Share

55. Lost

Penulis: Esteifa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Maria sebenarnya tak terlalu mengerti ketika orang selalu berkoar tentang titik balik kehidupan, sebuah masa dimana hal tak terduga terjadi, yang mana mampu merubah sebagian besar atau bahkan semua dari aspek kehidupan.

Maria pikir hal begitu tidak lah ada, bahkan saat kehamilan tak terduga datang padanya, Maria pikir itu hanya takdir tak terduga yang sedikit getir, namun tak mampu mengubah apapun dalam diri Maria. Maria masih menjadi Maria yang dulu bahkan setelah mempunyai anak, taka da yang berubah dari hidupnya karena semua yang ia rasa adalah kebahagiaan.

Namun hari ini, rasa-rasanya Maria akhirnya mengerti apa yang disebut titik balik bagi orang-orang.

Sebuah pendewasaan, atau mungkin cobaan, boleh jadi juga sebuah pembelajaran. Mungkin, Maria akan mengakui kalau hal yang terjadi padanya saat ini merupakan sebuah pembelajaran, sebuah pendewasaan, beberapa tahun yang akan datang.

Tetapi untuk sekarang? Maria tak melihat pembelajaraan apapun, bukan juga sebuah pendew
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • A Modern Fairytale   56. Be a good mother

    Maria pergi.Jika dulu ia selalu punya pelarian paling mujarab, berkeliling negara lain untuk membuat otaknya lupa akan masalah, kini Maria tak lagi mampu melakukan itu, karena kondisi tubuhnya tak lagi memungkinkan.Sekarang, hanya waktu yang bisa menyembuhkan.Dan mungkin, akan memakan durasi yang cukup lama.Meskipun sejatinya dalam hati Maria tak ingin berlarut-larut dalam luka hati, teringin langsung lupa jikalau bisa. Namun karena tidak mungkin melupakan dalam waktu singkat yang bisa wanita pirang itu lakukan adalah mencoba beberapa usaha.Dan usaha yang pertama adalah, menjauh.Menjauh dari segalanya tentang Edgar dan wanita barunya. Maria tiba-tiba tersenyum miris mendengar perkataan hatinya sendiri. Wanita baru. Rasanya ini merupakan pertama kalinya Maria mengatakan hal serupa itu.Wanita baru Edgar.Maria menggeleng singkat, menghela napas ketika sadar bahwa ia memikirkan Edgar lagi. Stop it, Maria. Anak lo sakit lagi kalo mikirin itu terus! Segesti

  • A Modern Fairytale   57. Lullaby for Ares

    Maria menginjakan kaki di rumahnya setelah sekian lama, terakhir kali mungkin sudah setengah tahun yang lalu, membawa keterkejutan bibi, emba dan juga penjaga rumah yang lain. Karena terkhir mereka ingat nona muda mereka bilang tidak akan pulang kalau tuan besar belum siuman.Dan ketika Maria pulang, dengan Ares di gendongan, perut yang membesar pula, penuh pertanyaan dalam kepala para pekerja, namun seakan sadar kalau bukan wewenang mereka untuk tau, tidak ada yang menanyakan, hanya bibi Sari yang dengan luwes bertanya kabar dan keadaan Maria serta keluarga.Maria pernah bilang bukan? Ia meninggalkan rumah karena terlalu sepi, sisanya masih sama, bibi dan penjaga masih Maria tugaskan untuk menjaga rumah dengan baik, karena tidak mungkin Maria membiarkan rumah ini terbengkalai.Maria menurunkan Ares dari gendongannya, menyeret mainan dan barang-barang kesayangan Ares dalam koper besar yang langsung diambil alih oleh emba, sisanya Maria tak membawa apapun, semua miliknya pen

  • A Modern Fairytale   58. Mom

    Pagi pertama Maria dirumah ia jalani dengan biasa, meski sudah menjalani kebiasaan yang berbeda dua tahun terakhir, Maria tak canggung kembali pada kesehariannya yang cuma pengangguran tak punya pekerjaan.Setelah mencuci muka dan mandi, Maria memilih pakaian rumahan sederhana, memakainya sebelum membubuhkan make up tipis, membiarkan Ares terlelap di ranjangnya hingga nanti, kemudian Maria melangkah keluar melewati pintu besar kamarnya. Menemukan Mama yang sudah terlihat rapih dan juga baru keluar dari kamar seperti Maria.Maria menunggu ibunya mendekat, Emily seperti biasa, berdandan necis ala ibu-ibu sosialita. Jika sudah sepagi ini, sudah pasti ibunya hendak pergi ke rumah sakit kembali. Padahal kemarin malam saja Maria tidak sempat melihat ibunya pulang karena sudah terlalu malam. Cinta memang begitu ya, pagi hingga malam tak masalah kalau untuk orang tersayang.Ketika Emily sudah ada di jangkauan Maria, wanita hamil yang menggunakan dress lengan panjang dengan bahan ja

