Keyra selesai makan dan tanpa dia sadar ada saus di sudut bibirnya. Dengan lembut Arka membersihkan sudut bibir Keyra dengan tangannya.
“Bibir lu ada saus” ucap Arka sambil memperlihatkan tangannya yang terkena saus.
Mendengar itu buru-buru Keyra mengambil tisu dan mengelap mulutnya.
Dari arah belakang ada sosok Satria yang berjalan ke arah meja mereka dengan langkah tenang. Dengan santai Satria meletakkan susu coklat di atas meja Keyra. Dengan refleks Keyra menatap ke arah sang pelaku dan melihat siapa sang pelakunya.
“Apa?” tanya Satria tanpa dosa.
“Buat lu” ucap Satria setelah duduk di kursi depan Keyra. Mendengar perkataan Satria barusan membuat senyum indah terukir di bibir Keyra. Dengan semangat Keyra mengambil susu tadi dan meminumnya.
“Mama kangen, mau ketemu” ucap Satria sambil memperhatikan sosok Keyra yang sedang meminum minumannya dengan semangat.
“Hm”
Sore harinya Keyra sedang bersiap diri sebelum pergi keluar berdua dengan Arka. Tadi saat dia berada di rumah Satria tiba-tiba ponselnya berdering menandakan panggilan masuk dan ternyata itu telepon dari sang Mama. Mamanya bilang malam ini adalah jadwal dia dan Arka Dinner atau keluar berdua. Sebenarnya Keyra malas tapi mau bagaimana lagi dia tak mau mengecewakan Mamanya karena dari nada intonasi, Mamanya sangat bahagia. Dia juga memiliki niat lain, hatinya sudah mantap memberi tahu Arka siapa dirinya. Dia akan menceritakan kejadian beberapa tahun lalu.Dia berdandan seadanya, malas juga jika harus berbeda tebal atau memakai gaun pendek. Dia hanya memakai gaun melebihi lutut sedikit dan polesan tipis di wajahnya. Rambutnya dia biarkan terurai tanpa ada aksesoris yang lain hanya anting kecil sebagai pemanis. Alas kaki yang dia pilih juga tak ribet, dia mengambil alas kaki dengan hak kecil di belakang.Dengan langkah pelan Keyra mulai berjalan keluar kamar. Arka su
Saat ini mereka sedang duduk berhadapan di salah satu meja resto. Arka sesekali menatap ke arah Keyra, hingga matanya bertatapan dengan Keyra.“Apa?” tanya Keyra dengan heran.“Enggak” balas Arka dengan senyum sekilas dan pandangannya kembali tertuju ke arah buku menu berada.Mereka kembali fokus ke buku menu hingga datanglah pelayan resto dan berniat menanyakan makanan yang ingin mereka pesan.“Selamat malam tuan dan nona, ingin memesan apa?” tanya sang pelayan dengan sopan.“Beef Cordon Bleu satu dan Blue SKY satu” ucap Arka dengan pandangan masih ke buku menu. Sedangkan sang pelayan dengan lincah mencatat pesanan Arka.Keyra masih membaca-baca serta berpikir, apa yang harus dia pesan? Lama dia berpikir dan akhirnya bisa memutuskan.“Chicken Parmesan satu, Bacon Waffle satu, French Toast satu dan Chocolate ice satu” ucap Keyra dengan tenang dan menatap ke arah sang pelayan
Di sinilah mereka sekarang, di salah satu taman kota. Keyra yang meminta dengan alasan ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan Arka. Arka hanya bisa mengikutinya tanpa suara.Dan sudah hampir 20 menit mereka duduk di bangku taman tanpa ada yang berniat membuka suara. Arka yang sibuk dengan pikirannya sedangkan Keyra yang sedang bingung ingin memulai penjelasannya dari mana.“Ar” panggil Keyra setelah memantapkan hatinya.“Hm?” balas Arka sambil menatap ke arah Keyra dengan heran.“Gue mau tanya sama elu tapi lu jawab jujur” balas Keyra dengan serius dan terjadilah aksi tatap menatap antara mereka untuk beberapa detik sebelum Keyra kembali mengalihkan pandangannya.“Hm” balas Arka lagi dan menatap ke arah depan dengan sorot mata tak minat.“Hufh, oke gue mulai. Lu percaya sama cerita fantasi?” tanya Keyra tak jelas.“Tentang?” tanya Arka memberi respons baik
