereka menantang Edward agar bisa menaklukan hati Karin.
Bab 17 Karin tampil memukau dengan balutan gaun malam panjang berwarna silver. Di sampingnya tampak setia Matthew dengan balutan jas resmi lengkap dengan dasi kupu-kupu mini-nya. Dengan diam-diam Edward menunjukkan Karin kepada Tia. Tia mengangguk dan bersiap dengan sandiwaranya. “Pantas saja Paman kelepek-kan, dia memang benar-benar sangat cantik rupanya!“ kata Tia berlagak dewasa. Edward hanya meringgis sambil terkekeh. Tia duduk di bangku sendirian dan dia mulai menangis ketika Karin menoleh ke arahnya. Edward tersenyum bangga akan bakat akting keponakannya itu dan melihat dari kejauhan. Karin mengajak Matthew mendekati Tia. “Halo Anak Manis, siapa namamu?“ Karin mendudukan Matthew di sebelah Tia dan berlutut menghadap Tia. “Namaku Tia!“ katanya sambil mempertahankan isakan sedihnya. “Nah, Tia kenapa kamu menangis?“ tanya Karin dengan lembut sambil mengusap air mata Tia. “Pamanku
Bab 18 Karin memastikan bagian catering, sound system dan berbincang sejenak dengan tuan rumah, Ronaldo ketika berpapasan jalan dengannya. Ronaldo merasa sangat puas dengan hasil kerja Karin dan tim. Apa yang telah digambarkan Karin sebelumnya memang telah berhasil direalisasikan oleh Karin. Dia juga dapat melihat pancaran kagum dari semua tamu-tamunya saat naik ke kapal miliknya. Karin tersenyum manis menanggapi pujian dari Ronaldo. Dalam hatinya, ia juga puas melihat hasil kerja timnya dalam menyiapkan semua persiapan hingga bisa memuaskan semua mata dan lidah setiap orang yang datang ke kapal ini. Dari kejauhan Edward merasa iri melihat Karin bisa begitu lepas berbincang dan tertawa dengan Ronaldo. Ingin rasanya ia berlari dan menyembunyikan Karin dari pesona Ronaldo tapi dengan tanggung jawab yang saat ini ia emban rasanya tidak mungkin. Edward menunduk kecewa sambil menghela napas melihat Tia dan Matthew sedang asyik melihat kilauan air laut. Karin menolak ketika Ronald
Bab 19 Karin seperti dipaksa berjalan meninggalkan tamu-tamu undangan yang lainnya. “Tolong lepaskan tanganku, tamu-tamu lain sedang memperhatikan kita saat ini! Dan aku masih harus berada di sini sampai akhir acara.“ Wilson hanya tersenyum menanggapi teguran Karin tapi ia tidak mengindahkan permintaan Karin. Ia dan Matthew saling bertukar pandangan aneh lalu sama-sama tersenyum. Karin tidak mengerti apa yang ada di pikiran kedua lelaki dihadapannya itu tapi ia yakin melihat persekongkolan di antara mereka. “Hei, kalian sudah mau pergi?“ tanya Ronaldo dengan heran sambil melirik genggaman tangan Wilson pada Karin. Ia meringgis dalam hati. Rupanya rekan bisnisnya sudah terlebih dahulu memenangkan hati Karin, desahnya dalam hati. "Yah, kami pamit dulu.“ “Terima kasih karena sudah menggunakan jasa kami, semoga …“ Tangan Karin ditarik paksa sehingga Karin tidak dapat meneruskan kata-katanya. Ia merasa kesal sekaligus jengkel. Ia merasa diperlakukan seperti anak kecil dan tidak so
