Malam hari yang dingin di kediaman Bedros memaksa semua orang untuk mengenakan pakaian tebal di tubuh mereka. Seharusnya mereka bisa menggunakan pakaian tipis dan tetap hangat dengan bantuan batu keras yang berisi Mana, namun karena mereka saat ini sedang berada di tempat yang melarang penggunaan batu keras memaksa mereka untuk bertahan.
Pekerjaan hari ini menjadi lebih cepat berkat bantuan alat yang diciptakan Duke Leon beserta para penyihir yang ikut membantu menciptakan alat guna mempermudah tugas mereka masing-masing.
Semua orang sedang beristirahat di tempat, ada beberapa prajurit yang terjaga di sekitar api unggun, ada pula para calon pengendali Mana dan ayah-ayah mereka tidak ikut terlelap sibuk dengan apa yang sedang mereka lakukan sekarang, kecuali Nicon dan naganya G yang tengah tertidur pulas di bawah pohon dekat api unggun.
Tubuhnya yang lebih kecil ditambah wajah yang sangat menggemaskan mata yang bulat sepe
Mentari pagi terasa menghangatkan badan, orang-orang yang sempat tinggal mengurusi obat-obatan dari wilayah Bedros merasa lega bisa kembali ke ibu kota dengan selamat. Penduduk yang sedang menunggu kedatangan mereka menampakkan wajah senang dan gembira melihat kedatangan para rombongan ksatria yang membawa peti-peti berisikan obat.Pemuda-pemuda bersorak ria menyambut kedatangan, para orang tua merasa bangga sampai-sampai mereka mengangkat tongkat penyangga badan tinggi langit. Para wanita menangis haru dan anak-anak berlarian menyanyikan lagu kebangasaan Rhodes.“Dia mengutus mereka dengan gagah berani, leluhur mereka terlahir dari cahaya-cahaya dewa dan anak kecil itu menjadi pemimpin di negeri Rhodes. Mereka terlahir dari cahaya-cahaya dewa begitu juga dengan tanggung jawab yang mereka pikul, seluruh negeri iri dan benci dengan mereka yang terlahir dari cahaya-cahaya dewa,”Ibu kota dipenuhi dengan gaungan
Selamat sore pembaca 5 games on. Maaf untuk beberapa hari kemarin tidak bisa update cerita karena ada kepentingan keluarga dan ibu mertua Lyxn meninggal dunia. Sekali lagi minta maaf, ini bukan lanjutan cerita jadi tidak akan dikenakan tagihan. Selamat malam semua, Lyxn berharap cerita ini bisa kalian bagikan ke teman-teman terdekat. Terima kasih sudah setia membaca cerita ini sampai sekarang, tanpa kalian Lyxn tidak bisa apa-apa terutama jasa kalian sudah mau menemani cerita jelek ini dari awal tidak seperti para penulis novel lainnya di Good Novel. Lyxn berharap kalian semua sehat selalu dan diberikan kesejahteraan dalam hidup kalian. Aamiin. Salam hangat Lyxn
“Sejatinya kepala pelayan kami adalah makhluk kontrak,” kata Duke Elrica dan menceritakan keterkaitan kepala pelayan dengan tambang batu keras.Pada saat Bedros beberapa dekade berdiri di atas tanah dingin bersalju mereka cukup kesulitan mendapatkan pelayan maupun ksatria untuk mengurusi wilayah mereka yang luas. Bedros mengelilingi wilayah Rhodes untuk merekrut orang-orang di ibu kota untuk tinggal disana mengurusi segala keperluan.Namun, karena masih kurangnya manusia yang tinggal di ibu kota dan pada saat itu raja baru mengadakan pesta besar kebangkitan Rhodes membuatnya enggan meminta izin kepada raja untuk mengurusi wilayah disana.Raja baru kala itu senang dengan hidup mewah akibat pengaruh ratu dari luar Rhodes karena pernikahan politik, membuatnya sangat ingin disanjung oleh negara tetangga dan gila pujian mengakibatkan para Pengendali Mana sering kali membersihkan kotoran-kotoran yang keluarga raja