Sudah hampir tiga hari semenjak kejadian di mana Keyra menjelaskan kejadian yang dia alami beberapa tahu lalu dan saat itu pula Arka mulai menjaga jarak darinya. Ada rasa sedih dan kecewa, dia pun tak tahu kenapa dia merasa sedih yang pasti saat ini dia harus menepis semua perasaannya dan fokus ke acara tahunan Universitas.“Semangat Keyra, lupa ‘in masalah lu dan fokus” gumam Keyra memberi semangat kepada dirinya sendiri.“Lu kenapa?” tanya Dika dengan raut wajah heran.“Enggak” balas Keyra dengan tawa canggung. Dika yang melihat itu hanya menggelengkan kepala pelan.“Gimana? Udah telfon pihak penyetor?” tanya Dika mulai serius.“Udah, besok jam tujuh malam makanan datang” ucap Keyra dengan tenang.“Sip, terus uangnya?” tanya Dika lagi untuk memastikan.“Seperti yang ada di proposal dan kita dapat diskon 2%. Lumayan lah ya” ucap Keyra dengan sen
Keesokkan harinya, hari yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari Ulang tahun Universitas X, pagi ini terasa sangat sibuk untuk Keyra, walau dia menjadi pihak yang mengurusi konsumsi tapi tenaganya sangat di butuh ‘kan pagi ini.“Key! Bisa minta tolong pegangin?” tanya salah satu seniornya.“Iya kak” balas Keyra dan berlari ke arah seniornya dan menerima kardus berisi pernak-pernik. Saat ini mereka sedang menghias lapangan Universitas bersama yang lainnyaWaktu terus berlalu tak terasa ternyata hari semakin sore. Lapangan Universitas sudah di penuhi oleh beberapa Mahasiswa. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang sudah mempersiapkan diri untuk mengisi acara.Saat ini Keyra sedang sibuk berbincang dengan Dika, di tempat yang tak jauh darinya ada sosok Arka yang menatap ke arah Dika dengan sorot mata permusuhan.“Sial!” gumam Arka dengan nada suara geram. Setelah itu dia berjalan menjauh dari sana dengan tan
Jam menunjukkan pukul 18.58 dan acara sudah di mulai beberapa menit yang lalu. Sedangkan Keyra sedang berada di depan gerbang bersama beberapa anggota yang lain guna menunggu makanan yang sedang dalam perjalanan. Dengan tenang Keyra menunggu, hingga tanpa sadar pandangannya bertemu dengan mata tajam Arka. Beberapa detik mereka saling bertatapan hingga Arka mengalihkan pandangannya dan berjalan menjauh dari sana tanpa memedulikan sosok Keyra.Keyra masih menatap ke arah Arka hingga ada tepukkan di punggungnya yang mengalihkan perhatiannya.“Lihat apa lu? Tuh udah sampai” ucap orang tadi sambil berjalan ke arah mobil pengantar makanan.“Ah! Iya” balas Keyra dengan kikuk. Dia mulai berjalan ke arah mobil untuk membantu yang lainnya tapi sebelum itu dia kembali melihat ke arah belakangnya berharap bisa melihat sosok Arka yang sudah empat hari ini tak dia jumpai. Ada rasa kecewa dan sedih saat dia sudah tak menemukan sosok Arka di sana.