Bab 20 “Karin kau harus mendengarku!“ seru Wilson merasa frustrasi dengan penolakan Karin “Tidak ada yang mesti aku dengarkan. Aku mau pulang!“ balas Karin sambil memanggil Matthew. “Kau harus mendengarku!“ sahut Wilson memaksa Karin untuk mendengarnya. Karin menggandeng tangan Matthew dengan paksa sambil meninggalkan Wilson. Wilson mengejar Karin dan tidak membiarkannya pergi darinya. Matthew tidak bertanya apa-apa dan hanya mengikuti Karin tanpa mengatakan apapun juga. “Karin, please kumohon!“ ucap Wilson menghentikan langkah Karin. “Tolong tinggalkan aku!“ ucap Karin dengan kesal. Air matanya mengalir tanpa bisa dicegah. Ia ingin Wilson segera meninggalkannya agar ia bisa mencegah dirinya luluh. Wilson sadar ia sudah terlalu memaksa Karin. Ia menyesal karena telah menyudutkan Karin. “Maafkan aku, aku …“ “Karin …apa kau tidak apa-apa?“ ta
Bab 21 “Hubungan kita tidak akan mungkin terjadi,“ kata Karin ketika mereka di tinggal berdua. “Apakah kau tidak mencintaiku?“ tanya Wilson dengan sedih. “Masih terlalu dini rasanya untuk bicara tentang cinta.“ “Nyata-nyata kau menginginkan aku.“ “Itu dulu.“ “Bagaimana dengan sekarang?“ “Sekarsng aku tidak menginginkanmu lagi,“ jawab Karin menantang Wilson. Mata Wilson menyipit mencari kebenaran melalui mata Karin. Dengan cepat Karin mengalihkan pandangannya. “Kau bohong!“ “Tidak!“ “Yah!“ bentak Wilson. Karin terdiam tidak bisa berkata apa-apa. Dalam hatinya mengerang, harusnya ia lebih keras menyanggah kenyataan ini. “Demi Tuhan Karin, aku sangat mencintaimu dan aku ingin menikahimu!“ “Kalau kau merasa bertanggung jawab karena k
Bab 22 Chika tidak menyangka Wilson adalah Paman dari Berri. Ia tidak berkata apapun mengenai rencana Wilson yang ingin menikahi kakaknya, Karin. Ia hanya diam tidak berkomentar. Wilson berjanji akan bicara kepada Berri mengenai Chika dan anak mereka. “Aku tidak perlu belas kasihan bajingan itu,“ ucap Chika dengan dingin. Karin menoleh kearah Wilson. Dengan sabar Wilson berjanji akan mencari jalan terbaik bagi mereka bertiga. Karin mengantar Wilson keluar dari rumahnya. “Jangan putus asa yah, aku akan berusaha mencari jalan keluar atas situasi ini. Jangan menyerah dengan kenyataan ini, oke,“ ucap Wilson sambil membelai dan memeluk Karin sebelum masuk ke dalam mobilnya. Setelah mobil Wilson pergi, Karin segera masuk ke kamar Chika. Chika sedang bermain bersama Wendy. Chika menghela napas panjang saat melihat Karin tapi tidak berkata apapun. “Apa kakak mencintain
Bab 66Air mata Gabriel bercucuran dengan deras. Hatinya serasa melambung begitu hebat karena pertanyaan Karin kepadanya. Ia mengangguk-angguk dengan bahagia. “Ya, ya, ya! Aku bersedia menikah denganmu! Oh, sayangku, cintaku.” Gabriel menciumi wajah Karin secara bertubi-tubi sampai Karin menertawakannya.“Kau boleh menertawakanku tapi saat ini, aku benar-benar merasa bahagia karenamu.”Karin menghentikan tawanya lalu tersenyum dan mengangguk. “Kalau begitu apa kita akan mengundang orang tuaku dan...““Samantha,” sela Gabriel mengingatkan.Karin menghela napasnya lagi merasa sedih. Ia ingin keluarganya bisa hadir dipernikahannya meski mungkin mereka akan menolak undangannya tapi ia berharap keluarganya saat ini akan menerima kehadirannya.Sekarang ia bukan bayi yang menyusahkan lagi. Sekarang ia telah memiliki keluarga yang bisa menolong me