  • A Modern Fairytale   59. The feeling

    Rumah dua lantai itu tampak jauh dari kata baik, meski nyatanya ini sudah lebih baik setelah kemarin bibi membersihkan semua kekacauan yang Edgar buat dengan tangannya sendiri.Suara dering ponsel tak dihiraukan, pria yang menggunakan kemeja dan juga celana bahan khas kantoran itu tetap tidur tengkurap di sofa yang dipenuhi barang-barang tak terindentifikasi.Edgar menghembuskan napas panjang, lelaki wajah, kemeja dan juga rambutnya ada pada level kusut yang sama itu mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang. Lingkaran mata hitam langsung terlihat, membuka memerkan mata yang memerah karena hanya tidur beberapa jam seminggu ini. Janggutnya juga dibiarkan tumbuh, tak bercukur.Mana mungkin Edgar punya waktu untuk itu. Dia bahkan tak punya waktu untuk memikirkan dirinya sendiri, dan hanya memikirkan istri, anak, dan keluarganya.Edgar belum pernah menderita insomnia seumur hidup, ia tidak pernah mengalami gangguan tidur selama tiga puluh tahun ia hadir di dunia. Dan sekar

  • A Modern Fairytale   60. Satu lagi tentang Edgar

    Maria Foster berjalan dengan pandangan kosong, wanita berdress hitam motif salur itu itu melangkah dengan kaki jenjangnya yang dibalut slipper lepek, mendesah kecil, lalu langkahnya berhenti di koridor rumah sakit yang sepi, wanita ayu yang rambut pirangnya dikepang satu itu mengusap wajah sekilas.Melihat lagi dengan seksama potret hitam putih yang ada di tangannya. Hari sudah siang, rumah sakit tak lagi ramai seperti pagi tadi waktu Maria pertama kali datang.Meski terakhir kali Maria sudah datang memeriksa kandungan, wanita hamil itu teringin kembali melihat bagaimana perkembangan bayi yang ada di perutnya.Entah kenapa. Maria tiba-tiba saja teringin periksa meski belum pada jadwal rutin yang sudah ditentukan, melangkah keluar dari ruangan ayahnya sejenak untuk datang ke ruang dokter kandungan.Dan tentu saja. Maria bersalah. Ia membuat bayinya kesusahan, bahkan saat Maria tak bilang apa masalah hidupnya dokter tadi menasehati Maria untuk tidak banyak pikiran, menghin

  • A Modern Fairytale   61. Telfon

    Maria pulang ke rumah dengan kepala penuh.Bertemu dengan Kamal dan mendengar semua cerita sepupunya itu benar-benar tak membantu Maria yang sedang mencoba untuk meringankan beban pikiran. Karena memang apa yang dikatakan oleh Kamal layak untuk masuk sebagai topik melamun Maria akan memaafkannya, kendati dalam hati ia masih tak mengerti kenapa Edgar mau melakukan hal semacam itu untuknya.Untuk Maria.Kata Kamal begitu, sang pangeran bego alias uler kangkung yang sebelumnya menghancurkan hati Maria itu malah membuat pembuktian besar diujung kisah. Membuat Maria ragu akan apa yang sudah diputuskannya sejak awal permasalahan.Tiba-tiba Maria jadi memikirkan apa lagi kiranya hal-hal yang sudah Edgar lakukan tanpa sepengetahuannya.Begitu mobil yang Maria kendarai sampai di rumah, wanita itu pun langsung turun dan masuk, menuju kamar mandi untuk mencuci tangan, lalu saat hendak ke kamar ia melihat ibunya yang tengah duduk santai dengan satu cangkir teh ditangan, ditan

