Home / Fantasi / 5 games on / Chapter 6

Share

Chapter 6

Author: Lyxn
last update Last Updated: 2021-08-10 22:19:01

Di tanah kerajaan Rhodes sebelum terbentuk, terlihat orang-orang berkumpul untuk berkemah dari beberapa penjuru negara. Mereka beristirahat di tanah itu.

Pemimpin pasukan dari masing-masing rombongan juga tengah mempersiapkan kebutuhan untuk menginap. Ada yang sudah menginap dan berkemah di sana, sebelum rombongan yang lain tiba.

Salah satunya adalah keluarga Onder de. Dia bersama keluarga dan saudara-saudaranya tengah melakukan persiapan untuk berburu.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • 5 games on   Chapter 7

    Onder de mulai memegang dua belati di tangannya dan sisa belati miliknya melayang menyerang salah satu kepala naga. Belatih yang berterbangan menyerang salah satu kepala naga membuat naga kelelahan dan kebingungan. Belati-belati yang terbang dikendalikan Mana Onder de seperti tali berwarna hijau muda keemasan jika terkena sinar bulan di malam hari. Salah satu belatih yang melayang tergigit oleh naga sisanya berusaha berputar kembali berusaha menusuk kepala naga dan Onder de berusaha lari mendekati sayap naga. Kepakan sayap dari naga mengeluarkan hembusan angin besar membuat pergerakan mereka sedikit terhambat. Setelah diam-diam menyusup di belakang naga terlihat dua sayap yang sibuk mengepakkan untuk membuat hembusan angin yang kuat. Belati yang dipegang dengan kedua tangannya dicengkram dengan kuat. Onder de memusatkan kembali Mana kepada semua belati miliknya. Mana yang melapisi belati-belati membuat ukuran mereka 3x lebih besar dari sebelum

    Last Updated : 2021-08-10
  • 5 games on   Chapter 8

    Setelah Altair membaca buku sejarah berdirinya kekaisaran Rhodes dan bagaimana kerajaan ini muncul. Altair merasa takjub dan terpesona dengan kisah heroik, Altair adalah salah satu keturunan dari lima pahlawan yang sangat berjasa. Dalam buku sejarah yang lain 500 tahun yang lalu setelah keluarga Onder de menyegel Mana karena Mana harus disegel setiap 100 tahun sekali sesuai setelah anak laki-laki keturunan sampai puncak kedewasaan. Mereka akan mengembara dan melakukan tugas tersebut. Keturunan Onder de kembali dari misi penyegelan. Ayahnya yang sebagai penerus mutlak membantu penyegelan di altar khusus yang disaksikan oleh Raja mereka dan beberapa orang lainnya. Setelah selesai penyegelan mereka mendengar bahwa pamannya dihukum gantung oleh pihak istana, karena memiliki tanda-tanda akan melakukan kudeta dengan beberapa pengikutnya. Pemuda tersebut lari menemui pamannya dia tidak tahu masalah yang terjadi selama dia meninggalkan kampung halaman dan apa

    Last Updated : 2021-08-20
  • 5 games on   Chapter 9

    Setelah melewati banyak tembok, Altair berdiri di pintu masuk hanya terlihat tembok biasa dengan lubang seukuran jari tangan Altair memasukkan jari tangannya namun, tidak ada respon. Altair mencoba cara lain dengan dia mengalirkan Mana yang membalut tubuh dan memusatkan semua di jari tangan. Mana mengalir melewati lubang jari menuju celah-celah dinding batu. Mana biru merambat ke berbagai celah dinding lalu bertemu dan terfokus dalam satu titik di hadapan Altair. Pintu tembok tersebut menghilang perlahan dan terlihat lemari besar dengan rak-rak pembatas, di sana terdapat barang-barang kuno yang sudah ada di zaman awal terbentuknya kerajaan termasuk batu keras milik Onder de kakek ke 1000 tahun. Altair melihat cawan berwarna merah gelap, di sekelilingnya terdapat mata batu berwarna hitam berukuran kecil. Altair bergegas mengambil cawan yang ingin segera keluar sebelum ayahnya kembali masuk kesana yang akan membuatnya terjebak entah sampai berapa lama.

