Satu minggu di Negri orang Arinda dan yang lainnya akhirnya kembali ke Jakarta, Arinda menyadari sepertinya meski Arinda sudah memberitahukan kepada Ed jika dia sudah memiliki kekasih tetapi bos-nya itu masih saja bersikap manis kepadanya minus tidak pegang dan cium saja.Ed juga masih menyebalkan terkadang, seperti minta dia temani makan atau dia hanya dipanggil ke dalam kamar Ed untuk dibuatkan teh. Arinda mulai berpikir pekerjaannya sudah jauh melenceng, jika tidak karena Ed memberikannya pelajaran memasak dari koki-koki hebat disana sudah di pastikan Arinda akan memberikan obat pencahar ke teh atau kopi pria itu.Saat sudah hampir sampai di Bandara Arinda mendengar jika Ali memberitahukan jika rombongan yang ikut ke dengan Ed ke Santorini akan diberikan libur dua hari tidak masuk bekerja, dia sudah senang mendengar hal itu namun Ed langsung menghapus bahagia yang sedang dia rasakan."Kecuali kamu Arinda, kamu tetap bekerja seperti biasa karena saya juga harus makan setiap hari." A
'Pantaskah marah, ketika sudah mencoba segalanya dan tetap diabaikan?'****Dua hari setelah kembali dari Santorini, selama dua hari itu pula dia tidak melihat kehadiran Arinda di dekatnya dan hal itu membuatnya tidak bisa fokus melakukan apapun. Semalam Arinda datang ke apartment-nya dan hari ini Ali mengatakan jika Arinda sakit dan ijin tidak masuk bekerja, dia tidak masalah dengan Arinda tidak masuk kerja yang menjadi permasalahan adalah dirinya tidak bisa tenang.Ingin rasanya Ed meminta Ali membawa Arinda untuk beristirahat di apartment-nya setelah membawa Arinda berobat tapi dia tahu itu tidak mungkin, terlebih Adella dan kedua orang tuanya ada di Jakarta saat ini, dia benar-benar sangat kesulitan untuk bertemu dengan Arinda. Sepertinya hanya satu cara yang bisa membuat dia bisa bertemu dengan Arinda yaitu, mengunjungi wanita itu di kos-nya.Wajah Ed yang kusut di tengah rapat keluarga para pemegang saham itu membuat Alfa sang ayah tahu ada yang membuat perhatian anak sulungnya
Galau, ingin marah tidak bisa mau tidak marah juga tidak bisa. ingin memaksa Ed bukanlah seorang Tuhan yang bisa memaksa Arinda menyukainya, ingin diam saja rasanya dia benar-benar ingin membuka mata Arinda lebar-lebar. Dia juga sudah termakan omongannya sendiri sepertinya, dulu dia tidak benar-benar menginginkan Arinda selain bisa bermalam dengan wanita itu, tapi kini dia benar-benar ingin mengikat wanita itu selamanya."Arinda kau yakin ?" Hanya kalimat ini yang bisa Ed ucapkan pada akhirnya setelah membaca isi surat yang saat ini berada di tangan Ed. Kenapa setelah pulang liburan bukannya Arinda makin ingin dekat dengannya malah wanita ini ingin berhenti bekerja. Tidak masalah berhenti bekerja, tapi statusnya jadi kekasih Ed saja. Ed tidak keberatan sama sekali untuk memberikan uang bulanan kepada Arinda meski mereka belum menikah."Iya abang bos saya yakin." Arinda tersenyum manis yang membuat Ed menjadi frustasi."Arinda tidak masalah jika kau ingin berhenti, tapi jadilah kekasih
