Malam harinya, saat ini mereka sudah berkumpul di meja makan. Keyra sudah tahu akan satu fakta, bahwa mereka adalah keluarga kandungnya. Awalnya dia tak percaya dan menatap mereka dengan kecurigaan tapi semua kecurigaan itu lenyap saat melihat hasil tes DNA yang di berikan oleh Pak Bram. Hasilnya membuat Keyra terkejut yaitu 99% darahnya ada kecocokan dengan pak Bram.
Saat Keyra masih tak percaya jika dia sekarang sudah berkumpul dengan keluarga, seperti kejadian hari adalah sebuah mimpi indah untuknya.
‘Jika ini mimpi tolong biarkan aku tidur lebih lama tuhan’ batin Keyra sambil menunduk sedih, dia sedih jika besok saat dia bangun dari tidur semuanya kembali seperti dulu. Seorang Keyra yang tak memiliki keluarga, seorang Keyra yang menjalani kehidupannya sendirian tanpa ada dukungan keluarganya sendiri.
“Sayang” panggil Bu Mila sambil mengelus rambut Keyra sayang.
Keyra yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari Mamanya sedikit t
Bima berjalan menuju ke kamarnya dengan langkah pelan, langkahnya terhenti di depan pintu samping kamarnya. Dengan perlahan Bima membuka pintu kamar Keyra dan menatap ke penjuru kamar tapi tak menemukan sosok yang dia cari.“Dek” panggil Bima sambil berjalan memasuki kamar.“Adek!” panggilnya lagi saat tak mendapatkan balasan dari sang adik dengan langkah panik Bima berniat ke kamar mandi untuk mengecek tapi belum sampai di kamar mandi langkahnya sudah terhenti saat melihat sosok yang dia cari. Bima berjalan mendekati sosok Keyra yang duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya dengan tangan di bawah paha.“Dek” panggil Bima sambil menyentuh bahu Keyra.Keyra yang tadinya melamun mulai tersentak kaget saat merasakan tangan menyentuh bahunya.“Iya?” ucap Keyra sambil menatap ke arah Bima dengan raut wajah terkejut.“Mikirin apa?” tanya Bima sambil duduk di samping Keyra. Bima menatap
Pagi harinya Keyra sudah bersiap dengan pakaian rapi. Hari ini dia berangkat bersama Bima, dia sudah menyiapkan mental dan telinga untuk menerima semua ucapan dari para Mahasiswi untuk dirinya.Keyra turun ke bawah dengan langkah ringan dan senyum yang senantiasa mengembang di bibirnya.“Selamat pagi” sapa Keyra dengan senyum yang masih belum luntur dari tempatnya“Pagi” balas Papa dan abangnya dengan raut wajah datar setelah itu kembali ke kesibukan mereka masing-masing. Sedangkan Mamanya sedang memasak di dapur bersama beberapa pembantu di rumahnya.“Udah bangun kamu dek?” ucap Mamanya basa basi dengan senyum manisnya.“Iya Mah” balas Keyra dengan senyum mengembang.Setelah itu makanan di tata dengan rapi di atas meja. Mereka mulai makan tanpa ada percakapan, hanya ada dentingan sendok yang sedang beradu dengan piring. Beberapa menit kemudian mereka sudah selesai semua. Keyra dan Bima berdiri
