Kelompok Langit akhirnya mendapatkan giliran untuk meniti jembatan kayu dengan lebar kurang lebih Dua meter tersebut. Sekilas jembatan kayu itu nampak terlihat cukup kokoh, dengan pegangan tambang besar dari sabut di sebelah kanan kirinya. Namun tetap saja oleng dan berayun ketika dilewati oleh Langit bersama kelompoknya. Karena pengaruh tekanan beban dari orang-orang yang melewatinya, dan juga tamparan Angin malam yang berhembus kencang dari lembah dan sekitarnya, menyebabkan hampir semua orang panik dan khawatir, karena pijakan mereka tidak stabil. Sebagian besar dari mereka merasakan ketegangan yang luar biasa. Suhu udara malam yang semakin dingin, bersama kabut yang tiba-tiba turun dengan cepat, membuat mereka merasakan berbagai macam tekanan dan kendala medan yang berat. Belum lagi di bawah mereka telah menunggu jurang dalam yang menganga, setiap saat bisa menjadi maut bagi siapapun yang terjatuh kesana! "Tu.. Tuan... A..Apa kita akan bisa melewati ini?" tanya Zulaikha, di
"Ma... Mahluk apa i.. itu..." Hachi, anak buah Dakhor menunjuk ke atas sambil menggigil ketakutan. "Mereka adalah Grim Ape! Kami menyebutnya Hantu Angkasa! Sebaiknya kita tetapi berjalan, walau harus merangkak sekalipun! Karena mereka adalah para Penguasa Jembatan ini!" teriak Marcella memberitahu. "Apa-apaan ini!? Mana ada Monyet kayak gitu! Ini tidak masuk akall! Ini menyalahi Kodrat Alam!" Dakhor menimpali dengan keras. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Begitu pula dengan yang lainnya, Dua orang anak buah Dakhor dan David Huang Cs. Mereka semua tidak pernah menduga akan bertemu dengan mahluk yang walau dalam mimpi pun mereka tidak. pernah melihatnya! "A.. Aku takut.... Bagaimana ini Tuan?" Zulaikha kembali merapat pada Langit. "Tenanglah," "Ta.. Tapi Tuan..." "Kepanikan tidak akan pernah membantu apapun," jawab Langit. "Apa kita bisa melawannya?" tanya Bullock. "Kemungkinan bisa, tapi mereka sangatlah gesit. Kulit mereka cukup keras, dan cakar mereka sanga
"Mahluk apa itu sebenarnya! Seumur hidup aku baru pertama kali melihat mereka!" tanya Hachi sambil menjatuhkan diri di rerumputan. Kelompok Langit akhirnya bisa melewati jembatan dengan selamat. Dakhor dan Anak buahnya yang bernams Sajra berhasil di tangkap dan diselamatkan oleh Bullock dan David setelah hampir jatuh dan masuk ke Jurang. Itu pun dengan resiko Jembatan yang mereka pijak kembali oleng dan berayun dengan hebat, membuat panik semua orang. Beruntunglah Langit berhasil menahan jembatan dengan kekuatannya. Hingga jembatan bisa kembali stabil, dan mereka semua bisa berpijak dengan baik, hingga akhirnya bisa sampai di ujung Jembatan dengan tanpa kurang suatu apapun juga. "Bukankah sudah aku bilang, mereka adalah Grim Ape, atau Hantu Angkasa? Mereka hidup di tepian dan di bawah jembatan. Mereka adalah mahluk-mahluk menakutkan yang sering dibicarakan banyak orang. Karena mereka adalah mahluk pemakan segala, alias Omnivora!" "Mereka sama dengan kita? Tapi bagaimana bisa? Bukan
"Tuan, kita akan memasuki Gerbang Hutan Larangan, kenapa anda malah diam? Apa ada sesuatu yang mengganggu anda?" tanya Zulaikha. Di atas sana, Bintang-bintang mulai berpendar dari segala arah, dengan sinarnya yang berkilauan di balik kisi-kisi Awan yang perlahan-lahan pergi tersapu oleh Angin. Hingga menghadirkan jutaan Permata indah yang saling berkerlipan di Langit luas, seolah memberi petunjuk dan bantuan bagi Langit dan kelompoknya untuk menerangi malam yang sebelumnya gelap temaram. Hingga suasana dan kondisi medan yang sebelumnya gelap, kini berubah menjadi agak sedikit cerah dan terang. Mereka tepat berada di 'Gerbang' yang sebenarnya adalah sebuah Dua Rimbunan Pohon Besar berusia ratusan tahun, dengan dahannya saling yang menjuntai dan nyaris melengkung ke bawah, berbentuk setengah elips, mirip seperti sebuah Pintu Gerbang masuk menuju Hutan Larangan alias Forbidden Forest. "Apa ada masalah Tuan?" kali ini Mei Hua yang bertanya. Karena Langit nampak diam persis di depan