Apa yang di lihat Anton saat ini tentu membuatnya tidak percaya, Arinda adalah kekasihnya dan Pria yang dia tahu adalah mantan bos sekaligus juga pemilik Perusahaan tempat dia bekerja saat ini sedang mencium kekasihnya tepat di depan matanya.Anton langsung turun dari dalam mobil ingin berbicara atau lebih tepatnya memberikan satu pukulan di wajah Ed, tetapi belum langkah kakinya sampai ke dekat Ed dia sudah melihat satu tamparan yang cukup keras diberikan Arinda kepada pria itu."Meskipun anda kaya, setidaknya jangan perlakukan saya sesuka hati anda Mr.Derson," ujar Arinda lalu berlari pergi dari sana. Arinda terlihat sangat terluka, Anton lebih memilih mengejar kekasihnya itu daripada berbicara dengan Ed."Andai saja bukan kekayaan saya yang kamu lihat Arinda, melainkan betapa gilanya saya memuja mu."...Satu hari berlalu menjadi satu minggu, dan selama itu pula Ed enggan kembali ke apartmentnya. Ed tidak pernah bisa berkonsentrasi dengan pekerjaan dan apapun yang orang lain bicara
Benci jadi cinta.Cinta menjadi benci.Jika aku tahu ini akan berlaku padaku, maka aku memilih opsi pertama....Memulai usaha dari hasil jerih payahnya dalah hal yang selalu Arinda inginkan, dan hari ini satu langkah awal dari semua itu akan terwujud. Arinda datang bersama Anton ke sebuah ruko kecil yang ada di sebuah pasar tradisional, dia bukan ingin menyewa ruko itu melainkan bertanya harga untuk mengambil satu petak kecil saja dari ruko tersebut untuk berjualan, seperti penjual lainnya yang ada dipasar Arinda akan melakukan langkah awalnya mencari nafkah dengan menyewa sepetak tempat untuk dia memulai usahanya.Anton sudah mencarikan Arinda pekerjaan namun dengan pemikirannya sendiri Arinda menolak, dia ingin berjualan saja. Setelah sepakat dengan harga Arinda dan Anton bergegas membeli apa saja yang Arinda butuhkan untuk berjualan."Arinda maaf ya, kedua orang tua ku belum bisa datang ke Jakarta. Jadi bagaimana jika kita yang ke Bandung saja ?" tanya Anton dan Arinda mengangguk
"Abang Bos," gumam Arinda pelan namun mampu membuat Anton ikut melihat arah pandang saat ini namun Ed sudah pergi jadi dia tidak bisa melihat siapa yang Arinda lihat."Siapa ?" tanya Anton membuat Arinda menggelengkan kepalanya pelan dan tersenyum kecil. Anehnya hati Arinda ikut nyeri ketika mengetahui Ed melihat apa yang sedang dia lakukan, seolah dia tengah ketahuan selingkuh dan perasaan lebih bersalah daripada saat Ed menciumnya di Santorini.Arinda mendadak pusing, dia menyandarkan punggung tubuhnya. Saat makanan datang dia juga tidak berselera untuk menyantap hidangan lezat itu, Anton berpikir Arinda lelah karena perjalanan mereka. Saat dalam perjalanan ke hotel, Arinda juga berpura-pura tidur agar Anton tidak curiga jika dia sedang memikirkan seseorang.****Ed meminta Ali untuk membawanya ke sebuah Bar yang ada di Bandung, Ali sebenarnya sudah mengatakan kepada Ed jika sebaiknya mereka kembali saja langsung ke Jakarta namun Ed tetap tidak ingin di bantah. Dia butuh hal yang bi
Bandung masih saja membuat Arinda terkesan dengan pemandangannya, terlebih ketika dia masuk ke sebuah restoran yang benar-benar memanjakan mata. Dari tempatnya Arinda bisa melihat pohon-pohon rindang dan juga bukit indah. Restoran ini sepertinya sengaja memakai dinding kaca agar para pengunjung dapat menikmati pemandangan yang indah ini.Anton sudah memilihkan makanan tanpa bertanya kepada Arinda, tapi tidak membuat Arinda memikirkannya terlalu jauh karena saat ini dia sedang gelisah akan kesan pertama yang akan orang tua Anton berikan kepadanya.Anton tersenyum dan menyentuh lembut telapak tangan Arinda "Jangan tegang seperti itu, tenang saja Mama dan Papa ku adalah tipikal orang yang baik." Arinda mengangguk paham, dan tidak lama kemudian dia melihat Anton berdiri sambil tersenyum. Dia otomatis menatap ke belakang dan benar saja dugaannya, kedua orang tua Anton sudah tiba sehingga dia juga ikut berdiri menyambut kehadiran mereka.Senyuman manisnya tidak pernah lepas dari wajah Arind