Bab 65Segera setelah ia menekan panggilan jawab terdengar teriakan histeris dari balik ponsel. “Siapa wanita itu? Kenapa bisa ia begitu mirip denganku dan menggantikan posisiku sebagai istrimu!?”“Apa kau masih ingat, kau adalah istriku?” ejek Gabriel dengan santai.“Kau tidak perlu kembali lagi ke sini. Kami tidak memerlukanmu lagi. Teruskan pertualanganmu dan jangan pernah kembali lagi dan merusak kebahagiaanku dan Kemmy.”“Apa maksudmu? Kau ingin wanita palsu itu menggantikan kedudukanku sebagai istri dan ibu dari anakku!? Kau membuatku tertawa, Gabriel.”“Apa kau kehabisan uang? Berapa yang kau butuhkan!? Aku akan menyiapkannya untukmu, hanya saja satu hal yang kuminta darimu. Jangan pernah kembali lagi ke sini selamanya.““Aku akan kembali kalau aku mau! Kau tidak bisa melarangnya untuk itu! Aku heran, kenapa kau berubah se
Bab 64Karin memutuskan untuk permisi pergi ke toilet.Gabriel bergegas menemaninya.Karin tertawa. “Menemaniku ke toilet? Untuk apa? Aku hanya akan pergi sebentar dan akan segera kembali. Berbincanglah dengan santai bersama tamu-tamumu.”Gabriel tidak mau melepaskan pegangan tangannya sambil tersenyum jahil kepada Karin.Karin melotot sambil tersenyum menghadapi kejahilan suaminya.“Jangan lama-lama yah,” ucap Gabriel tanpa suara kepada Karin.Karin tersenyum sambil mengangguk kepada Gabriel.Karin menanyakan toilet dan petugas yang berjaga mengarahkan Karin ke toilet khusus Vip. Ia mengikuti petunjuk yang diberikan petugas wanita itu dan tersenyum lega setelah menemukan logo toilet wanita didepannya.Ia segera masuk dan membereskan keperluannya. Setelah selesai ia menambahkan lipstik di bibirnya dan merapikan dan
Bab 63Gabriel mencium dahi Karin dengan penuh kasih sayang, “Aku akan menunggumu, jangan terlalu dipikirkan. Aku mencintaimu, istriku.”Karin tidak mampu menjawab Gabriel dan hanya bisa memaksakan diri untuk tersenyum.Hati Gabriel terasa teriris karena Karin belum bisa membalas pernyataan cintanya.Hari ini ia mendampingi suaminya untuk menghadiri gala dinner pemegang saham di perusahaannya. Gabriel selalu menawarinya untuk menemaninya tapi tidak sama halnya dengan gala dinner perusahaannya. Dia banyak membuat alasan agar Karin tidak menemaninya di acara gala dinner perusahaannya.“Apa ada hal yang kau sembunyikan padaku? Biasanya kau yang antusias mengajakku ke berbagai acara tapi kenapa setiap kali pertemuan dengan pemegang sahammu, kau selalu melarangku ikut?” tanya Karin tidak mengerti.Gabriel terdiam sambil menatap Karin dengan cemas. Ia berusaha meng
Bab 62Gabriel membuka matanya dan merasa lega melihat Samanthanya telah kembali. “Kau dari mana saja?” tanya Gabriel dengan khawatir.“Aku menyiapkan kejutan di kamar hotel tapi mungkin pelayan tidak menemukanmu, sehingga kau tidak kunjung datang sepanjang malam.” Malah pria asing yang datang dan bercinta denganku, tambah Samantha mengeluh dalam hati.“Kamar hotel? Apa kau sudah bisa mengingat cinta kita?” tanya Gabriel dengan lambat-lambat.Samantha menggeleng. “Belum, tapi aku mencoba untuk membuka diri untukmu.”Gabriel mencoba mencium Samantha tapi Samantha menutup mulut Gabriel. “Sikat gigi dulu,” ucapnya sambil terkekeh.“Maafkan aku, ayo kita ke kamar kita.”Samantha mengangguk. Ia harus segera menggantikan bayang pria asing itu dengan suaminya sendiri! Hanya membayangkannya saja, &nbs