“Bertahan Key!” ucap Dika sambil berlari ke dalam Universitas dengan Keyra dalam gendongannya. Dengan raut wajah cemas Dika berlari ke arah mobilnya yang terparkir di depan gedung Universitas.Di tempat yang tak jauh dari tempat Dika terlihat sosok Arka yang mematung saat melihat tubuh Keyra yang di lumuri darah. Arka masih diam membisu dan dengan tiba-tiba dia berlari ke arah mobilnya untuk mengikuti mobil Dika yang tadi melaju keluar dari Universitas.Sepeninggalnya mereka, acara di Universitas sedikit kacau. Banyak bisik-bisik tentang kecelakaan Keyra barusan. Sebab itu acara sedikit tertunda, bahkan acara berlanjut dengan suasana cukup berbeda.Di lain sisi.Arka menatap ke arah depan dengan perasaan kacau. Dia bingung, bingung dengan perasaannya sendiri. Hatinya kacau saat melihat kondisi Keyra tadi, saat melihat kondisi Keyra tiba-tiba dia kacau dan marah. Ia marah kepada dirinya sendiri, ada rasa menyesal atas perbuatannya beberap
Waktu terus berjalan Arka masih setia menunggu di depan dengan raut wajah cemas. Waktu berlalu begitu lambat baginya, hingga ingin rasanya dia memaki dokter yang sedang menangani kondisi Keyra saat ini.“Sialan!” gumam Arka sambil bangkit dari duduknya dengan geram.Tak jauh dari tempatnya berada terlihat ada sosok Bima dan teman-temannya yang berlari ke arahnya.“Gimana keadaan adek gue?!” tanya Bima dengan raut wajah panik bercampur marah.“Di dalem” balas Arka dengan raut wajah lesu dan sorot mata kosong.“Akhh! Lagi-lagi gue ceroboh!” kata Bima dengan raut wajah frustrasi dan dengan bodohnya dia memukulkan kepalanya di dinding rumah sakit. Teman-teman Arka yang melihat itu pun tak diam saja, dengan cekatan Rangga dan Rico menahan tubuh Bima untuk tak menyakiti dirinya sendiri.“Gak usah bego bang! Di dalem adek lu bertarung sama maut! Kalau lu kayak gini bukannya nyairin s
Beberapa hari setelah hari di mana Keyra pergi ke makan Arka. Belakangan hari ini kondisinya mulai membaik walau perlahan. Tapi itu semua sudah membuat keluarganya bahagia, Bima juga sering menjenguk Keyra walau di sela-sela kesibukannya dengan perusahaan. Saat ini Keyra sedang sendirian di dalam ruang inapnya. Tadi ada Satria bersama Rangga tapi mereka izin pulang saat Satria menerima telepon. Dengan senyum manis Keyra menyuruh mereka pulang. Mereka punya kesibukan masing-masing dan Keyra tak bisa menahan mereka di sini, Keyra tahu itu. Keyra berbaring di atas berangka dengan mata yang mencoba memejamkan matanya. Di saat dia ingin berselancar ke alak mimpinya saat itu pula suara pintu terbuka membuatnya kembali ke dunia nyata. “Lu tidur kak?” tanya orang itu sambil menatap ke sosok Keyra yang menutup matanya. “Enggak gue cuma tutup mata” ucap Keyra berbohong dan dengan pelan dia membuka matanya. “Gue kira kehadiran gue nganggu elu kak” ucapny
Ami hanya diam membisu, bingung ingin membalas seperti apa. Dia merasa kasihan kepada sosok Keyra di depannya.“Mi gue mau ke Arka” ucap Keyra dengan raut wajah tak berdaya.“Gue-“ ucap Ami terpotong oleh suara pintu terbuka.“Mau ke Arka? Mau gue anter?” tanya seseorang yang berada di abang pintu.“Boleh?” tanya Keyra dengan senyum bahagia.“Hm” balasnya dengan senyum kecil. Hatinya terasa teriris melihat kondisi Keyra saat ini.“Tapi Kak” ucap Ami dengan raut wajah tak terima.“Keyra jadi tanggung jawab gue. Kalian pernah mikir gak? Kalau sikap kalian kayak gini bukannya buat Keyra sembuh malah buat Keyra tambah sakit. Lu gak lihat kondisi Keyra yang semakin buruk dari waktu ke waktu?” kata Dika dengan raut wajah datar.“Oke, tapi gue ikut” ujar Ami dengan raut wajah datar.“Hm” balas Dika dan berjalan ke arah Ke