Sore dari Bandung mereka pergi ke Jakarta dengan menggunakan helikopter, Ed memang sungguh di luar dugaan. Arinda saat ini menerka-nerka apa sebenarnya pekerjaan Ed. Helikopter yang membawa mereka tiba di sebuah rumah besar yang dari atas saja Arinda bisa menebak kalau rumah ini memiliki landasan helikopter di samping rumahnya.Jemari Arinda masih terus bertaut dengan Ed, pria itu juga membantu Arinda untuk turun dari helikopter. Senyum tidak pernah lepas dari wajah Ed, Arinda sadar Ed benar-benar menyukainya tapi dia ? yang ada dalam benaknya saat ini adalah Ed tipe manusia aneh yang kepercayaan dirinya diatas rata-rata dan jangan di lupakan kalau pria ini gemar bermain wanita.Ed terus membawa Arinda masuk menuju dalam rumah luas dengan gaya modern klasik berwarna putih itu. Mata Arinda di manjakan dengan lantai marmer dan juga furniture yang pastinya sangat mahal. Rumah ini sudah seperti hotel bintang kelas atas saja, pikir Arinda."Abang Bos ini rumah siapa ?" tanya Arinda namun E
Diri ini tersadar, ketika pilihan lain sudah pun ku ambil nyatanya hanya dia yang terus dan terus aku andaikan.Tidak ada manusia yang sempurna, hingga ku temukan dirimu. Sungguh ciptaan Tuhan yang sempurna, dan aku tahu aku serakahKarena ingin terus memiliki mu, dan hanya untuk ku....Kehidupan Arinda dan Ed terus berjalan dengan semua keromantisan dan keributan yang menjadi bumbu di rumah tangga mereka. Memiliki dua buah hati kembar yang mereka beri nama yang sangat lucu.Mencintai dan dicintai adalah hal yang sempurna dalam suatu hubungan, Arinda bersyukur dengan semua yang ia miliki saat ini. Setidaknya keputusannya untuk lari dulu membawanya kepada kisah manis dan juga kesuksesan yang mampu ia raih.Ed adalah suami yang sangat dia impikan, mencintai kekurangannya bahkan tidak pernah Ed menolak keinginan Arinda. Kini Arinda percaya dengan kalimat bijak yang mengatakan.Bahagiakanlah dirimu maka kebahagiaan akan senantiasa kau rasakan setiap harinya di dalam hidup mu.Bersyukurl
Hari bahagia yang di nantikan semua orang terutama bagi Ed dan Arinda itu pun tiba, prosesi pernikahan yang sakral hingga resepsi yang di adakan di sebuah kapal pesiar mewah itu terlihat sangat hangat dan meriah.Ed dan Arinda memang sudah sepakat untuk mengadakan pernikahan di kapal pesiar karena mereka ingin pesta itu lebih tertutup dan hanya di hadiri oleh keluarga, sahabat, dan rekan bisnis tertentu saja. Lebih tepatnya mereka menghindari media. Berangkat dari pelabuhan di Medan dan akan menuju Singapura. Setibanya di Singapura mereka semua yang ada di kapal pesiar itu di berikan fasilitas hotel untuk mengiap selama tiga hari dan akan ada tiket pesawat yang juga diberikan untuk mereka pulang ke Indonesia. Namun, Ed dan Arinda tentu saja akan melanjutkan perjalanan mereka ke tempat lain untuk berbulan madu."SAH...," teriak semua orang riuh beriringan dengan tepukan tangan. Ed merengkuh wajah Arinda dengan kedua tangannya "Hai Mrs.Derson," ucapnya terdengar sangat manis di telinga