    Last Updated : 2021-08-21
  • 5 games on   Chapter 10

    Altair berjalan ke ibu kota Rhodes melihat lingkungan di luar mansion terlihat sangat ramai banyak orang yang berkeliaran. Altair memutuskan untuk keluar dari mansion untuk beberapa hari, setelah mandi Altair bersiap melengkapi barang-barang yang akan dibawa untuk pergi malam itu. Altair memilih untuk keluar kabur dari keluarganya karena jika dia meminta izin terlebih dahulu sangat dipastikan ayahnya tidak akan memberi izin meninggalkan mansion. Altair juga sudah memberikan selembar kertas ke ayahnya jika di akan pergi beberapa hari untuk mengunjungi kota ibunya dulu. Altair berharap jika dirinya terlibat masalah selama diluar ayahnya bisa memakluminya. Meskipun Altair tidak berharap ayahnya tidak dapat membela atau membantunya nanti. Setelah memastikan semua orang tidak terlihat berkeliaran di sekitar mansion Altair pergi melalui jendela di dalam kamarnya. Memakai jubah hitam menutupi wajahnya dan menyandang tas kecil yang berisikan beberapa koin emas

    Last Updated : 2021-08-24
  • 5 games on   Chapter 11

    Altair pergi ke suatu tempat di sana terdapat banyak orang sedang berkumpul melihat sesuatu. Matahari sudah mulai menyambut pagi seorang pria paruh baya duduk bersama dengan orang yang sedang melakukan judi jalanan dengan dikelilingi orang yang sedang melihat permainan mereka. “Coba tebak,” ucap si pria yang terlihat seperti pemilik judi. “Kali ini jika kau menang aku pasti akan melipat gandakan taruhan mu,”ucapnya lagi sembari menggigit tusuk gigi. Pria yang berada di hadapannya itu terlihat seperti orang yang cukup kaya lalu dia mengeluarkan beberapa koin emas di dalam kantongnya meletakkan koin di atas kartu yang dipilihnya dengan gugup. “Kali ini kau harus membayarku lebih,” ucapnya sambil meletakkan koin tersebut di sebelah kanan. “Tenang saja,” jawabnya dengan santai. Altair yang sudah berdiri di samping pria yang bertaruh sedang memperhatikan jalannya permainan. Si Bandar membuka kartu pilihan lawannya dengan kartu 3 hat

    Last Updated : 2021-08-24
  • 5 games on   Chapter 12

    Pagi Pun tiba, Altair tengah bersiap-siap untuk pergi dari penginapannya semalam. Setelah kembali dari kasino Altair langsung masuk ke dalam penginapan dan segera dia mengumpulkan darah ke dalam cawan. Cawan itu terisi penuh oleh darah Altair dan langsung membuatnya lemas lalu tertidur. Sekarang Altair bangun dengan keadaan segar bugar setelah semua siap, Altair melihat ke arah cincin di jari telunjuknya. Di tengah lingkaran sudah terlihat berwarna merah penuh dengan darah Altair. Merubah lagi menjadi sosok orang lain dengan kekuatan Mana di kalung lehernya. “Sekarang waktunya,” ujar Altair dengan semangat. “Semoga makhluk yang agung ini bisa membantuku keluar dari dunia ini,” ucap Altair sembari mencium cincin. Altair pergi menuruni tangga penginapan, memesan makanan dan pergi ke pasar. Altair pergi ke pasar untuk membeli bubuk batu Mana dan bubuk peri emas. Selama Altair berada di ibu kota, dia melihat sendiri bagaimana rakya

    Last Updated : 2021-08-24
  • 5 games on   Chapter 13

    “Masih anak-anak yang belum menjadi penerus pengendali Mana seutuhnya,” terdengar suara kecil yang membisik. Altair berusaha mencari asal suara dan menemukan sebuah makhluk sedang melayang di sebelah bahu kirinya. Memiliki tubuh seperti manusia berbadan ubur-ubur dengan hiasan rumbai seperti gadis belia dengan rambut diikat ke belakang. “Kamu ini apa?” tanya Altair dengan penasaran.

    Last Updated : 2021-08-29
  • 5 games on   Chapter 14

    Pagi sudah terlihat dan Altair sudah berada di dapur umum untuk sarapan hari ini dia sudah bisa kembali merubah diri menjadi orang lain. “Sepertinya Manamu sudah kembali,” ucap Pino yang sedang duduk di pundak Altair. Altair tidak menghiraukan perkataan Pino dia sedang fokus untuk mencari kemungkinan dimana Saintess berada. “Aku bisa membantumu lalu kau bisa segera keluar dari sini,” Altair menoleh ke arah Pino melihat Altair yang menoleh ke arahnya Pino mulai gugup seperti sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Pino mulai kembali lega, setelah Altair tidak menatapnya lagi. “Aku tidak ingin terburu-buru dan akan berusaha keras untuk menemukan Saintess dengan caraku sendiri.” jawab Altair. “Dia bukan orang biasa yang bisa dengan mudah ditemukan oleh orang sepertimu,” “Dia hanya bisa berbicara jika itu berhubungan dengan wahyu dewa atau yang semisalnya karena Saintess membangun lingkaran sihir untuk menyembunyikan dirinya