Sesampainya di kampus, banyak pasang mata yang menatap ke arah Bima dan Keyra berada. Mereka menatap ke arah Keyra dengan raut wajah bingung dan heran.“Bang gue langsung ke kelas” ucap Keyra sambil menyerahkan helmnya ke arah Bima.“Hm, hati-hati” ucap Bima dengan raut wajah datar.“Oke, Bye bang” ucap Keyra dan berjalan menjauh dari tempat Bima berada.Keyra mulai berjalan menyusuri koridor Fakultas Ekonomi, sedangkan Fakultas Kedokteran ada di belakang Fakultas Ekonomi.Keyra terus berjalan hingga ada sesuatu yang mengenai punggungnya. Dengan sinis Keyra menatap ke arah orang tadi.“Wah, siapa nih yang jalan di koridor Fakultas Ekonomi?!” ucap Amerta dengan nada suara keras dan itu berhasil menarik perhatian beberapa Mahasiswa/i.“OMG! Si bikin contekan ternyata!” lanjut Amerta dengan raut wajah di buat-buat terkejut. Keyra yang menjadi tokoh utama dan menjadi bahan bisika
Di sinilah mereka sekarang, di salah satu meja kantin dengan tawa bahagia keluar dari Ami dan senyum geli dari Keyra.“Sumpah miris gue sama diri gue sendiri” ucap Ami sambil mengusap air mata yang keluar dari sudut matanya.“Eh, lu tau gak Key-“ ucap Ami yang di potong oleh Keyra dengan tak elitnya.“Enggak” ucap Keyra dengan tenang sambil meminum jus alpukatnya dengan tenang.“Gue belum selesai ngomong BTW” ucap Ami dengan raut wajah malas menatap ke arah Keyra.“Belum? Ya udah lanjutin” ucap Keyra dengan tenang dan menatap ke arah Ami tanpa dosa.“Mau gue buang lu ke sungai Ciliwung, kalau gak ke rawa-rawa?” ucap Ami dengan raut wajah menahan geram.“Inget orang sabar di suka sama orang ganteng” ucap Keyra dengan santai dan menatap ke arah pintu masuk kantin. Ada kerutan bingung di dahinya saat melihat sosok di ambang pintu dengan aura seram.
Keyra berjalan tak tentu arah, dia hanya mengikuti langkah kakinya yang entah membawanya ke mana. Suasana hatinya sedikit berubah, sekarang dia sudah mulai rileks.Keyra terus berjalan hingga langkahnya terhenti saat melihat kejadian tak terduga di depannya.Di depannya ada seorang ibu-ibu di serempet oleh pengendara motor yang ugal-ugalan. Ibu tadi terjatuh di atas aspal dengan cukup keras. Dengan langkah lebar Keyra berjalan ke arah sosok tadi dengan perasaan sedikit khawatir.“Ibu gak apa-apa?” tanya Keyra sambil menyamakan posisi mereka.“Ibu gak apa-apa” ucap orang tadi dengan nada suara lembut sambil membersihkan telapak tangannya yang kotor. Dengan perlahan sosok tadi menatap ke arah keyra.DegDetak jantung Keyra berdebar tak tentu saat melihat wajah sosok yang ada di depannya.Sosok yang dulu pernah menyandang sebagai ibu untuknya, sosok yang selalu berwibawa dan tegas. Dan saat ini dia hampir ta
“Mama?” panggil seorang pemuda dengan raut wajah terkejut.“Bara” ucap Sinta dengan senyum bahagia.“Mama kenapa ada di sini? Ke sini sama siapa dan naik apa?” tanya Bara dengan nada suara cemas hingga tak menyadari sosok Keyra di belakang mereka.“Mama gak apa-apa Bara, tadi Mama ke sini di anter sama gadis manis” ucap Sinta dengan senyum bahagia.“Gadis manis?” ucap Bara dengan raut wajah heran.“Iya, dia lucu banget” ucap Mamanya dengan nada suara bahagia.“Lalu dia di mana?” tanya Bara dengan raut wajah heran.“Dia..” ucap Mama Bara sambil menatap ke belakang dan otomatis terlihatlah sosok Keyra dengan senyum konyolnya.“Halo” ucap Keyra sambil melambaikan tangan ke arah Bara.“Dia Mah?” tanya Bara dengan raut wajah tak percaya.“Iya, namanya Keyra” balas Mamanya dengan nada suara