Aku menatap kamu tanpa ragu dan tanpa tahu siapa kamu. Terus dan terus saja ku lakukan, hingga aku tahu kalau rasa ini berbeda.Itu karena aku benar-benar jatuh cinta.****Ed benar-benar luar biasa, dengan kolega yang ia serta keluarganya miliki dia berhasil mengurus dokumen nikah mereka untuk di dua negara. Ed yang memang berstatus warga negara Inggris dan Arinda Indonesia membuat pengurusan menikah biasanya jauh lebih lama, tapi tidak dengan Ed. Dua hari saja semua sudah beres, begitu juga semua urusan katering undangan bahkan pakaian adat batak juga sudah Ed siapkan.Kata Ed kedua orang tua Arinda menginginkan pesta Arinda di Medan di adakan dengan adat Batak, maka dari itu Ed yang berencana mengejar Arinda ke Turki menelpon Alfa dan semua tante dan paman menguruskan pernikahannya dengan Arinda sesuai dengan keinginan orang tua Arinda. Dalam waktu tiga hari semua keluarga heboh dengan permintaan Ed itu.Ya, tentu saja tiga hari. Karena mereka memulai semua persiapan setelah Arind
"Umur saya sudah tiga puluh empat tahun Arinda, dan saya____," Arinda menutup mulut Ed."Tunggu...berapa ?" tanya Arinda yang sangat terkejut ketika dia mengetahui umur Ed. "Kenapa ? kamu tidak mau menikah dengan saya karena kamu masih muda dan saya sudah tua begitu ?" tanya Ed menatap mata Arinda sangat mengintimidasi."Ih...gak usah gitu juga kali lihatnya, bukan begitu abang bos saya hanya terkejut. Saya pikir abang bos masih tiga puluh tahun se-usia dengan...""Jadi kamu mau menerima lamaran saya atau tidak ?" tanya Ed menyentuh wajah Arinda dengan lembut dan Arinda tersenyum."Saya mau abang bos," jawab Arinda sangat manis membuat Ed gemas ingin membawa Arinda ke kamar hotel saja."Cinta tidak sama saya ?""Cinta kok !""Cinta saja atau cinta banget ?""Te amo mucho," jawab Arinda sambil menggigit bibir bawahnya. Ed melebarkan mata tidak percaya kalau Arinda menggunakan bahasa spanyol yang artinya Arinda sangat...sangat... mencintai Ed. Ed berteriak dan mengangkat tubuh Arinda k
Pertama kalinya Arinda menginjakkan kaki ke Dubai, menikmati keindahan kota terpadat di Uni Emirat Arab. Kota ini terletak di sepanjang pantai tenggara Jazirah Arab dan di selatan teluk Persia. Arinda tersenyum saat Ed masih menggenggam tangannya, dia sama sekali tidak merasa lelah karena pergi menggunakan jet pribadi milik Ed yang luar biasa mewahnya.Arinda kemudian bersama Ed turun di sebuah hotel mewah bernama burj al-Arab . Pemandangan hotel dan bangunannya sungguh memanjakan mata. Seorang petugas hotel menyapa mereka dan Arinda membalas sapaan dalam bahasa Inggris tersebut. "Kamu sudah lancar berbahasa Inggris ?" tanya Ed yang baru mengetahui hal ini.Arinda diam saja karena malu, ya dia memang kursus bahasa Inggris selama enam bulan karena tuntutan bisnis yang dia lakoni sekarang dan juga paksaan dari semua sahabatnya. Hingga menjadikan dia Arinda yang sudah fasih dalam menggunakan bahasa tersebut, juga ada satu bahasa lainnya yang akan dia berikan kejutan nanti untuk Ed."Aban
Menaiki balon udara di Cappadocia merupakan penutup liburan yang sempurna untuk mereka semua, dan menjadi awal baik bagi hubungan Arinda serta Ed. Tidak ada kalimat meminta Arinda menjadi kekasihnya karena yang Ed inginkan adalah Arinda menjadi istrinya. Tidak ada masa lagi untuk Ed menjalin hubungan dengan status pacar, dia sudah berumur. Menikah adalah hal yang dia pikirkan ketika sudah bertemu dengan Arinda. Tapi meski begitu dia dengan senang hati menunggu Arinda hingga wanita itu merasa siap dengan status yang ingin Ed berikan kepadanya. Menatap indahnya ciptaan Tuhan yang luar biasa dari atas sana membuat keduanya merasa benar-benar beruntung. Ed memeluk Arinda dari belakang, rasanya dia benar-benar rindu akan hal ini."Abang bos, malu di lihat sama yang lainnya." Arinda menunduk karena perlakuan Ed kepadanya itu."Yang lainnya siapa ? Mereka juga sama seperti kita." Apa yang Ed katakan itu membuat Arinda melihat sahabatnya yang lain dan ternyata sama saja dengannya. Berpelukan