    Last Updated : 2021-08-29

Latest chapter

  • 5 games on   Chapter 90

    Pemilik toko langsung mengarahkan tangan terampilnya menarik Altair masuk ke dalam. Dia tidak bisa menolak ajakan yang belum dikenal sebelumnya seakan ikut terpengaruh suasana toko kain semenjak masuk ke dalam. Altair berdiri di atas podium mini beberapa karyawan memasuki ruangan berbaris dengan rapi membawa senjata serta alat untuk menyerangnya. Keahlian mereka bergerak cepat mengukur tubuh Altair setiap inchi. “Tidak bisa begini,” ucap salah satu karyawan yang berada dibelakang Altair sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat dan kemudian menarik baju Altair menanggalkan sehingga setengah telanjang. Tangan-tangan mereka semakin liar, lima orang lainnya mencatat apa saja yang diucapkan rekan-rekannya. Pemilik toko melihat dengan puas berkelana menggunakan pikirannya sendiri. Orang-orang dari balik tirai bersembunyi sudah tidak sabar untuk keluar akan tetapi ditahan oleh temannya. Altair layaknya hewan ternak yang patuh untuk diperah tidak melakukan perlawanan. “Silahkan tunggu

  • 5 games on   Chapter 89

    Aroma vanila sangat manis untuk dinikmati, bau roti yang baru saja keluar dari panggangan mengepulkan asap, kue-kue kering yang tersusun rapi di ranjang-ranjang anyaman terbuat dari bambu ditutupi taplak meja.Di atas meja dipenuhi oleh bir, kue pie, bouquet, buah-buahan dan tidak lupa vas bunga berisi air digunakan untuk meletakkan bunga matahri sebesar piring. Para pria sedang bersemangat melakukan duel serta taruhan minum bir, perasaan senang mereka merambat ke meja-meja lain.Di malam hari ibukota kembali mengadakan pesta meriah di depan-depan rumah mereka, para wanita menggerakkan tubuhnya yang indah, gaun-gaun mereka melambai-lambai luwes menyeret di atas paving. Sepatu-sepatu yang dihentakkan seirama dengan dentuman musik yang nyaring, terdengar suara siulan menggoda mereka.“Halo tuan muda,” ucap seorang gadis yang sedari tadi melihat ke arah Altair bersama kawan-kawannya dari jauh berteduh di bawah p

  • 5 games on   Chapter 88

    Mata gadis tidak lepas memandangi makhluk kecil di pundak Nicon kemudian masuk ke dalam penginapan dan mereka mengikutinya dari belakang. Pandangan mereka seakan bertanya “ada apa dengannya?”. Namun, tidak seorangpun dari mereka memulai terlebih dahulu untuk berbicara hingga keduanya sudah berada di depan kamar masing-masing. “Dia sangat aneh,” kata Zhi merogoh kunci di sakunya terkejut mendengar pintu disebelahnya tiba-tiba terbuka dan kunci yang ada di tangannya terjatuh. Nicon melihat Adir yang keluar dari kamar berlari mendekat, Zhi yang hampir saja meledakkan emosinya ditahan oleh Nicon. “Bagaimana kabarmu?” tanya Nicon khawatir. Adir melihat ke arahnya kemudian melekat begitu lama ke arah lain. “Kami semua mencarimu kemana-mana dan tidak tidur di malam hari,” sambung Zhi. “Hewan peliharaan yang lain juga menghilang, apakah kau tahu dimana keberadaan mereka sekaran

  • 5 games on   Chapter 87

    Acara meriah penuh dengan gemerlap lampu berwarna, iringan musik di setiap jalan-jalan, makanan-makanan berjejer rapi di tepi-tepi rumah dan mereka keluar mengenakan pakaian bagus serta berhias. Para pria sibuk bersenda gurau sembari memegangi botol bir besar dari kayu, para wanita menari dengan riang gembira seirama dengan alunan musik yang menggugah jiwa untuk ikut bergabung.Ketiga calon pengendali Mana bergegas menuruni anak tangga, Nicon meninggalkan naga kecil tidur di atas tempat tidur miliknya. Mereka menikmati perjalanan yang sangat menyenangkan ikut meriahkan pesta besar yang diadakan di jalanan ibu kota.Altair berlari mendekati keramaian orang-orang, melihat penduduk yang tadi tertutup dan kurus kekurangan gizi kini nampak seperti manusia pada u

