Assalamualaikum
hehehehe kalau baca judulnya pasti lagi berpikir ini kenapa.Di tempat aku lagi hujan deras disertai angin kencang dan petir, jadi aku belum bisa update karena takut megang HP pas lagi petir, ini aja memberanikan diri.Tapi aku bakal update besok kok, ditunggu yahBye bye***Assalamualaikumhehehehe kalau baca judulnya pasti lagi berpikir ini kenapa.Di tempat aku lagi hujan deras disertai angin kencang dan petir, jadi aku belum bisa update karena takut megang HP pas lagi petir, ini aja memberanikan diri.Tapi aku bakal update besok kok, ditunggu yahBye bye***Assalamualaikumhehehehe kalau baca judulnya pasti lagi berpikir ini kenapa.Di tempat aku lagi hujan deras disertai angin kencang dan petir, jadi aku belum bisa update karena takut megang HP pas lagi petir, ini aja memberanikan diri.Tapi aku bakal update besok kok, ditunggu yahBye byeSuhu tubuh Odelia tak sepanas tadi, malam ini gadis itu sudah mulai baikan. Mungkin karenatidur cukup juga minum obat penurun panas. Namun, mamanya sejak tadi di kampus sampai malam ketika membawakan Odelia makanan, tak henti-hentinya mengomel. Hal itu malah membuat kepala Odelia pening mendengarnya, mau protes yang ada mamanya semakin jadi."Kamu kalau sakit, tuh, jangan diam-diam. Gak tahu kalau Mama khawatir," omel Sena membuat Odelia menghela napasnya panjang.Ketika Sena tengah sibuk mengomel, ponsel Odelia berbunyi, tanda pesan masuk. Gadis itu sudah memberitahu papanya kalau ponselnya rusak, dan besoknya dia langsing dibelikan ponsel baru.Tak peduli dengan mamanya yang terus mengomel, Odelia mengambil ponselnya, melihat pesan yang masuk.1 pesan masuk dari Angga, tapi sama sekali tak dibaca Odelia. Dia membiarkan pesan itu."Makan dulu, minum obat, habis itu tidur, gak usah main HP," pungkas Sena. Kemudian mama Odelia itu, mengecup singkat kening anaknya, dan meninggalkan Odel
Sena menyambut kedatangan Tsamara dan Angga dengan senyum lebar. Dia benar-benar tak tahu harus bersikap seperti apa kala istri dan anak bos suaminya datang bertamu. Parahnya lagi, di rumah hanya ada dia dan Odelia yang tengah tertidur di kamar."Silakan diminum, Bu," ucap Sena menyilakan Tsamara minum teh yang baru saja dia buat."Pak Angga juga," imbuh Sena membuat Tsamara langsung menoleh kepada wanita itu.Tsamara berdeham, lalu berkata, "Gak perlu manggil dia pakai embel-embel 'pak,' Bu Sena."Sena tertawa kecil, sejujurnya dia juga bingung harus memanggil Angga apa. Angga dosen anaknya sekaligus anak bos suaminya, jelas saja dia bingung, takutnya malah tak sopan."Panggil Angga aja, Bu," timpal Angga. Mata pria itu melihat pada tangga menuju lantai dua, letak kamar Odelia berada.Sadar kalau Angga melihat ke atas, Sena juga ikut melihat ke atas, dia tahu kalau Angga pasti mencari anaknya. Sayangnya, Odelia tidur setelah minum obat tadi. Bersyukur demam Odelia tak begitu tinggi,
Assalamualaikumyuhuu...mohon maaf, aku masih blm bisa update, lagi sibuk revisi skripsi.semangatmohon bersabar menunggu update dari aku. Sambil nunggu, kalian bisa baca karya aku Balikkan Dengan Mantan.bye bye***Assalamualaikumyuhuu...mohon maaf, aku masih blm bisa update, lagi sibuk revisi skripsi.semangatmohon bersabar menunggu update dari aku. Sambil nunggu, kalian bisa baca karya aku Balikkan Dengan Mantan.bye bye***Assalamualaikumyuhuu...mohon maaf, aku masih blm bisa update, lagi sibuk revisi skripsi.semangatmohon bersabar menunggu update dari aku. Sambil nunggu, kalian bisa baca karya aku Balikkan Dengan Mantan.bye bye***Assalamualaikumyuhuu...mohon maaf, aku masih blm bisa update, lagi sibuk revisi skripsi.semangatmohon bersabar menunggu update dari aku. Sambil nunggu, kalian bisa baca karya aku Balikkan Dengan Mantan.bye bye