Arinda dan Ziel masih belum di temukan, mereka berkumpul di kamar Reina dan Bumi untuk membicarakan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Rega yang sedang memegang ponsel tiba-tiba melihat sebuah tayangan di sosial medianya."Bukankah ini Alfa Derson ayahnya Ed ?" tanya Bumi yang berdiri tidak jauh dari Rega."Iya, dia Alfa Derson. Kenapa mereka membuat pernyataan di media seperti ini ?" tanya Raka hingga Nindy ikut melihat layar ponsel Rega."Sebentar, kita sambungkan ke televisi saja biar semua bisa lihat. Dari wajah mereka semua sepertinya ada berita penting." Bumi membantu Rega menyambungkan ponselnya ke tv agar yang lain bisa melihat tayangan yang di publikasikan oleh akun resmi Adella Derson."Kami di sini menegaskan, khususnya saya Alfa Derson sebagai ayah dari Eadric Derson mengatakan kalau undangan pernikahan yang sudah beredar itu adalah kebohongan. Ed sudah membatalkan pertunangannya dengan Esme, jadi untuk masalah postingan dari Esme kalian bisa tanya kepada pihak Esme
Masih di Istanbul pagi-pagi setelah sarapan mereka bergegas melanjutkan perjalanan pagi itu ke Istana yang pada dulunya adalah tempat tinggal para Sultan, yaitu Istana Topkapi yang sebenarnya masih berada dekat dengan Blue Mosque dan juga Hagia sophia, istana yang sekarang beralih fungsi menjadi museum itu juga menyimpan banyak sekali benda-benda peninggalan islam tak hanya peninggalan Kerajaan Utsmani.Menjadi tempat tinggal para Sultan Ottoman selama empat ratus tahun lebih istana itu begitu indah, ada banyak bunga tulip di kiri dan kanan taman istana tersebut, juga ada penjual pernak-pernik yang membuat Arinda dan yang lainnya sangat antusias untuk membeli.Saat ingin masuk tadi, mereka di cek sebanyak dua kali hingga Arinda berpikir apakah masih ada Raja Ottoman atau keluarga kerajaan di dalam sana karena pengecekkan yang masih sangat ketat, pasukan bersenjata gagah juga ada di tiap pintu dan pagar istana.Setelah puas dengan area depan, Arinda dan yang lainnya mengikuti antrian y
Berlibur bersama dengan para sahabatnya adalah hal yang di tunggu-tunggu oleh Arinda, begitu juga dengan yang lainnya. Liburan yang sudah jauh-jauh hari ini juga menjadi waktu bagi mereka semua istirahat sejenak dari rutinitas di Jakarta.Berangkat dari Bali mereka terbang ke Jakarta, dan dari Jakarta barulah perjalanan mereka ke Turki di mulai. Jakarta ke Turki menempuh waktu perjalanan dua belas jam lima belas menit tanpa transit. Arinda bahkan nyaris sakit punggung karena terlalu lama duduk, untungnya mereka yang sekarang sudah sukses bisa membeli tiket kelas bisnis.Begitu sampai di Istanbul, seorang pria tour guide yang sudah mereka pesan datang menjemput mereka dengan satu bus mini yang fasilitasnya lengkap dan sudah di pesan oleh mereka. Memilih bus mini dengan adanya toilet di dalam bus itu, juga tempat duduk yang bisa menjadi sofa bed.Mereka bertujuh di tambah satu balita akan mengelilingi Turki dengan mini bus itu. Dua minggu full di Turki dan mengelilingi Negara yang penuh