Di sebuah tempat yang cukup jauh dari sana. Tepatnya di salah satu Kastil Mewah yang berada di satu sudut Area yang merupakan kawasan luas yang terdiri dari beberapa Kastil berukuran besar, lengkap dengan segala ornamen mewah dan para Penjaga tegap bertampang dingin dan terkesan tidak familiar. "Tuan Muda Ancelot, salah satu dari Lima Tetua akan segera datang menemui Yang Mulia!" "Kenapa dia harus repot-repot datang kemari? Bukankah besok pagi kita akan ada Pertemuan?" "Pasti ada sesuatu yang sangat Urgent Yang Mulia Tuan Muda Ancelot!" "Sudah kubilang panggil saja Tuan Muda, aku tidak suka di panggil yang Mulia!" "Eh, siap Yang... Tuan Muda... " "Pasti dia ingin membicarakan Perkara ini!" "Kemungkinan besar seperti itu, Tuan Muda. Perkara ini memang sebaiknya harus segera di bicarakan, didiskusikan, untuk segera diambil keputusan, agar kita tidak terlambat dalam mengambil kesempatan, nantinya kita tidak di salahkan oleh ..." "Ya, harusnya memang seperti itu, tapi mer
"Luar biasa! Dia bisa menghajar para Babi itu dengan sekali serangan! Apa menurutmu dia akan layak menjadi salah satu Bintang di Akademi ini?" Nebula, gadis cantik bermata biru dengan rambut Pirang kemerahan yang panjang di jalin rapi di kedua sisinya. Parasnya yang putih seperti layaknya Boneka Peri nampak takjub melihat sesuatu yang sebenarnya sudah biasa dan sering dia lihat. Namun kejadian ini menjadi luar biasa ketika dilakukan oleh orang luar yang bahkan belum terdaftar menjadi Penghuni tetap dari Akademi! "Dia berada di Ranah Cakra Langit Level 2, sungguh bakat yang mengesankan untuk seorang calon Kandidat!" Aurora, gadis cantik dengan mata coklat, selaras dengan rambutnya yang sebahu berwarna coklat. Dia juga terlihat seperti Boneka cantik yang baru saja dipajang di etalase Toko. Wajahnya yang memiliki Ras Mediterania tersenyum datar. Sejujurnya, dia menganggap hal ini adalah perkara biasa saja. "Apa kamu lebih memilih Pemuda itu Aurora? Dia jelas jagoanku juga! Bukankah ak
"Bullock, kamu tidak apa-apa?" Maecella berteriak khawatir. Dia tidak memungkiri, dia begitu mencemaskan 'teman dekatnya' ini.Bullock saat ini tengah berjibaku dengan dua dari Lima Sabbertooh bertanduk seukuran Kerbau besar itu dengan mengandalkan kecepatan dan Tinju Jarak Jauhnya yang kuat. Dua kali Tinju Jarak jauhnya di arahkan pada kawanan Macan Besar bertaring Pedang itu dengan harapan bisa melumpuhkan mereka. Namun Bullock tidak menduga sama sekali ketika mereka berhasil menghindar dari Tinju andalan miliknya. Bahkan Macan itu seperti memiliki insting dan naluri yang kuat, Mereka langsung menyebar ke dua sisi, mengurung dan mengapit Bullock dari dua arah, lalu melakukan serangan dengan cepat, membuat Bullock urung melakukan serangan, dan memilih menghindari mereka dengan bergulingan di tanah!Dua ekor Macan itu terus memburunya, membuatnya harus jatuh bangun menghindari mereka. Bullock mau tidak mau harus bertindak lebih cepat, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghadapi
"Selamat malam Tetua Lord Cyrus., Terima kasih sudah menyempatkan datang kemari. Mohon maaf jika saya sudah merepotkan anda! " Anceelot menjura hormat. Di hadapannya hadir seorang pria setengah baya nerrubuh tinggi tegap dengan Jubah Putih besar yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Rambutnya yang panjang sebahu dan sudah mulai beruban, nampak diikat rapi ke belakang. Sebuah Ring berwarna Emas tanda seorang Lord memghiasi Kepalanya Wajahnya yang bulat telur dengan sepasang mata yang kecil namun tajam, berhidung lancip hanya tersenyum tipis menanggapi mukadimah pendek yang disampaikan oleh Ancelot. "Aku langsung saja pada topik, anakku. Aku mulai khawatir dengan segala perkembangan yang ada hari kemarin, hari ini, dan juga hari kedepannya. Apakah ada yang bisa kamu jelaskan kepadaku?" Lord Cyrus duduk di sebuah Kursi Kayu mewah berukir Lambang kebesaran Akademi. "Mengenai itu, besok baru akan saya sampaikan pada Pertemuan dengan Para Tetua dan Mentor terpilih...""Kamu harus cer