2 jam sebelumnya.Edward menggosok matanya begitu bangun sementara Bella masih tidur nyenyak, dia mengedarkan pandangan ke kamar Kinara. Tidak ada tanda-tanda Adit masuk ke dalam kamar."Cari siapa?" tanya Reiko yang membawakan sarapan untuk Edward dan Bella."Mama mana?""Di dapur."Entah kenapa hati Edward berat sekaligus malas mengucapkan ini. "Papa?""Masih di kamarnya Cynthia, berusaha menenangkan amarah istri tercinta. Heran, yang buat masalah siapa, malah play victim."Edward sudah tahu itu sejak lama.Reiko melihat reaksi Edward yang datar lalu berkacak pinggang. "Dilihat dari reaksi kamu, sepertinya hal itu sudah biasa."Edward merenung lalu mengangguk singkat. "Papa sering membawa wanita itu dan anak-anaknya saat mama tidak ada dengan alasan untuk menemani sekaligus mengurus kami tapi kebanyakan, wanita itu mengurus papa dan di dalam kamar ini sementara si kembar mencuri kamar kami. Kalau kami marah, papa akan lebih marah dan menghukum kami.""Tapi waktu itu Bella-"Edward me
Suasana menjadi kaku setelah Adit pergi dengan diiringi tangisan Bella dan rengekan si kembar, Kenzi masih belum berani bertanya.Reiko berjongkok di depan kursi roda Kenzi dan memperkenalkan dirinya. "Hallo, saya baby sitter baru disini. Nama kamu siapa?""Kenzi," jawab Kenzi.Reiko menatap takjub Kenzi. "Wah, nama yang bagus. Kamu tahu apa arti nama itu?"Kenzi menggeleng pelan."Artinya anak kedua yang sehat dan pintar, diambil dari nama Jepang." Kata Reiko sambil mengacak gemas rambut Kenzi. Untung saja anak ini wajahnya ikut Kinara jadi ganteng banget.Kenzi terpana lalu menatap takjub mamanya. Benarkah itu? Namaku sebagus itu?Kinara menghindari tatapan anak keduanya dan meminta tolong ke Reiko. "Tolong bawa Kenzi ke rumah kakakku."Reiko terkejut. "Pak Adit gimana?"Kinara tidak menyembunyikan kesedihannya. "Kamu lihat sendirikan bagaimana Adit mengabaikan Kenzi, melihatnya saja tidak mau."Kenzi sudah paham itu dari kecil, karena terlahir dengan kaki kiri bengkok, ia harus men
"Sudah dibawa pergi sama tantenya?" tanya Adelio ke suster."Benar, Kinara yang membawanya." Suster mendengus tidak suka begitu mengucapkan nama ini. Edward yang masih di gendong Adelio, menepuk pelan pipi ayah kandungnya. "Mama sudah bawa pulang Kenzi, cepat telepon tante Reiko. Tante teman papa, kan?"Hati Adelio sontak meleleh. Saat Edward bertanya soal Kenzi dan Bella, Adelio tidak mampu menjawab. Menyadari kebimbangan di hati Adelio, Edward menceritakan keseluruhan perbuatan Adit selama Kinara tidak di rumah sekaligus perilaku ke anak-anaknya sampai ke rumah sakit.Adelio tidak bisa menilai apakah Edward sedang berbohong atau tidak, toh suatu saat nanti sekretarisnya akan mencari bukti. Untuk saat ini ia tidak ingin mengecewakan hati putranya.Adelio mengucapkan terima kasih dengan dingin ke suster yang menatap kagum dirinya. Huh, tidak ada yang boleh menghina ibu dari anaknya! Segera dia menghubungi Reiko dan mendapat jawaban yang paling diinginkannya. Kenzi dan Bella sedang d