Sudah hampir dua minggu Keyra di rawat dan sudah beberapa kali dia menanyakan keadaan Arka dan kondisinya. Kebanyakan orang langsung bungkam dan memasang raut wajah yang cukup mencurigakan.Dia mencoba menepis semua prasangka-prasangka buruk yang mungkin terjadi kepada Arka. Keyra selalu menanamkan kalimat ‘Dia pasti baik dan sedang dalam masa pemulihan’ dalam benaknya saat mengingat sosok Arka.Saat ini Keyra sedang sendirian, dia berniat jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang yang dia kenal.“Gimana sekarang?”“Kita jujur aja, kasihan gue lihatnya”“Tapi gimana kalau kondisi Keyra memburuk setelah denger keadaan Arka sekarang?”“Itu udah konsekuensinya, kalau kita nutupin ini lebih lama. Gue gak yakin kalau Keyra bakal sehat-sehat aja. Lu lihat sendiri ‘kan? Gimana dia tiap harinya? Setiap hari dia ngelamun mikirin Arka&rdqu
Sudah 4 hari setelah hari pemakaman Arka dan kondisi Keyra semakin hari semakin baik. Bahkan ada saatnya Keyra merespons jika ada seseorang mengajaknya berbicara terutama Mama dan abangnya.Hari ini cuaca cukup mendung, membuat seorang yang tidur di sofa semakin nyaman melanjutkan tidurnya. Bima masih terlelap di atas sofa dengan nyamannya.Di atas berangka ada sosok yang cantik sedang terlelap dengan tenang. Mata yang tadinya tertutup mulai terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.Beberapa kali Keyra mengerjapkan matanya dan penciuman pertamanya menangkap bau obat-obatan.Dengan perlahan Keyra menatap ke sekelilingnya dan mendapati sosok Bima yang sedang tertidur di atas sofa. Beberapa saat dia menatap sosok Bima hingga tangannya memegang tenggorokan karena merasa kering.Dengan perlahan Keyra mengambil gelas di sampingnya dan menghabiskannya tanpa sisa.Setelah minum Keyra menerawang kejadian yang menimpanya b
“Arka!!” teriak sang istri menyebut nama anak pertamanya, anak laki-lakinya dan penerus perusahaannya.Di tempat yang tak jauh dari mereka terlihat keluarga Keyra yang berdiri mematung dan menatap ke arah berangka tadi dengan sorot mata kosong. Pikiran mereka tiba-tiba ngeblang seperti tanah yang tandus.“Mas” panggil Mama Keyra sambil menatap ke arah jasad Arka dengan tubuh sedikit bergetar.“Tenang sayang” ucap sang suami sambil membawa sosok istrinya ke dalam dekapannya.“Dia meninggal Mas” ucap sang istri dengan nada suara bergetar.Sang suami hanya diam sambil mengusap lembut sosok istrinya yang rapuh.“Bima, kamu jaga adikmu di dalam” ucap Papanya dengan nada suara tak terbantah.“Baik Pah” balas Bima dan mulai berjalan ke dalam ruang inap adiknya.Saat dia berada di pintu dapat dia lihat sosok rapuh adiknya berada di atas berangka. Dengan perla