  • A Modern Fairytale   62. Telfon 2

    -- Edgar duduk berdiri, jalan bolak-balik mengitari meja kerjanya, tangannya sibuk memencet layar ponsel lalu kemudian ia tempelkan ke telinga.Mencari sebuah pembuktian, seperti yang ibu mertuanya bilang.Edgar harus segera melakukan itu kalau tak ingin semua jadi basi karena dianggurkan terlalu lama.Sebelum ini Edgar terlalu sibuk memikirkan Maria dan Ares, mendatangi tempat wanita itu meski tak diberi pintu hingga tidak mendapat Ilham penyelesaian untuk masalahnya, dan beruntunglah, mendengar kalimat Emily tadi pagi otak Edgar yang semula kacau bisa lebih terang sedikit.Nada terhubung di ponsel Edgar akhirnya berhenti. Terganti dengan suara sapa lelaki dari seberang.Dan ketika itu Edgar tak basa-basi sama sekali. Ia langsung menanyakan apa yang perlu ia tau.“Lo inget waktu temen-temen gue dateng sekitar sebulan lalu?” tanya Edgar manajer club yang ia punya.Orang diseberang telepon sana menggumam sejenak, mungkin mencoba menelaah memori. Hingga ak

  • A Modern Fairytale   63. Talk

    Dan seperti yang Edgar duga.Maria memarkirkan mobil didepan rumah, keluar dari pintu kemudi, mendongak sedikit dan melihat Edgar yang berdiri di teras lantai dua.Seakan memang lelaki itu berdiri disana hanya untuk menunggu kehadiran Maria.Maria marah. Tentu saja.Edgar main ancam, dia bilang tak akan mengembalikan Ares kalau bukan Maria sendiri yang mengambilnya. Hanya karena Maria cukup baik untuk mempertemukan mereka bukan berarti Edgar berhak untuk melakukan hal semacam ini. Mencoba mengambil Ares dari Maria.Persetan kalau semua hanya ancaman belaka atau memang niat yang memang benar-benar akan ditunaikan.Maria melangkah, memasuki rumahnya yang sudah seperti kapal pecah. Menaiki tangga dan berdiri didepan pintu kamar Ares, membukanya dan anak lelaki itu tak ada, Maria pun bergegas pindah, menuju kamarnya dan Edgar, membuka pintu.Lalu tanpa melangkah masuk Maria mengatakan. "Keluar!"Memerintah Edgar agar segera keluar dari kamar dan mendekat pada

Bab terbaru

  • A Modern Fairytale   Cuap-cuap author

    Aloha, anyonghaseyo yorobun, Esteifa imida~A Modern Fairytale akhirnya tamat juga.Pertama-tama aku mau ngucapin terimakasih banget buat teman-teman semua yang sudah mau membaca kisah dari anak-anakku, mulai dari Jane-Theo dan berlanjut ke Maria-Edgar.Terimakasih karena sudah memberi support untuk author dengan memberi ulasan dan komentar positif, terimakasih juga karena sudah mau mengikuti kisah-kisah buatan author dengan sabar menunggu update-an, terimakasih mau bertahan di cerita yang koinnya mahal ini.Buat kakak-kakak dan teman-teman yang mengikuti aku dari lapak Oren sampe sini khususnya, thank yu so much, aku sayang banget sama kalian. Kakakku Laely sha, Rhicut, Puspa Wulandari, sazaa, You and I, ada Jendeuk, Lee jae Wook, Ruby Jane, banyak lagi tapi aku lupa nama akunnya maaf, pokoknya makasih buat semuanya;)Buat yang punya aplikasi baca tulis Oren (wtpd) boleh banget cari Esteifa biar tau updatean cerita-ceritaku, karena aku sering info

  • A Modern Fairytale   71. Keluarga

    Dua belas tahun kemudian... -- Pagi itu datang seperti hari biasa.Bunyi alarm, kicau burung, dan juga teriakan ibu yang menyuruh anak-anaknya bangun.Seorang wanita berambut hitam pendek seleher sedang sibuk menata piring diatas meja makan. Ia memakai dress floral selutut dengan lengan sampai siku.Lalu terdengar bunyi langkah dari tangga, turunlah laki-laki yang mempunyai wajah rupawan warisan orangtuanya, dia tinggi dan menggunakan seragam SMA.Ares meletakan ransel sekolahnya dikursi, duduk, lalu mengeluarkan ponsel dari saku. Anak laki-laki yang dahinya ditutupi plaster kecil itu mendecak sembari memejamkan mata.“Mommy jangan cium-cium aku ih,” eluh Ares sebal ketika ibunya, wanita bersurai pendek yang cantiknya suka disalahi sebagai kakak Ares itu tak sungkan mengecup dua pipi dan juga kening putranya.Ibu Ares balas mendecak, tak sungkan mengacak pelan rambut hitam lebat milik Ares yang sudah ditata baik-baik.“Haduh, anakk