Setelah semua kekacauan tadi, akhirnya Dimas duduk di sofa yang berhadapan dengan Adelio lalu Kinara dan Fumiko duduk di sofa panjang tengah yang memisahkan sofa Adelio - Dimas berhadapan dengan tv ukuran besar.Di tengah-tengah mereka ada meja kaca panjang dan di atasnya berserakan camilan yang dibeli Kinara setelah Fumiko berhasil menyuap anak-anak untuk mengikuti Reiko dengan camilan, termasuk menyuap Reiko tentunya.Sekretaris berdiri tegang di belakang sofa Adelio. Setelah diperhatikan, ia mulai mengingat siapa Dimas dan Fumiko, mereka bukan pasangan sembarangan lalu nyonya Kinara yang memakai riasan tebal seperti biasa, yang tidak biasa adalah sorot matanya yang layu.Dimas mulai angkat bicara. "Kalian berdua selingkuh?""Tidak," jawab Kinara dan Adelio bersamaan."Terus bagaimana caranya Edward menjadi anak kandung Adelio?" tanya Fumiko ke Kinara.Adelio juga penasaran. "Kamu curi spermaku?"Dimas menggulung koran di atas meja dan dengan cepat mendekati Adelio lalu mengeplak bel
Adelio menggenggam kedua tangan Kinara dengan erat dan bersumpah. "Jika di masa depan aku melakukan hal yang sama dengan Adit, kamu bisa membunuhku.""Jangan seperti itu." Tolak Kinara."Ya, aku sendiri juga gak mati, Nara. Itu cuma umpama saja. Tapi aku juga gak tahu bagaimana caranya kamu bisa percaya sama aku."Kinara menggeleng. "Tidak perlu bukti, aku juga malas meminta apapun ke orang lain. Sekarang aku ingin mengurus ketiga anakku."Bahu Adelio menurun lesu. "Lalu bagaimana caranya kamu bisa percaya?""Aku-" Kinara menggigit bibir bawahnya. "Aku tidak tahu.""Kalau begitu tinggallah bersamaku."Kinara menatap ngeri Adelio. Nih orang gak dikasih jawaban malah semakin ngelunjak!"Anak-anak bisa ditemani ibuku sementara kamu bekerja, kalau disini tidak akan aman. Orang tua kamu pasti datang kesini, dan kamu juga belum siap menemui mereka, bukan?""Tapi, aku belum resmi bercerai dan kamu juga ada tunangan bukan? Kalau mereka semua tahu, pasti mereka akan melakukan sesuatu.""Gampan
Kinara terbangun dengan kepala pusing, sayangnya tebakan Adelio salah. Karena menangis tanpa henti, akhirnya Dimas dan Fumiko mengalah menemaninya minum setelah melapor tidak masuk kerja.Fumiko yang sudah punya firasat buruk, Kinara akan minum banyak akhirnya pasrah bersama Dimas memesan botol wine dan pesta sebagai penghiburan."Sudah bangun?"Kinara melihat gelas disodorkan dan segera meminumnya dengan cepat."Pelan-pelan minumnya."Kinara membuka matanya perlahan dan hendak mengatakan terima kasih lalu terdiam.Papa berdiri di samping tempat tidur dan mamanya duduk sambil melihat dirinya yang berantakan.Kinara yang terkejut, merasakan sesuatu yang melonjak di perutnya.Papa segera menggendong Kinara dan membawanya ke kamar mandi sambil mengomel. "Kamu kurus sekali."Kinara segera mengeluarkan semua isi perut di kloset.Papa menepuk punggung Kinara sambil mengomel. "Kamu masih berani mabuk, gak ingat punya anak tiga? Bahkan buat kakak dan kakak ipar kamu mabuk juga! Anak macam apa
Adit menghentikan mobilnya di parkir sekolah, ini hari pertama si kembar sekolah di sekolah milik keluarganya. Adi dan Ari melihat sekeliling area parkir dengan takjub, banyak mobil mewah parkir."Ini sekolah kita sekarang, pa?""Jangan panggil papa, kitakan sepakat panggil papi. Gak usah ikut-ikutan mereka," tegur Adi ke Ari.Ari menutup mulut dengan kedua tangan.Adit tertawa lalu turun dari mobil dan membukakan pintu mobil penumpang belakang. "Jangan nakal di sekolah.""Oke, papa!" teriak Adi dan Ari serempak.Adit tidak sengaja melihat Ed dan Bella jalan melewatinya sambil bercanda, ia segera menegur mereka. "Ed, Bella."Adi dan Ari menatap tidak suka Ed dan Bella, mereka menggandeng tangan Adit di masing sisi supaya tidak diambil kedua anak itu.Edward menghibur Bella yang menatap iri mereka. Ed tidak iri dan tidak punya kewajiban menyapa Adit, berbeda dengan Bella."Kalian berdua menginap dimana? Papa khawatir," kata Adit."Di rumah teman mama," jawab Edward sebelum Bella menjaw