“Sudah cukup!” teriak seseorang dari pintu, dia dan beberapa orang lainnya masuk ke dalam tenda raja pada saat mereka tengah sibuk melakukan rapat. Serentak orang-orang yang berada dalam tenda melihat ke arah mereka semua, Duke Leon maju kedepan mendekati meja rapat. Keadaan mereka kali ini aman terkendali karena berhasil mencegah penyebaran penyakit dan menyembuhkan orang-orang sakit. Usai memakamkan kepala pelayan keluarga Bedros, Duke Leon memaksa Altair untuk menceritakan apa yang dia ketahui kepada Duke Elrica dan Zhi, meskipun dia tidak terlalu memperhatikan apa yang disampaikan Altair. Termasuk asumsi atau perkiraan yang melanda Rhodes tahun ini sangat berkaitan dengan upacara penyegelan Mana. Akhirnya mereka bergegas menemui para pengendali Mana yang lain dan pergi ke ibu kota. “Maaf kan kami yang tiba-tiba masuk dan menyela rapat anda Raja,” sambung Duke Leon memberi hormat kepada ra
Raja Benedict, para pengendali Mana bahkan anak-anak mereka geram setelah Saintess menceritakan wahyu yang diutus oleh dewa kepadanya. Dia yang berusaha menyembunyikan informasi penting tidak bisa mengubah perasaan mereka seketika sekalipun dia meminta maaf kepada semua orang yang berada disana sekarang.Hanya mereka berdua yang nampak biasa usai mendengar rahasia yang disampaikan Saintess, Adir yang sedari awal sudah menguping pembicaraan dewa dengan ayahnya dan Altair merasa bahwa kini semua orang akan membicarakan identitas dirinya sebagai penjelajah waktu cepat atau lambat.Raja Benedict bahkan jatuh terduduk tidak kuasa mendengar hal tersebut, terdengar suara meja dipukul dengan sebuah pedang.“Sekarang kita harus mencari siapa dia!” teriak Duke Stuart yang tidak bisa menahan amarahnya meskipun disamping ada seorang raja duduk lemas.“Sekarang bukan saatnya untuk mencari siapa
Tatapan mata mereka saling mengeluarkan pancaran sinis, Duke Stuart membanting tubuh Altair hingga jatuh ke bawah dan dia berusaha membersihkan dirinya dari kotoran di badannya. Nicon yang tidak terluka bangkit lalu menghambur kembali ruang sempit berbentuk segi empat, berusaha mengetuk-ketuk dinding sekuat tenaga. Rantai yang melekat tidak merespon gerakan pemiliknya, dari luar Duke Leon hanya bisa menggerimici kan berusaha menarik rantai-rantai yang masih melekat di tangan dan kaki Duke Stuart. Zhi berulang kali menusuk pelindung menggunakan tombak seperti mengikis es yang membeku untuk membuat patung, jangankan berlubang tempat itu bahkan tidak terlihat ada goresan.
Bunga-bunga es menempel erat pada dinding pelindung, entah darimana asalnya namun, itu melekat memberikan efek goresan sedikit demi sedikit. Sayatan demi sayatan akhirnya berubah menjadi retakan besar, Duke Stuart yang tidak memperhatikan usaha Altair untuk keluar dari sana berusaha menyembunyikan alat sihir di belakang punggungnya.Alat yang serupa dengan kaki-kaki gurita terbuat dari besi-besi dan sendi-sendi dari batu keras berisi Mana, dentuman besar dari arah luar menggerakan dinding tersebut dan sekarang cahaya api mulai terlihat jelas.Altair juga menggunakan salah satu tangannya untuk mengendalikan rantai-rantai merusak penghalang yang menyesakkan, memukul retakan yang berpotensi bisa ditembus. Baju besi yang dia gunakan mengeluarkan bunyi yang memeka telinga saat bersegesakan dengan bola perak yang menahan tubuhnya dengan kuat.Jari jemarinya patah saat menahan penolakan Duke Stuart dengan wajah meringis menahan
Malam masih panjang dari jendela terlihat orang-orang sedang berlalu lalang, baik itu para ksatria maupun orang-orang yang tidak terjangkit bisa keluar masuk di wilayah tersebut. Nicon dan Zhi masih beradu argumen memperebutkan tempat tidur di tengah.Sisanya memilih untuk membersihkan badan yang penuh dengan keringat serta debu, menyegarkan dalam bak mandi atau berdiri merasakan kenyamanan air yang membasuh tubuh-tubuh indah mereka.Badan Arion penuh dengan luka serta sayatan menandakan betapa kerasnya dia belajar untuk menjadi seperti ayah-ayahnya dulu sekaligus mengemban amanah sebagai penjaga daratan Rhodes yang luas.Adir merendam tubuhnya dengan menggunakan beberapa aroma herbal yang bisa membangkitkan Mana, kabut panas menyelubungi kamar mandi yang luas tanpa sekat membuat mereka bisa memandangi tubuh satu sama lain.Altair juga sedang terduduk di kursi khusus sedang menggosok bagian tubuhnya