Di kantin rumah sakit.“Pah, perasaan Mama gak enak” ucap Mama Arka dengan raut wajah khawatir.“Kenapa Mah?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas saat melihat sang istri memegang dadanya dengan raut wajah khawatir.“Mama keinget Arka Pah” ucap sang istri sambil menatap ke arah suaminya dengan raut wajah khawatir dan tanpa sadar air matanya mulai menetes.“Loh? Kok nangis?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas.“Mama mau ke Arka Pah” ucap Mama Arka dan mulai bangkit dari duduknya berlari keluar dari kantin.“Mama” panggil Papa Arka sambil menatap sosok istrinya dan tak lama dia mulai bangkit mengejar langkah kaki sang istri.“Ayo Mah” ucap Papa Keyra sambil memegang tangan istrinya. Dengan perlahan dia menuntun tubuh ringkih sang istri. Semenjak kecelakaan Mama Keyra kondisinya semakin menurun jika ingat kondisi putrinya saat ini.Mama A
Arka dan Keyra masih dalam pengawasan para dokter, untuk saat ini kondisi mereka sudah cukup membaik. Walau kadang kondisi Arka tiba-tiba memburuk. Arka dan Keyra di tempatkan dalam satu ruangan atas permintaan dua keluarga.Amerta di nyatakan meninggal saat baru sampai di rumah sakit. Luka yang di alami Amerta sangat parah membuat kondisi tubuhnya semakin memburuk saat dalam perjalanan ke rumah sakit.Mereka membuat perhitungan dengan menghancurkan perusahaan Papa Amerta. Papa Amerta hanya bisa diam, karena ada dua perusahaan besar yang menginginkan kehancurannya. Dia cukup menyesal mengiyakan permintaan Amerta waktu itu. Ingin rasanya dia memutar waktu untuk menyelamatkan putri dan perusahaannya.Sudah terhitung 3 hari semenjak kecelakaan itu tapi belum ada tanda-tanda mereka akan sadar.“Lu berdua reuni di sana atau gimana? Betah amat tidurnya” kata Satria sambil menatap dua sosok yang terbaring lemah di atas berangka.Satria menatap
Mobil yang membawa sosok Keyra dan Arka sudah sampai di rumah sakit.“Suster di sini ada korban kecelakaan!” teriak sang pemilik mobil dengan urat leher terlihat jelas.Mendengar teriakan itu beberapa suster mulai berlari ke arah mereka dengan berangka.Sosok Keyra di bawa dan di taruh di atas berangka dan mulai di giring ke unit gawat darurat. Di belakang berangka Keyra ada berangka Arka.Keyra dan Arka langsung di tangani, luka mereka sudah di bersihkan dan beberapa alat sudah di pasang di tubuh mereka. Antara Arka dan Keyra yang paling banyak luka adalah tubuh Arka. Mungkin karena Arka melindungi sosok keyra dalam dekapannya.Keluarga pasien sudah di beri kabar dan dalam perjalanan. Keyra dan Arka masih di ruang UGD keadaan mereka masih dalam pantauan dokter.Saat dokter yang menangani mereka keluar dari ruangan, sang dokter sudah di sambut beberapa pertanyaan dari keluarga Arka.“Bagaimana kondisi putra saya dok?
Sebagian pengunjung yang melihat kecelakaan beruntuh tadi cukup syok dan menatap ke kecelakaan tadi dengan tubuh menegang.Tubuh Arka dan Keyra sudah di penuhi darah. Dalam kesadaran yang masih ada Arka menatap wajah Keyra dan berkata..“Sehat-sehat Key, aku cinta kamu” ucap Arka dengan lirih dan senyum tipis, sangat tipis.“Sakit Ar” ucap Keyra dengan air mata yang mulai keluar.“Sayangnya Arka yang kuat” ucap Arka dengan suara yang semakin lirih dan tak lama kesadarannya mulai terenggut dan pelukannya semakin mengendur.“Cepat panggil polisi dan ambulans, mereka butuh pertolongan segera!” ujar salah satu pengunjung taman sambil berlari mendekati sosok Arka dan Keyra.“Di sini juga ada beberapa!” ucap yang lainnya dan mendekati pengujung yang lainnya.“Masukkan ke mobil saya, tidak keburu kalau menunggu ambulans!” ucap yang lainnya sambil berlari ke sebuah mobil