Setelah Angga pulang dari rumahnya, Odelia langsung masuk ke kamar tanpa memedulikan mamanya yang terus melihatnya seolah meminta penjelasan. Gadis itu masih belum siap menjelaskan pada sang mama. Bagaimana kalau mamanya tahu dia jatuh cinta dengan dosennya sendiri?Odelia menatap langit-langit kamarnya, membayangkan wajah Angga tadi saat dia mengusir pria itu. Ekspresi sendu milik Angga malah membuat Odelia tak kuasa, dia tentunya sakit hati melihat itu, tapi demi perasannya, Odelia mengabaikan semuanya. Dia tak ingin perasannya tumbuh sejak besar untuk Angga, gadis itu berniat untuk melupakan Angga secepatnya sebelum rasa semakin menggerogoti hatinya.Ting!Ponselnya berbunyi tanda pesan masuk, Odelia langsung mengambilnya dan membaca pop up dari aplikasi bertukar pesan.Angga : Cepat sembuh, Odelia, saya tidak bisa lihat kamu sakit.Odelia tersenyum kecut, bagaimana kalau Angga tahu penyebab dia sakit karena pria itu? Apa reaksinya?Tak ingin perasannya semakin tumbuh, Odelia tak m
Oh tidak, Angga tak bisa melihat Odelia yang terus-menerus mendiaminya. Sudah hampir sebulan ini, Odelia tak menggubrisnya, parahnya lagi Odelia setiap mata kuliahnya sama sekali tak mau dipanggil maju ke depan untuk menjelaskan kembali materi yang dia ajarkan, Odelia hanya diam sampai Angga berhenti mendesaknya.Bukankah ini menunjukkan bahwa pria itu memiliki perasaan pada gadis bernama Odelia itu? Angga sekarang menyadari bahwa dia memiliki perasaan pada Odelia dan pria itu tak mau menampik kenyataan tersebut. Namun, kenapa di saat Odelia berhenti mengejarnya dia baru merasakan hal itu?Hari ini, Angga berencana untuk mencegat Odelia yang akan keluar dari kelasnya. Sejak tadi, pria itu sudah berada di depan ruang kelas Odelia, duduk di kursi tunggu yang memang telah disediakan pihak kampus di tiap-tiap depan kelas.Angga melihat dari jendela kelas Odelia. Masih ada dosen di sana, masih menjelaskan materi di kelas Odelia. Huh, sampai kapan dosen itu keluar? Angga
Odelia memutar bola matanya malas saat melihat keberadaan Angga di rumahnya, masih pukul tujuh pagi, tapi Angga sudah ada di rumahnya. Mau apa sebenarnya dosennya itu? Mengganggu.Belum lagi saat dia melihat Angga tersenyum kecil padanya. Hei, apa dia pikir Odelia akan goyah hanya karena melihat senyum pria itu? Odelia harus sadari diri, Angga tak akan pernah mencintai karena Angga sudah memiliki kekasih. Gadis itu harus jaga jarak dengan Angga."Bapak ngapain lagi ke rumah saya? Perasaan saya pernah bilang untuk jangan pernah datang ke sini, deh?" sungut Odelia tapi malah tak dipedulikan oleh Angga."Saya mau jemput kamu, hari ini jadwal kamu pagi dari jam setengah sembilan sampai jam dua belas, 'kan?"Bukannya marah, Angga malah menawarkan bantuan pada Zani. Tapi ... wait, dari mana Angga tahu kalau dia itu hari ini ada kelas pagi dan siang sampai jam dua belas?"Pak Angga mending jauh-jauh dari saya, saya gak suka diganggu," ucap Odelia dan langsung melew