Donny mengambil keputusan tegas. "Hari ini papa menghubungi pengacara supaya kamu bisa bercerai dengan cepat, masalah anak-anak itu urusan mudah. Toh, suami kamu itu tidak akan mempermasalahkannya.""Tapi Bella pasti akan diambil." Potong Kinara."Lho, kok cuma Bella?" tanya Emiko.Reiko menggaruk kepalanya lagi. "Kenzi itu dibenci ayah kandungnya sementara Ed itu-"Kinara menyadari lirikan Reiko lalu melanjutkan dengan jujur, daripada para tetua mendengar cerita dari Fumiko dan Dimas, lebih baik dirinya yang cerita. "Edward anak kandung Adelio."Tidak ada reaksi dari para tetua, mereka terlalu shock mendengarnya.Tiba-tiba mama Kinara menggoyang-goyang tubuh Kinara dengan cepat. "Kamu selingkuh dengan mantan tunanganku?!"Kinara yang masih pusing karena mabuk menjadi mual. Mama Kinara terbelalak ngeri. "Ka- kamu ternyata hamil juga?"Donny mengeplak kepala Kinara. "Papa bangga melihat kamu begitu setia dengan pujaan hati, tapi papa tidak menyangka kamu bisa selingkuh di belakang sua
Jantung Adelio berdebar kencang, hari ini dia resmi menikah dengan Kinara. Setelah bertahun-tahun mereka berjuang bersama, akhirnya mereka bisa meresmikan pernikahan secara agama. Rumah besar mertua Adelio penuh sesak dengan kedatangan keluarga dan teman dekat.Edward dan Daichi main mengelilingi taman bersama anjing yang baru-baru ini diadopsi Adelio untuk Kenzi. Ya, anjing ini dulu yang mereka tolong.Kinara sibuk di dalam kamar bersama mama, Fumiko dan ibu Fumiko.Reiko celingukan mencuri makanan.Dimas berkenalan dengan Bryan, Alex dan lainnya.Sementara Kenzi ke penjara sebentar untuk menyerahkan makanan ke sipir dan papanya."Daddy bilang, bawa makanan yang banyak buat papa. Terus Kenzi bawa kulkas juga buat dipakai bersama, jadi papa bisa menyimpan makanannya juga." Kenzi tersenyum polos.Adit tidak tahu harus tertawa atau menangis melihat setumpuk makanan dan camilan, tidak bisa dihabiskan satu hari jika hanya dimakan sendirian. "Apakah hari ini adalah perayaan khusus?"Kenzi m
Adit menangis seharian ketika mendengar kakak kandungnya tiba-tiba meninggal, begitu juga dengan keponakan serta si kembar.Bohong jika dirinya tidak sayang si kembar, polisi mengizinkannya menghadiri pemakaman mereka yang dibuat keluarga Anton.Sekarang dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi, semua pergi. Yang tersisa hanya Kenzi tapi Kenzi juga pasti memilih pergi dan tidak mau menemuinya.Apa yang harus aku lakukan sekarang? Hartaku sudah disita, aku dituntut penjara dan aku keluar tidak akan punya apa-apa!Pihak Tsoejipto dan Sanjaya menuntut hukuman maksimal karena sudah menggelapkan dana tidak sedikit, tidak hanya itu- pihak BPK juga menuntut banyak poin mengenai korupsi yang dilakukan banyak pihak yang melibatkan dirinya.Pihak-pihak yang terlibat sudah dilepas jabatan serta dihukum, Adit juga langsung paham ketika nama Kinara tiba-tiba hilang dari daftar tersangka padahal banyak bukti yang memberatkannya.Adit juga sudah berusaha keras supaya semua tanda tangan dan nama atas K