  • 5 games on   Chapter 86

    Mereka melaju pesat meninggalkan Adir dan Altair di belakang akan tetapi tidak meninggalkan sosok mereka berdua dan masih bisa melihat keberadaan masing-masing. Mentari pagi sangat menyenangkan untuk menyentuh kulit serta tubuh kekar keduanya sehingga keringat yang muncul terkena angin pacuan kuda yang mereka tunggangi terasa menyejukkan.“Dimana hewan peliharaan agung?” tanya Adir kepada Altair serius mengendarai kuda hitamnya.Altair melirik ke belakang melihat Adir, dia juga sedang mencari sosok makhluk biru di sekitar mereka. Kemudian Pino tiba-tiba keluar dari dalam tubuh Altair melalui kedua tangan yang sedang memengang tali kekang kuda.Kemu

  • 5 games on   Chapter 85

    Tidak menunggu waktu lama segerombolan bandit menyerang anak-anak muda yang baru pertama kali menginjakkan kaki tanah di luar Rhodes. Altair dengan cepat membuat tameng di sekitar mereka agar orang-orang tidak masuk lebih dalam.Terkejut dihalangi oleh dinding pertahanan, mereka berusaha memukul-mukulnya dengan keras.“Berapa lama kita bisa bertahan di dalam?” tanya Zhi bersiap menyerang.“Jika kau ingin sampai mereka pergi dari sini tidak masalah,” jawab Altair yang acuh melihat banyaknya kerumunan.“Itu akan sangat lama, kita tidak memiliki banyak waktu hanya untuk menunggu mereka pergi,” ucap Nicon tiba-tiba sudah duduk di atas punggung naga bersiap mengepakkan kedua sayapnya untuk terbang melewati celah di atas dinding.Dia pergi meninggalkan rekan-rekannya dari atas naga meniup semburan api membubarkan pertahanan mereka. Melihat api yang s

  • 5 games on   Chpater 84

    Ruang rapat terasa mencekam, para pengendali Mana memutuskan untuk mengirim anak-anak mereka pergi meninggalkan Rhodes dan hewan peliharaan dewa akan menjadi pemandu tempat penyegelan.Keberangkatan kali ini tidak ada upacara pelepas kepergian seperti tahun-tahun sebelumnya hanya ditemani segelintir orang-orang yang saling kenal satu sama lain serta sanak keluarga saja.Bermodalkan perbekalan sederhana dengan berat hati menjalankan kewajiban dan tanggaung jawab sebagai calon pengendali Mana selanjutnya. Altair hanya ditemani bersama ayahnya di pintu gerbang Rhodes sedangkan keluarganya menunggu di dalam kereta. Lily kakak perempuan mengamati dari jauh di balik kaca.

  • 5 games on   Chapter 83

    Malam masih panjang dari jendela terlihat orang-orang sedang berlalu lalang, baik itu para ksatria maupun orang-orang yang tidak terjangkit bisa keluar masuk di wilayah tersebut. Nicon dan Zhi masih beradu argumen memperebutkan tempat tidur di tengah.Sisanya memilih untuk membersihkan badan yang penuh dengan keringat serta debu, menyegarkan dalam bak mandi atau berdiri merasakan kenyamanan air yang membasuh tubuh-tubuh indah mereka.Badan Arion penuh dengan luka serta sayatan menandakan betapa kerasnya dia belajar untuk menjadi seperti ayah-ayahnya dulu sekaligus mengemban amanah sebagai penjaga daratan Rhodes yang luas.Adir merendam tubuhnya dengan menggunakan beberapa aroma herbal yang bisa membangkitkan Mana, kabut panas menyelubungi kamar mandi yang luas tanpa sekat membuat mereka bisa memandangi tubuh satu sama lain.Altair juga sedang terduduk di kursi khusus sedang menggosok bagian tubuhnya

  • 5 games on   Chapter 82

    Bunga-bunga es menempel erat pada dinding pelindung, entah darimana asalnya namun, itu melekat memberikan efek goresan sedikit demi sedikit. Sayatan demi sayatan akhirnya berubah menjadi retakan besar, Duke Stuart yang tidak memperhatikan usaha Altair untuk keluar dari sana berusaha menyembunyikan alat sihir di belakang punggungnya.Alat yang serupa dengan kaki-kaki gurita terbuat dari besi-besi dan sendi-sendi dari batu keras berisi Mana, dentuman besar dari arah luar menggerakan dinding tersebut dan sekarang cahaya api mulai terlihat jelas.Altair juga menggunakan salah satu tangannya untuk mengendalikan rantai-rantai merusak penghalang yang menyesakkan, memukul retakan yang berpotensi bisa ditembus. Baju besi yang dia gunakan mengeluarkan bunyi yang memeka telinga saat bersegesakan dengan bola perak yang menahan tubuhnya dengan kuat.Jari jemarinya patah saat menahan penolakan Duke Stuart dengan wajah meringis menahan

DMCA.com Protection Status