Di ruang kerja Bara.“Kenapa gak pernah berangkat?” tanya Bara dengan raut wajah datar dan serius.“Sorry lupa ngabarin, hehe” ucap Keyra dengan nada suara canggung.“Kenapa?” tanya Bara dengan sorot mata menatap serius ke arah Keyra.“Gue mau izin keluar dari sini” ucap Keyra dengan nada suara ragu.“Kenapa?” tanya Bara lagi dengan nada suara datar.“Itu apa namanya? Anu,” ucap Keyra dengan bingung sambil mengaruk kepalanya yang tak terasa gatal.“Gue udah ketemu sama keluarga kandung gue dan mereka gak mengizini gue buat kerja” ucap Keyra dengan sekali tarikan nafas.“Oh, ya udah” balas Bara sambil menganggukkan kepala paham.“Boleh minta gaji beberapa minggu lalu?” tanya Keyra dengan nada suara sedikit santai.“Hm” balas Bara dengan menganggukkan kepala pelan dan mulai mengambil uang yang ada
Sesampainya di rumah Keyra di sambut dengan huru-hara para pekerja di rumahnya. Keyra menatap mereka dengan raut wajah heran.“Lah? Pada kenapa?” gumang Keyra sambil menatap ke arah depannya dengan raut wajah bingung.“Maaf non, bisa bergeser sedikit?” tanya seseorang berjas dengan nada suara ramah.“Ah, iya” ucap Keyra dengan raut wajah terkejut setelah itu dia bergeser sedikit dan kembali menatap ke sekelilingnya dengan raut wajah bingung.“Non Keyra, sebaiknya anda bersiap-siap. Karena sebentar lagi tamunya akan segera datang” ucap asisten ayahnya dengan nada suara ramah.“Tamu? Siapa?” tanya Keyra dengan raut wajah heran.“Nona muda belum tahu?” tanya orang tadi dengan heran.“Belum” balas Keyra sambil menggelengkan kepala pelan.“Keyra! Cepat siap-siap!” ucap Mamanya dengan heboh dari atas tangga.“Ada apa sih Mah?&
Beberapa hari setelah hari di mana Keyra pergi ke makan Arka. Belakangan hari ini kondisinya mulai membaik walau perlahan. Tapi itu semua sudah membuat keluarganya bahagia, Bima juga sering menjenguk Keyra walau di sela-sela kesibukannya dengan perusahaan. Saat ini Keyra sedang sendirian di dalam ruang inapnya. Tadi ada Satria bersama Rangga tapi mereka izin pulang saat Satria menerima telepon. Dengan senyum manis Keyra menyuruh mereka pulang. Mereka punya kesibukan masing-masing dan Keyra tak bisa menahan mereka di sini, Keyra tahu itu. Keyra berbaring di atas berangka dengan mata yang mencoba memejamkan matanya. Di saat dia ingin berselancar ke alak mimpinya saat itu pula suara pintu terbuka membuatnya kembali ke dunia nyata. “Lu tidur kak?” tanya orang itu sambil menatap ke sosok Keyra yang menutup matanya. “Enggak gue cuma tutup mata” ucap Keyra berbohong dan dengan pelan dia membuka matanya. “Gue kira kehadiran gue nganggu elu kak” ucapny
Ami hanya diam membisu, bingung ingin membalas seperti apa. Dia merasa kasihan kepada sosok Keyra di depannya.“Mi gue mau ke Arka” ucap Keyra dengan raut wajah tak berdaya.“Gue-“ ucap Ami terpotong oleh suara pintu terbuka.“Mau ke Arka? Mau gue anter?” tanya seseorang yang berada di abang pintu.“Boleh?” tanya Keyra dengan senyum bahagia.“Hm” balasnya dengan senyum kecil. Hatinya terasa teriris melihat kondisi Keyra saat ini.“Tapi Kak” ucap Ami dengan raut wajah tak terima.“Keyra jadi tanggung jawab gue. Kalian pernah mikir gak? Kalau sikap kalian kayak gini bukannya buat Keyra sembuh malah buat Keyra tambah sakit. Lu gak lihat kondisi Keyra yang semakin buruk dari waktu ke waktu?” kata Dika dengan raut wajah datar.“Oke, tapi gue ikut” ujar Ami dengan raut wajah datar.“Hm” balas Dika dan berjalan ke arah Ke