Anton menggertakan gigi begitu mendengar kabar dari kakaknya kalau mereka dipastikan akan kalah, sudah lama mereka menjadi pengikut keluarga Sanjaya dan mendapat banyak proyek tapi sekarang mereka harus jatuh begitu saja.Hal yang paling diharapkan setelah pengakuan itu.Mana mereka juga terlibat kejahatan ayah Adelio, hancur sudah keluarganya.Terbesit ide gila yang tiba-tiba muncul. "Bagaimana kalau kita memakai jasa dukun terbaik di Indonesia? Kalau perlu kita ke luar negeri supaya bisa lepas begitu saja."Kakak Anton tersenyum. "Kamu kira kami tidak menggunakan itu dari dulu?""A- apa?" tanya Anton tidak mengerti."Kami tidak hanya mengandalkan itu, tapi juga orang pintar."Anton merinding begitu melihat seringai kakaknya. "Kak, kenapa aku tidak tahu?""Kami sepakat untuk tidak melibatkan kamu."Perasaan Anton menjadi tidak enak lalu melotot ngeri. "Kalian pasti membutuhkan tumbal.""Benar, begitu ada yang tidak berguna. Kami akan menumbalkannya.""Kenapa? AKU ADIK KAMU DAN BERJUA
Dua hari kemudian, istri Donny puas melihat laporan yang dibuat kedua menantunya."Sebenarnya mama sudah pernah menerapkan ini, tapi kalian tahu bagaimana sifat papa dan Dimas soal laporan keuangan. Mereka tidak mau membaca hal-hal yang ribet selain itu ingin menghemat kertas laporan." Tawa istri Donny.Sudah kami duga. Batin Adelio dan Fumiko yang tersenyum.Adelio mengusap bawah hidungnya dan menurunkan suaranya ketika istri Donny sibuk membaca. "Benar-benar ajaib rumah sakit ini bisa besar, untung saja masih belum ada yang berinisiatif untuk menggelapkan uang."Fumiko mengangguk setuju, asal-asalan membuat laporan keuangan sama saja memberikan celah untuk pencuri. "Wah, benar-benar kebetulan aku punya dua menantu yang bekerja di dua bidang berbeda. Satunya bank, satunya lagi hotel sehingga kalian bisa lebih teliti lagi." Kagum istri Donny. "Tapi ada salah satu kelemahan di sini."Fumiko dan Adelio menegang. "Obat-obatan, kalian tidak melupakannya bukan?""Tidak, kami sudah memikir
Cynthia ingin menampar wajah Kinara tapi terlalu takut dengan bodyguard yang berdiri di belakang kursi lawan bicaranya."Apakah tidak pernah terbesit di benak kamu kenapa bisa Adit dan keluarganya mudah dibodohi, padahal wajah si kembar tidak mirip dengan kamu? Yah, meskipun kamu selalu bilang mereka mirip dengan kamu atau orang-orang bilang mereka mirip Adit."Cynthia menyipitkan mata dengan curiga. "Apa yang ingin kamu katakan?"Kinara menatap lurus Cynthia dengan tatapan mengejek dan senyum miring. "Karena Adit dan Anton satu ayah."Cynthia sontak berdiri dan menjerit histeris. "BOHONG!""Dari awal sampai akhir semua orang tidak akan tahu, tapi hanya Maya yang tahu dan dia membawanya sampai mati. Lalu kenapa aku bisa mengetahuinya? Itu mudah, karena aku sudah menyimpan ini dari awal aku selingkuh.""Kenapa aku tidak tahu? Aku sudah mengenal Anton lebih dulu dari Adit.""Karena Anton tidak tahu."Kaki Cynthia melemas lalu berlutut di lantai yang dingin. "Adit dan Anton tidak tahu p
Sekolah sudah diambil alih keluarga Tsoejipto, Bella sudah mulai kembali ke TK dengan ditemani nenek.Para orang tua yang sudah mendengar dan melihat baik secara langsung maupun lewat berita, pilih menjauh daripada dikatakan penjilat. Meskipun ada satu atau dua orang bodoh yang tetap mendekat, keluarga Salim tetap tidak peduli pada penjilat.Bella pun blak-blakan bicara ke nenek sambil menunjuk orang tua atau anak-anak yang menyakitinya, ingatan anak kecil memang tajam.Edward dan Daichi pun juga kembali dengan damai, para guru yang terlibat dengan kekerasan sudah dipecat termasuk kepala sekolah. Para murid yang terbukti melakukan kekerasan pada Edward dan Kenzi juga dikeluarkan, gosip yang beredar bisnis keluarga mereka juga goyah sehingga tidak mampu bayar sekolah swasta mahal.Para murid yang tidak terlibat atau hanya menjadi saksi, tidak berani berurusan dengan Edward dan Daichi bahkan untuk mendekat, dilarang keras orang tua mereka.Edward dan Daichi pun tidak terganggu, mereka b