  • A Modern Fairytale   70. Dari ayah untuk ayah

    “Saya dengar kamu sudah menikahi Maria?”Edgar tertendang keluar saat Maria didatangi teman kentalnya.Oleh karena itu, saat ia sedang terduduk didepan ruangan, kemudian berjalan berniat mengunjungi cafetaria Edgar bertemu ibu mertuanya. Mengatakan kalau sang ayah mertua ingin bertemu.Emily sudah tau kalau Maria sudah bangun, Albert Foster juga sudah menemuinya, dan terjadilah reuni mengharukan antara anak dan bapak itu.Edgar sendiri lebih banyak diam saat Albert mendatangi Maria, ia hanya mendengarkan percakapan rindu mereka sebelum keluar dari ruangan memberi keleluasaan untuk berbincang.Dan sekarang. Ayah mertua Edgar memanggilnya.Oke. Bahkan untuk menyematkan sebutan ayah mertua saja terdengar sedikit canggung.Edgar berdehem, lelaki itu menegakan punggung. Mengangguk kepada pria paruh baya yang duduk di brankar itu.“Maaf kalau saya menikahi Maria tanpa menunggu bapak bangun,” jawab Edgar dengan suara yan

  • A Modern Fairytale   69. Dia yang tertunda lahirnya

    “Sini foto dulu,” ujar wanita berambut pendek itu semangat, tangannya mengangkat ponsel tinggi-tinggi, berpose mendempel pada Maria yang memasang wajah sebal dari tadi.Jane memekik semangat melihat hasil foto yang ia dapatkan, wajah pucat Maria dan kusut rambut sultan satu itu amat sulit didapatkan.“Ntar kalo lo ulang tahun jadi ada bahan buat pasang muka aib,” ujar Jane kemudian.“Serah lo!” sahut Maria tak peduli.Ia tau kehadiran Jane di rumah sakit sepagi ini jelas karena sahabatnya itu khawatir akan keadaannya, namun setelah datang, Maria juga tau sekali kenapa Jane tak mengeluarkan raut wajah sedih atau eskpresi simpati, karena jika Jane melakukan hal itu wanita itu tau suasana hati Maria akan kembali buruk, oleh karena itu, tingkah konyol wanita yang hamil besar itu amat dibutuhkan saat ini.“Mana liat,” ujar Maria kemudian, memeriksa hasil jepretan yang Jane ambil. “Awas kalo lo uplod IG t

  • A Modern Fairytale   68. Aku

    Tidak ada yang mudah, semua orang pun tau itu dari awal. Dalam hidup manusia selalu diwanti-wanti untuk waspada, karena hidup tak selalu baik-baik saja, banyak haling rintang, dan benar memang kalau itu semua melelahkan. Namun, bukankah karena lelah itu, manusia jadi lebih menghargai kehidupan.Maria sadar betul dengan apa yang dinamakan hubungan timbal balik. Apa yang kamu tanam itulah yang kamu tuai. Keduanya mirip.Sama-sama mengharuskan manusia untuk bercermin. Berkata bahwa, jangan mengharapkan apa yang lebih baik kalau dirimu sendiri saja belum sebaik itu.Dan tentu. Orang-orang mempunyai sifat tersendiri, ada yang terlahir dengan hati hangat dan juga ada yang memang dasarnya memiliki hati yang dingin. Tetapi hidup itu adalah perubahan, sifat manusia tak akan selalu sama.Berdasarkan hal-hal itu, Maria selalu bertanya-tanya, kenapa ia mendapatkan hal sebaik ini dalam hidup. Ia menanam hal sebaik apa hingga menuai keajaiban seperti Ares, suami yang bijaksana