"Del, dipanggil sama pak Angga ke ruangannya," teriak teman sekelasnya di depan kelas, membuat Odelia yang tengah sibuk menyelesaikan resumenya mendelik tajam.Gadis itu mendengkus kesal, dia mendesis lirih lantaran diganggu saat menyelesaikan resumenya."Ngapain?" tanya Odelia ketus."Mana gue tahu, tapi lo emang dipanggil pak Angga tadi."Teman sekelasnya bernama Sasa itu hanya mengendikan bahunya tak tahu, dia langsung keluar dari kelas. Melihat itu, Odelia begitu kesal karena Angga mengganggunya. Walau begitu, Odelia tetap bangkit dari duduknya, menuju ruangan Angga. Kalau saja tak penting Angga memanggilnya, Odelia akan mencakar wajah dosennya itu. Enak saja malah mengganggunya saat dia tengah mengerjakan resume untuk tugas sore nanti.Ketika gadis itu sampai di ruangan Angga, dia langsung mengetuk pintu ruangan Angga, dia juga mendengar suara Angga yang menyuruh masuk hanya dengan sekali ketuk saja. Dari sahutan Angga di dalam yang begitu cepat hanya d
Walau Angga merasa kecewa dengan Odelia karena bekal pemberiannya malah diberikan oleh orang lain, Angga tetap menunggu Odelia pulang, dia berniat untuk mengajak Odelia ke rumahnya. Tak ada maksud lain, hanya ingin mengajak Odelia bertemu bundanya yang penasaran dengan Odelia.Angga melirik jam beker di mejanya. Sudah menunjukkan pukul setengah lima sore, itu tandanya Odelia pasti sudah pulang.Angga mengambil tasnya, kemudian menyampaikan di pundaknya. Pria itu langsung keluar dari ruangannya, menuju parkiran, dia akan menunggu Odelia di depan gerbang.Angga berharap, semoga saja Odelia tak membawa motor, tak pulang bersama Ify, tak dijemput Rayyan ataupun papanya. Kala dia sampai di gerbang, mata pria itu celingak-celinguk mencari Odelia di antara kerumunan mahasiswi yang tengah menongkrong di dekat pos penjagaan.Dan ... dapat!Odelia ada di antara mahasiswi yang tadi menongkrong di dekat pos penjagaan, bersama teman-temannya sedang te
Gadis yang usianya dua puluh tahun itu menggigit kecil bibir bawahnya lantaran begitu gugup karena akan bertemu dengan Angga. Odelia malu bertemu dengan Angga, kala mengingat apa saja yang dia lakukan pada Angga. Marah bahkan tak peduli pada Angga karena menganggap gadis bersama Angga adalah kekasihnya. Saking cemburunya, Odelia bahkan sampai memarahi Angga dan tak ingin bertemu dengan Angga.Odelia melirik paper bag yang dia bawa dari rumah, berisi kotak bekal milik Angga yang kemarin diberikan padanya, tentu saja kotak itu tak kosong, Odelia menyimpan bekal untuk Angga di sana.Kemudian tangan gadis itu bergerak, mengetuk pintu ruangan Angga dan hanya sekali ketuk, suara Angga sudah terdengar menyuruh masuk. Walau takut, Odelia memberanikan diri untuk masuk ke ruangan Angga, dengan menekan kenop pintu.Di ruangan Angga, gadis itu mendapatkan Angga yang tengah sibuk dengan berbagai macam kertas di mejanya. Tapi tak lama, karena atensi Angga langsung teralih padanya
"Abang gak salah milih calon, 'kan? Masa milih orang yang modelan kayak tante girang gini," protes Lyta melirik sinis pada Odelia.Sontak saja perkataan Lyta membuat Odelia melotot tak percaya mendengarnya, apalagi saat dia disamakan dengan tante girang. Ya kali, dia yang cantiknya sebelas dua belas dengan Maudy Ayunda malah samakan dengan tante girang. Sedangkan Tsamara yang mendengar itu, langsung menegur anaknya karena berkata tak sopan seperti itu."Kak, ngomongnya gak sopan banget. Orang cantik kayak gini malah disamakan dengan tante girang," tegur Tsamara membuat Lyta mendengkus kesal.Tsamara mengelus pundak Odelia, kemudian menatap Odelia dengan tatapan menyesal dan merasa bersalah pada gadis pujaan hati anaknya."Maafin Lyta, ya? Dia emang kayak gitu, mulutnya gak ada filter. Nanti si Lyta Tante update lagi biar ada filternya. Maklum, yah, si Lyta ram-nya cuma 1GB," gurau Tsamara seraya memohon maaf pada Odelia. Dia benar-benar tak enak h