Sudah hampir dua minggu Keyra di rawat dan sudah beberapa kali dia menanyakan keadaan Arka dan kondisinya. Kebanyakan orang langsung bungkam dan memasang raut wajah yang cukup mencurigakan.Dia mencoba menepis semua prasangka-prasangka buruk yang mungkin terjadi kepada Arka. Keyra selalu menanamkan kalimat ‘Dia pasti baik dan sedang dalam masa pemulihan’ dalam benaknya saat mengingat sosok Arka.Saat ini Keyra sedang sendirian, dia berniat jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang yang dia kenal.“Gimana sekarang?”“Kita jujur aja, kasihan gue lihatnya”“Tapi gimana kalau kondisi Keyra memburuk setelah denger keadaan Arka sekarang?”“Itu udah konsekuensinya, kalau kita nutupin ini lebih lama. Gue gak yakin kalau Keyra bakal sehat-sehat aja. Lu lihat sendiri ‘kan? Gimana dia tiap harinya? Setiap hari dia ngelamun mikirin Arka&rdqu
Sudah 4 hari setelah hari pemakaman Arka dan kondisi Keyra semakin hari semakin baik. Bahkan ada saatnya Keyra merespons jika ada seseorang mengajaknya berbicara terutama Mama dan abangnya.Hari ini cuaca cukup mendung, membuat seorang yang tidur di sofa semakin nyaman melanjutkan tidurnya. Bima masih terlelap di atas sofa dengan nyamannya.Di atas berangka ada sosok yang cantik sedang terlelap dengan tenang. Mata yang tadinya tertutup mulai terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.Beberapa kali Keyra mengerjapkan matanya dan penciuman pertamanya menangkap bau obat-obatan.Dengan perlahan Keyra menatap ke sekelilingnya dan mendapati sosok Bima yang sedang tertidur di atas sofa. Beberapa saat dia menatap sosok Bima hingga tangannya memegang tenggorokan karena merasa kering.Dengan perlahan Keyra mengambil gelas di sampingnya dan menghabiskannya tanpa sisa.Setelah minum Keyra menerawang kejadian yang menimpanya b
“Arka!!” teriak sang istri menyebut nama anak pertamanya, anak laki-lakinya dan penerus perusahaannya.Di tempat yang tak jauh dari mereka terlihat keluarga Keyra yang berdiri mematung dan menatap ke arah berangka tadi dengan sorot mata kosong. Pikiran mereka tiba-tiba ngeblang seperti tanah yang tandus.“Mas” panggil Mama Keyra sambil menatap ke arah jasad Arka dengan tubuh sedikit bergetar.“Tenang sayang” ucap sang suami sambil membawa sosok istrinya ke dalam dekapannya.“Dia meninggal Mas” ucap sang istri dengan nada suara bergetar.Sang suami hanya diam sambil mengusap lembut sosok istrinya yang rapuh.“Bima, kamu jaga adikmu di dalam” ucap Papanya dengan nada suara tak terbantah.“Baik Pah” balas Bima dan mulai berjalan ke dalam ruang inap adiknya.Saat dia berada di pintu dapat dia lihat sosok rapuh adiknya berada di atas berangka. Dengan perla
Di kantin rumah sakit.“Pah, perasaan Mama gak enak” ucap Mama Arka dengan raut wajah khawatir.“Kenapa Mah?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas saat melihat sang istri memegang dadanya dengan raut wajah khawatir.“Mama keinget Arka Pah” ucap sang istri sambil menatap ke arah suaminya dengan raut wajah khawatir dan tanpa sadar air matanya mulai menetes.“Loh? Kok nangis?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas.“Mama mau ke Arka Pah” ucap Mama Arka dan mulai bangkit dari duduknya berlari keluar dari kantin.“Mama” panggil Papa Arka sambil menatap sosok istrinya dan tak lama dia mulai bangkit mengejar langkah kaki sang istri.“Ayo Mah” ucap Papa Keyra sambil memegang tangan istrinya. Dengan perlahan dia menuntun tubuh ringkih sang istri. Semenjak kecelakaan Mama Keyra kondisinya semakin menurun jika ingat kondisi putrinya saat ini.Mama A