Pemilik toko langsung mengarahkan tangan terampilnya menarik Altair masuk ke dalam. Dia tidak bisa menolak ajakan yang belum dikenal sebelumnya seakan ikut terpengaruh suasana toko kain semenjak masuk ke dalam. Altair berdiri di atas podium mini beberapa karyawan memasuki ruangan berbaris dengan rapi membawa senjata serta alat untuk menyerangnya. Keahlian mereka bergerak cepat mengukur tubuh Altair setiap inchi. “Tidak bisa begini,” ucap salah satu karyawan yang berada dibelakang Altair sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat dan kemudian menarik baju Altair menanggalkan sehingga setengah telanjang. Tangan-tangan mereka semakin liar, lima orang lainnya mencatat apa saja yang diucapkan rekan-rekannya. Pemilik toko melihat dengan puas berkelana menggunakan pikirannya sendiri. Orang-orang dari balik tirai bersembunyi sudah tidak sabar untuk keluar akan tetapi ditahan oleh temannya. Altair layaknya hewan ternak yang patuh untuk diperah tidak melakukan perlawanan. “Silahkan tunggu
Aroma vanila sangat manis untuk dinikmati, bau roti yang baru saja keluar dari panggangan mengepulkan asap, kue-kue kering yang tersusun rapi di ranjang-ranjang anyaman terbuat dari bambu ditutupi taplak meja.Di atas meja dipenuhi oleh bir, kue pie, bouquet, buah-buahan dan tidak lupa vas bunga berisi air digunakan untuk meletakkan bunga matahri sebesar piring. Para pria sedang bersemangat melakukan duel serta taruhan minum bir, perasaan senang mereka merambat ke meja-meja lain.Di malam hari ibukota kembali mengadakan pesta meriah di depan-depan rumah mereka, para wanita menggerakkan tubuhnya yang indah, gaun-gaun mereka melambai-lambai luwes menyeret di atas paving. Sepatu-sepatu yang dihentakkan seirama dengan dentuman musik yang nyaring, terdengar suara siulan menggoda mereka.“Halo tuan muda,” ucap seorang gadis yang sedari tadi melihat ke arah Altair bersama kawan-kawannya dari jauh berteduh di bawah p
Mata gadis tidak lepas memandangi makhluk kecil di pundak Nicon kemudian masuk ke dalam penginapan dan mereka mengikutinya dari belakang. Pandangan mereka seakan bertanya “ada apa dengannya?”. Namun, tidak seorangpun dari mereka memulai terlebih dahulu untuk berbicara hingga keduanya sudah berada di depan kamar masing-masing. “Dia sangat aneh,” kata Zhi merogoh kunci di sakunya terkejut mendengar pintu disebelahnya tiba-tiba terbuka dan kunci yang ada di tangannya terjatuh. Nicon melihat Adir yang keluar dari kamar berlari mendekat, Zhi yang hampir saja meledakkan emosinya ditahan oleh Nicon. “Bagaimana kabarmu?” tanya Nicon khawatir. Adir melihat ke arahnya kemudian melekat begitu lama ke arah lain. “Kami semua mencarimu kemana-mana dan tidak tidur di malam hari,” sambung Zhi. “Hewan peliharaan yang lain juga menghilang, apakah kau tahu dimana keberadaan mereka sekaran
Acara meriah penuh dengan gemerlap lampu berwarna, iringan musik di setiap jalan-jalan, makanan-makanan berjejer rapi di tepi-tepi rumah dan mereka keluar mengenakan pakaian bagus serta berhias. Para pria sibuk bersenda gurau sembari memegangi botol bir besar dari kayu, para wanita menari dengan riang gembira seirama dengan alunan musik yang menggugah jiwa untuk ikut bergabung.Ketiga calon pengendali Mana bergegas menuruni anak tangga, Nicon meninggalkan naga kecil tidur di atas tempat tidur miliknya. Mereka menikmati perjalanan yang sangat menyenangkan ikut meriahkan pesta besar yang diadakan di jalanan ibu kota.Altair berlari mendekati keramaian orang-orang, melihat penduduk yang tadi tertutup dan kurus kekurangan gizi kini nampak seperti manusia pada u