Walau Angga merasa kecewa dengan Odelia karena bekal pemberiannya malah diberikan oleh orang lain, Angga tetap menunggu Odelia pulang, dia berniat untuk mengajak Odelia ke rumahnya. Tak ada maksud lain, hanya ingin mengajak Odelia bertemu bundanya yang penasaran dengan Odelia.Angga melirik jam beker di mejanya. Sudah menunjukkan pukul setengah lima sore, itu tandanya Odelia pasti sudah pulang.Angga mengambil tasnya, kemudian menyampaikan di pundaknya. Pria itu langsung keluar dari ruangannya, menuju parkiran, dia akan menunggu Odelia di depan gerbang.Angga berharap, semoga saja Odelia tak membawa motor, tak pulang bersama Ify, tak dijemput Rayyan ataupun papanya. Kala dia sampai di gerbang, mata pria itu celingak-celinguk mencari Odelia di antara kerumunan mahasiswi yang tengah menongkrong di dekat pos penjagaan.Dan ... dapat!Odelia ada di antara mahasiswi yang tadi menongkrong di dekat pos penjagaan, bersama teman-temannya sedang te
"Del, dipanggil sama pak Angga ke ruangannya," teriak teman sekelasnya di depan kelas, membuat Odelia yang tengah sibuk menyelesaikan resumenya mendelik tajam.Gadis itu mendengkus kesal, dia mendesis lirih lantaran diganggu saat menyelesaikan resumenya."Ngapain?" tanya Odelia ketus."Mana gue tahu, tapi lo emang dipanggil pak Angga tadi."Teman sekelasnya bernama Sasa itu hanya mengendikan bahunya tak tahu, dia langsung keluar dari kelas. Melihat itu, Odelia begitu kesal karena Angga mengganggunya. Walau begitu, Odelia tetap bangkit dari duduknya, menuju ruangan Angga. Kalau saja tak penting Angga memanggilnya, Odelia akan mencakar wajah dosennya itu. Enak saja malah mengganggunya saat dia tengah mengerjakan resume untuk tugas sore nanti.Ketika gadis itu sampai di ruangan Angga, dia langsung mengetuk pintu ruangan Angga, dia juga mendengar suara Angga yang menyuruh masuk hanya dengan sekali ketuk saja. Dari sahutan Angga di dalam yang begitu cepat hanya d
Odelia memutar bola matanya malas saat melihat keberadaan Angga di rumahnya, masih pukul tujuh pagi, tapi Angga sudah ada di rumahnya. Mau apa sebenarnya dosennya itu? Mengganggu.Belum lagi saat dia melihat Angga tersenyum kecil padanya. Hei, apa dia pikir Odelia akan goyah hanya karena melihat senyum pria itu? Odelia harus sadari diri, Angga tak akan pernah mencintai karena Angga sudah memiliki kekasih. Gadis itu harus jaga jarak dengan Angga."Bapak ngapain lagi ke rumah saya? Perasaan saya pernah bilang untuk jangan pernah datang ke sini, deh?" sungut Odelia tapi malah tak dipedulikan oleh Angga."Saya mau jemput kamu, hari ini jadwal kamu pagi dari jam setengah sembilan sampai jam dua belas, 'kan?"Bukannya marah, Angga malah menawarkan bantuan pada Zani. Tapi ... wait, dari mana Angga tahu kalau dia itu hari ini ada kelas pagi dan siang sampai jam dua belas?"Pak Angga mending jauh-jauh dari saya, saya gak suka diganggu," ucap Odelia dan langsung melew