Arka dan Keyra masih dalam pengawasan para dokter, untuk saat ini kondisi mereka sudah cukup membaik. Walau kadang kondisi Arka tiba-tiba memburuk. Arka dan Keyra di tempatkan dalam satu ruangan atas permintaan dua keluarga.Amerta di nyatakan meninggal saat baru sampai di rumah sakit. Luka yang di alami Amerta sangat parah membuat kondisi tubuhnya semakin memburuk saat dalam perjalanan ke rumah sakit.Mereka membuat perhitungan dengan menghancurkan perusahaan Papa Amerta. Papa Amerta hanya bisa diam, karena ada dua perusahaan besar yang menginginkan kehancurannya. Dia cukup menyesal mengiyakan permintaan Amerta waktu itu. Ingin rasanya dia memutar waktu untuk menyelamatkan putri dan perusahaannya.Sudah terhitung 3 hari semenjak kecelakaan itu tapi belum ada tanda-tanda mereka akan sadar.“Lu berdua reuni di sana atau gimana? Betah amat tidurnya” kata Satria sambil menatap dua sosok yang terbaring lemah di atas berangka.Satria menatap
Mobil yang membawa sosok Keyra dan Arka sudah sampai di rumah sakit.“Suster di sini ada korban kecelakaan!” teriak sang pemilik mobil dengan urat leher terlihat jelas.Mendengar teriakan itu beberapa suster mulai berlari ke arah mereka dengan berangka.Sosok Keyra di bawa dan di taruh di atas berangka dan mulai di giring ke unit gawat darurat. Di belakang berangka Keyra ada berangka Arka.Keyra dan Arka langsung di tangani, luka mereka sudah di bersihkan dan beberapa alat sudah di pasang di tubuh mereka. Antara Arka dan Keyra yang paling banyak luka adalah tubuh Arka. Mungkin karena Arka melindungi sosok keyra dalam dekapannya.Keluarga pasien sudah di beri kabar dan dalam perjalanan. Keyra dan Arka masih di ruang UGD keadaan mereka masih dalam pantauan dokter.Saat dokter yang menangani mereka keluar dari ruangan, sang dokter sudah di sambut beberapa pertanyaan dari keluarga Arka.“Bagaimana kondisi putra saya dok?
Sebagian pengunjung yang melihat kecelakaan beruntuh tadi cukup syok dan menatap ke kecelakaan tadi dengan tubuh menegang.Tubuh Arka dan Keyra sudah di penuhi darah. Dalam kesadaran yang masih ada Arka menatap wajah Keyra dan berkata..“Sehat-sehat Key, aku cinta kamu” ucap Arka dengan lirih dan senyum tipis, sangat tipis.“Sakit Ar” ucap Keyra dengan air mata yang mulai keluar.“Sayangnya Arka yang kuat” ucap Arka dengan suara yang semakin lirih dan tak lama kesadarannya mulai terenggut dan pelukannya semakin mengendur.“Cepat panggil polisi dan ambulans, mereka butuh pertolongan segera!” ujar salah satu pengunjung taman sambil berlari mendekati sosok Arka dan Keyra.“Di sini juga ada beberapa!” ucap yang lainnya dan mendekati pengujung yang lainnya.“Masukkan ke mobil saya, tidak keburu kalau menunggu ambulans!” ucap yang lainnya sambil berlari ke sebuah mobil