Tidak, ini bukan salahku.Benar, ini bukan salahku.Ini salah ayah yang terlalu berambisi supaya aku bisa mengalahkan putra kandungnya sendiri karena harta.Ini salah ibu yang terlalu berambisi supaya bisa mengalahkan ibu Adelio.Aku terseret arus pikiran mereka, makanya aku tidak salah.Kakak juga, kakak menyuruh aku mengambil Cynthia meskipun memilih Kinara supaya kakak bisa bersama Anton.Ini salah mereka, bukan salahku. Aku hanya korban di sini.Mereka juga membenci Kenzi yang cacat, aku ikut membencinya. Ini gara-gara mereka!Adit didorong masuk ke dalam sel dengan pikiran kacau. Setelah sadar, dia memegang jeruji sel dan berkata, "Aku ayah kandung Kenzi, aku belum sempat melihatnya- lagipula aku menantu pemilik rumah sakit."Kedua petugas menertawakan Adit. "Kamu sudah mulai halusinasi ya?""Kenapa? Menyesal sudah menyakiti anak dan istri?""Lagian, sok selingkuh sih. Giliran sudah jatuh malah belingsatan begini."Ejek kedua petugas lalu berjalan meninggalkan Adit.Adit mengge
Apakah kalian percaya dengan cinta akan mengalahkan segalanya? Ini bukan masalah cinta kita bisa menjadi super hero tapi- dengan cinta kita bisa melalui semua masalah di depan. Jika salah satu patah maka yang lain menjadi penyangga. Begitulah Adelio sekarang ketika sudah kembali di Indonesia bersama lainnya, melihat proses ibu kandung dikubur tidak jauh dari tempat ayah kandungnya, dua hari setelah sidang Adit. Awan mendung seolah menyamakan hati mereka. Perjuangan yang mereka perjuangkan selama ini sia-sia belaka, Sarah lebih memilih pergi dari dunia, mengingat masa lalu menyakitkan meskipun sebelumnya sudah berani melawan."Aku kira saat di rumah Adi dan selingkuhannya, Sarah bisa melangkah ke lebih baik. Dia bahkan berani memukul Maya, tapi sekarang-" istri Donny tidak berani berkomentar lebih jauh.Adelio melihat nisan ibunya dengan sedih. "Seandainya, aku tahu ibu memendam semua itu-" sesalnya."Tidak, sampai kapanpun kamu tidak akan pernah tahu, Adelio. Sarah selalu menganggap
Di zaman modern, semua orang selalu ingin berpikiran maju, logika dikedepankan tapi keajaiban? Hanyalah sebuah mitos jika mereka tidak mengalaminya sendiri.Termasuk Adelio yang dulu tidak percaya dengan keajaiban, bukan- bukannya tidak percaya, takut lebih tepat.Karena setelah dokter memutus alat bertahan hidup Sarah, Edward membuka mata. Seolah Sarah memberikan nyawa kepada cucunya."Cucuku, kamu sudah sadar- ah," tangis istri Donny sambil memegang tangan Edward untuk memastikan masih hidup. "Cucuku-"Edward mengedipkan mata dan melihat ayah kandungnya duduk di kursi roda dengan wajah pucat. "A-"Adelio mengulurkan tangan. "Kenzi dan Bella memanggilku daddy, kamu juga bisa."Edward terbelalak lalu tersenyum. "Daddy," panggilnya."Ya." Adelio tersenyum sedih. "Terima kasih sudah bertahan hidup, putraku."Edward mengangguk pelan lalu mengedarkan pandangan. "Mama, Kenzi dan Bella?""Mereka di Indonesia, saat ini kita di Inggris," kata Donny. "Nenek?" tanya Edward."Nenek di sini," ja