Oh tidak, Angga tak bisa melihat Odelia yang terus-menerus mendiaminya. Sudah hampir sebulan ini, Odelia tak menggubrisnya, parahnya lagi Odelia setiap mata kuliahnya sama sekali tak mau dipanggil maju ke depan untuk menjelaskan kembali materi yang dia ajarkan, Odelia hanya diam sampai Angga berhenti mendesaknya.Bukankah ini menunjukkan bahwa pria itu memiliki perasaan pada gadis bernama Odelia itu? Angga sekarang menyadari bahwa dia memiliki perasaan pada Odelia dan pria itu tak mau menampik kenyataan tersebut. Namun, kenapa di saat Odelia berhenti mengejarnya dia baru merasakan hal itu?Hari ini, Angga berencana untuk mencegat Odelia yang akan keluar dari kelasnya. Sejak tadi, pria itu sudah berada di depan ruang kelas Odelia, duduk di kursi tunggu yang memang telah disediakan pihak kampus di tiap-tiap depan kelas.Angga melihat dari jendela kelas Odelia. Masih ada dosen di sana, masih menjelaskan materi di kelas Odelia. Huh, sampai kapan dosen itu keluar? Angga
Setelah Angga pulang dari rumahnya, Odelia langsung masuk ke kamar tanpa memedulikan mamanya yang terus melihatnya seolah meminta penjelasan. Gadis itu masih belum siap menjelaskan pada sang mama. Bagaimana kalau mamanya tahu dia jatuh cinta dengan dosennya sendiri?Odelia menatap langit-langit kamarnya, membayangkan wajah Angga tadi saat dia mengusir pria itu. Ekspresi sendu milik Angga malah membuat Odelia tak kuasa, dia tentunya sakit hati melihat itu, tapi demi perasannya, Odelia mengabaikan semuanya. Dia tak ingin perasannya tumbuh sejak besar untuk Angga, gadis itu berniat untuk melupakan Angga secepatnya sebelum rasa semakin menggerogoti hatinya.Ting!Ponselnya berbunyi tanda pesan masuk, Odelia langsung mengambilnya dan membaca pop up dari aplikasi bertukar pesan.Angga : Cepat sembuh, Odelia, saya tidak bisa lihat kamu sakit.Odelia tersenyum kecut, bagaimana kalau Angga tahu penyebab dia sakit karena pria itu? Apa reaksinya?Tak ingin perasannya semakin tumbuh, Odelia tak m
Assalamualaikumyuhuu...mohon maaf, aku masih blm bisa update, lagi sibuk revisi skripsi.semangatmohon bersabar menunggu update dari aku. Sambil nunggu, kalian bisa baca karya aku Balikkan Dengan Mantan.bye bye***Assalamualaikumyuhuu...mohon maaf, aku masih blm bisa update, lagi sibuk revisi skripsi.semangatmohon bersabar menunggu update dari aku. Sambil nunggu, kalian bisa baca karya aku Balikkan Dengan Mantan.bye bye***Assalamualaikumyuhuu...mohon maaf, aku masih blm bisa update, lagi sibuk revisi skripsi.semangatmohon bersabar menunggu update dari aku. Sambil nunggu, kalian bisa baca karya aku Balikkan Dengan Mantan.bye bye***Assalamualaikumyuhuu...mohon maaf, aku masih blm bisa update, lagi sibuk revisi skripsi.semangatmohon bersabar menunggu update dari aku. Sambil nunggu, kalian bisa baca karya aku Balikkan Dengan Mantan.bye bye
Sena menyambut kedatangan Tsamara dan Angga dengan senyum lebar. Dia benar-benar tak tahu harus bersikap seperti apa kala istri dan anak bos suaminya datang bertamu. Parahnya lagi, di rumah hanya ada dia dan Odelia yang tengah tertidur di kamar."Silakan diminum, Bu," ucap Sena menyilakan Tsamara minum teh yang baru saja dia buat."Pak Angga juga," imbuh Sena membuat Tsamara langsung menoleh kepada wanita itu.Tsamara berdeham, lalu berkata, "Gak perlu manggil dia pakai embel-embel 'pak,' Bu Sena."Sena tertawa kecil, sejujurnya dia juga bingung harus memanggil Angga apa. Angga dosen anaknya sekaligus anak bos suaminya, jelas saja dia bingung, takutnya malah tak sopan."Panggil Angga aja, Bu," timpal Angga. Mata pria itu melihat pada tangga menuju lantai dua, letak kamar Odelia berada.Sadar kalau Angga melihat ke atas, Sena juga ikut melihat ke atas, dia tahu kalau Angga pasti mencari anaknya. Sayangnya, Odelia tidur setelah minum obat tadi. Bersyukur demam Odelia tak begitu tinggi,