Mereka melaju pesat meninggalkan Adir dan Altair di belakang akan tetapi tidak meninggalkan sosok mereka berdua dan masih bisa melihat keberadaan masing-masing. Mentari pagi sangat menyenangkan untuk menyentuh kulit serta tubuh kekar keduanya sehingga keringat yang muncul terkena angin pacuan kuda yang mereka tunggangi terasa menyejukkan.“Dimana hewan peliharaan agung?” tanya Adir kepada Altair serius mengendarai kuda hitamnya.Altair melirik ke belakang melihat Adir, dia juga sedang mencari sosok makhluk biru di sekitar mereka. Kemudian Pino tiba-tiba keluar dari dalam tubuh Altair melalui kedua tangan yang sedang memengang tali kekang kuda.Kemu
Tidak menunggu waktu lama segerombolan bandit menyerang anak-anak muda yang baru pertama kali menginjakkan kaki tanah di luar Rhodes. Altair dengan cepat membuat tameng di sekitar mereka agar orang-orang tidak masuk lebih dalam.Terkejut dihalangi oleh dinding pertahanan, mereka berusaha memukul-mukulnya dengan keras.“Berapa lama kita bisa bertahan di dalam?” tanya Zhi bersiap menyerang.“Jika kau ingin sampai mereka pergi dari sini tidak masalah,” jawab Altair yang acuh melihat banyaknya kerumunan.“Itu akan sangat lama, kita tidak memiliki banyak waktu hanya untuk menunggu mereka pergi,” ucap Nicon tiba-tiba sudah duduk di atas punggung naga bersiap mengepakkan kedua sayapnya untuk terbang melewati celah di atas dinding.Dia pergi meninggalkan rekan-rekannya dari atas naga meniup semburan api membubarkan pertahanan mereka. Melihat api yang s
Ruang rapat terasa mencekam, para pengendali Mana memutuskan untuk mengirim anak-anak mereka pergi meninggalkan Rhodes dan hewan peliharaan dewa akan menjadi pemandu tempat penyegelan.Keberangkatan kali ini tidak ada upacara pelepas kepergian seperti tahun-tahun sebelumnya hanya ditemani segelintir orang-orang yang saling kenal satu sama lain serta sanak keluarga saja.Bermodalkan perbekalan sederhana dengan berat hati menjalankan kewajiban dan tanggaung jawab sebagai calon pengendali Mana selanjutnya. Altair hanya ditemani bersama ayahnya di pintu gerbang Rhodes sedangkan keluarganya menunggu di dalam kereta. Lily kakak perempuan mengamati dari jauh di balik kaca.
Malam masih panjang dari jendela terlihat orang-orang sedang berlalu lalang, baik itu para ksatria maupun orang-orang yang tidak terjangkit bisa keluar masuk di wilayah tersebut. Nicon dan Zhi masih beradu argumen memperebutkan tempat tidur di tengah.Sisanya memilih untuk membersihkan badan yang penuh dengan keringat serta debu, menyegarkan dalam bak mandi atau berdiri merasakan kenyamanan air yang membasuh tubuh-tubuh indah mereka.Badan Arion penuh dengan luka serta sayatan menandakan betapa kerasnya dia belajar untuk menjadi seperti ayah-ayahnya dulu sekaligus mengemban amanah sebagai penjaga daratan Rhodes yang luas.Adir merendam tubuhnya dengan menggunakan beberapa aroma herbal yang bisa membangkitkan Mana, kabut panas menyelubungi kamar mandi yang luas tanpa sekat membuat mereka bisa memandangi tubuh satu sama lain.Altair juga sedang terduduk di kursi khusus sedang menggosok bagian tubuhnya
Bunga-bunga es menempel erat pada dinding pelindung, entah darimana asalnya namun, itu melekat memberikan efek goresan sedikit demi sedikit. Sayatan demi sayatan akhirnya berubah menjadi retakan besar, Duke Stuart yang tidak memperhatikan usaha Altair untuk keluar dari sana berusaha menyembunyikan alat sihir di belakang punggungnya.Alat yang serupa dengan kaki-kaki gurita terbuat dari besi-besi dan sendi-sendi dari batu keras berisi Mana, dentuman besar dari arah luar menggerakan dinding tersebut dan sekarang cahaya api mulai terlihat jelas.Altair juga menggunakan salah satu tangannya untuk mengendalikan rantai-rantai merusak penghalang yang menyesakkan, memukul retakan yang berpotensi bisa ditembus. Baju besi yang dia gunakan mengeluarkan bunyi yang memeka telinga saat bersegesakan dengan bola perak yang menahan tubuhnya dengan kuat.Jari jemarinya patah saat menahan penolakan Duke Stuart dengan wajah meringis menahan