Warning adegan 21+, anak dibawah umur skip aja yahBab 61Saat lampu dimatikan tampak bintang-bintang stiker menerangi langkahnya. Ia mengikuti arahnya dan menemukan dikeremangan seorang wanita dengan mengenakan lingerie seksi dan juga topeng mata.Ia perlahan mendekati suaminya dan memasangkan topeng yang sama dengannya. “Maaf aku masih malu tapi aku akan mencobanya menjadi istrimu yang sesungguhnya.”Tubuh Wilson bergetar mengenali suara itu. Ini benar-benar Karinnya! Apa dia sedang bermimpi? Karinnya masih hidup!Samantha mencegah Gabriel untuk berbicara dan ia merangkul suaminya itu dengan berani kemudian menciumnya.Tubuh Wilson bergetar karena ciuman Karin dan ia membalas ciuman istrinya itu. “Istriku, istriku, oh istriku, betapa aku merindukanmu,” desah Wilson dengan penuh kerinduan.Telinga Samantha mendeng
Bab 60Di IndonesiaWilson masih beratapi kepergian Karin. Ia menyesal karena sudah berlaku kasar kepada Karin. Kecelakaan yang mengakibatkan kelumpuhan padanya membuat emosinya tidak stabil dan menyia-nyiakan ketulusan Karin dalam merawatnya.Karin mengalami kecelakaan dan tidak bisa diselamatkan. Mobilnya terbakar habis ketika kejadian itu. Entah karena terkejut dengan berita itu, Wilson akhirnya bisa berdiri lagi dari kursi rodanya.Ia menolak saat keluarga Karin berniat membawa Matthew darinya. Matthew adalah anaknya dengan Karin maka ia yang akan membesarkan Matthew sebagai bukti cinta dan penyesalannya kepada Karin.Wilson memulai terapinya dengan giat dengan motivasi Matthew sebagai harapan hidupnya. Di setiap malam, ia hanya bisa meringkuk dan menangis meratapi kepergian istrinya yang sudah meninggalkannya untuk selamanya.Terbayang kenangan saat ia menyakiti Karin bai
Bab 59Ketika ia tersadar, pelupuk matanya sangat berat untuk dibuka. Ia mengerang perlahan dibalik masker oksigen yang menutupi hidung dan mulutnya.Dengan susah payah ia mencoba mencabut masker oksigen yang menahan suaranya. Tubuhnya serasa tidak bertenaga! Ada apa dengannya? Apa yang sebenarnya terjadi?Ada pria yang tertidur di ranjangnya! Dengan susah payah ia mengangkat tangannya dan menyentuh pria itu.Pria itu mengerjap dan berusaha fokus dengan apa yang sedang terjadi.Matanya terbelalak menyadari istrinya telah sadar dari koma.Pria itu memencet tombol dan menciuminya dengan penuh ucapan syukur.Dengan pandangan tidak mengerti, aku hanya memejamkan mata dan berusaha untuk bangun dari tidurku.“Pelan-pelan sayang, pelan-pelan. Sekarang kau sudah kembali bersamaku. Terima kasih Tuhan, terima kasih.” Air mata mengalir membasah
Bab 58Dokter keluar dari dalam ruangan ICU dan memberitahu bahwa kondisi Wilson saat ini sudah stabil tapi masih harus diawasi secara intensif.Karin menangis lega sambil mengucap syukur kepada Tuhan, ia tidak kehilangan suaminya.Jack masih terus memeluk Karin. “Mari kita berharap hal baik akan segera terjadi.”Karin mengangguk-angguk sambil menangis bahagia dan pergi ke ruangan tempat Matthew dirawat.Jack berkeras untuk menemani Karin tapi Karin memberitahu kepada Jack bahwa perusahaan tidak bisa berjalan tanpa pengawasan salah satu dari mereka berdua. Ia ingin Jack istirahat dan bekerja seperti biasanya.Jack memikirkan kata-kata Karin dan tidak bisa membujuknya lagi. “Kalau begitu aku sekarang akan membelikan makan malam dan persediaan buah dan roti untuk di sini.”Karin mengangguk, mengucapkan terima kasih keoada Jack sambil membelai wajah mungil anak