  • A Modern Fairytale   67. Semua akan baik-baik saja

    Begitu sampai di rumah sakit, Edgar tak menunda untuk berlari, meninggalkan motornya didepan rumah sakit begitu saja, tak menghiraukan apapun, dengan napasnya yang memburu pria yang badannya basah karena tersiram hujan itu menuju unit gawat darurat.Melihat dengan matanya tiga orang perempuan duduk di kursi tunggu di ruang perawatan gawat darurat itu.Edgar menarik napas dalam-dalam, berlari, ia meneguk ludah sebelum kemudian berdiri didepan pintu UGD.“Ed,” panggil Emily dengan suara bergetar saat Edgar terlihat hendak menerobos pintu itu. “Jangan masuk dulu, nggak boleh.”Emily menarik lengan atas Edgar, menarik mundur menantunya itu, keadaan Maria jauh dari kata baik, apalagi dengan pendarahan yang dialami, Emily tidak yakin Edgar akan bisa melihatnya. Bahkan ia sendiri tak mampu menahan tangis melihat keadaan Maria sedemikian rupa.Edgar mengangkat pandangan, menghembuskan napas berat, hatinya amat sesak, ia tak bisa menunggu lebih lama untuk melihat Maria, ia tak

  • A Modern Fairytale   66. Edgar feel

    Edgar baru saja selesai rapat, lelaki tampan yang menggunakan setelan jas tanpa dasi itu melangkah dengan langkah lebar menuju kantornya. Tak ingin pangeran kecilnya menunggu lebih lama, karena Edgar sudah meninggalkan Ares dalam durasi yang cukup untuk memebuat anak itu marah pada Edgar.Saat baru keluar dari lift, Edgar mengembangkan senyum ketika matanya melihat anak empat tahun duduk di kursi kerja Laras dengan gadget ditangan. Sekretaris baru Edgar yang dipasrahi untuk menjaga Ares mungkin sedang ada keperluan hingga meninggalkan anak itu sendirian.Edgar menunduk ketika sudah sampai di depan anaknya, mengalihkan atensi anak itu pada sang ayah sejenak sebelum kembali menunduk pada gadget ditangan.Huft. Sepertinya Maria benar, Ares tidak seharusnya dikasih mainan digital di usia sedini ini. Karena lihat, Ares yang biasanya tidak pernah mengabaikan Edgar kini anak itu malah lebih tertarik dengan cacing pemburu donat dan burger di layar pipih itu. Tidak boleh dibia

  • A Modern Fairytale   65. Maaf

    -- “Hai guys,” sapa Maria saat baru sampai disana. Berdiri di sisi meja sementara satu pasang orang yang duduk itu mendongak dengan cepat.Mata mereka kompak melebar melihat kehadiran Maria yang menyapa dengan ramah meski tau kalau sejatinya Maria tidak seramah itu.Jane yang baru berhasil sampai di samping Maria langsung menarik lengan sahabatnya, Maria diam saja, menolak diajak pergi, dan saat Jane menatap Sabina serta lelaki yang kemungkinan besar adalah pacarnya ini Jane justru memicing sekilas lalu berubah melebarkan mata,“Eh, anjas, beneran mantan lo,” celetuk Jane tanpa malu, keras pula.Maria tersenyum ramah sekali, tak keberatan dengan perkataan Jane. “Maaf ganggu, ya. Gue pengen nyapa. Gimana kabarnya kalian?”Lelaki yang mempunyai mata kebiruan itu ikut memicing. Berkata dengan Bahasa Indonesia yang lancar. “Maria,”Maria mengangguk. “Hai, Just.”“H-how are you?” tanya Justin kemudian, tak terlalu menyangka dengan kehadiran Maria yang tiba-ti

  • A Modern Fairytale   64. Titik terang

    Mungkin sebagian besar orang akan menganggap kalau Maria adalah wanita paling bodoh yang pernah ada.Dengan menyia-nyiakan lelaki rare yang terbukti baik seperti Edgar, ingin melepas status resmi dan malah teringin berpisah. Meski sadar kalau perasaannya masih berpaut pada lelaki itu. Masih sayang. Tetapi malah membuat derita untuk diri sendiri dengan menambah masalah lain.Benar. Edgar sudah membuktikannya pada Maria.Lelaki itu mengirimkan potongan video pembuktian kalau Edgar tak pernah bersama Sabina dalam artian yang special, Edgar yang selalu pulang sendirian dan juga terpisah dari Sabina, tak pernah membuat gestur atau kontak fisik berlebih, bersentuhan saja tidak. Apalagi dengan fakta bahwa Edgar tak pernah pulang diatas jam sebelas malam. Satu bulan lalu lelaki itu senggang dan hampir tak pernah lembur, selalu pulang kantor tepat waktu.Dan Ardila juga mengatakan kalau usia kandungan Sabina sudah tiga minggu, ibu mertua Maria itu juga ikut mayakinkan kalau apa y

DMCA.com Protection Status