Share

183. Gangguan

Penulis: Amy_Asya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-02 23:10:27

Dominic mendengkus kesal ketika melihat nama Austin di layar ponselnya. Sebenarnya, apa yang ada di dalam pikiran Austin hingga berani-beraninya menelpon Dominic di situasi yang penting ini.

"Halo, ada apa?" tanya Dominic ketus. Dia langsung berbicara tanpa basa-basi lagi.

"Kami ada di bar, di bawah. Mari rayakan pesta pelepasan masa lajangmu."

Dominic menoleh ke arah Anna yang sudah duduk di atas ranjang. Gadis itu memandangnya dengan senyum kecil. Oh, mana mungkin Dominic bisa melepaskan Anna malam ini. "Besok saja! Aku sudah sangat lelah sekarang," jawab Dominic beralasan.

"Lelah?" Austin langsung tertawa mendengar ucapan Dominic. "Oh, ayolah, Dom! Apa kami perlu datang ke kamarmu saja dengan membawa wine. Harry yang mentraktir kali ini."

Mata Dominic langsung melotot saat mendengar Austin akan kemari. Dia tahu Austin akan nekat melakukan itu jika Dominic benar-benar tidak datang.

"Baiklah. Aku datang sekarang."

"Oke, kami akan menunggu. Jangan terlalu lama, lima menit kau tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
nurdianis
ha...ha... sukses austin cs mengerjai dominic...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   184. Tunggu Dulu

    Dominic membuka pintu kamarnya dan masuk dengan berjalan perlahan. Pria itu menghela napas panjang saat melihat keadaan kamar mereka sudah gelap. Anna pasti sudah tertidur dengan nyenyak sekarang. Pelan-pelan Dominic menutup pintu dan berjalan menghampiri Anna yang sudah terlihat tenang. Pria itu melepaskan kemeja, memperlihatkan tubuhnya yang atletis. Lantas, segera merebahkan diri di atas ranjang, menyusul Anna. Gara-gara ulah Austin, Harry, dan Adam tadi, Dominic baru bisa kembali ke kamarnya pada jam empat dini hari. Ketiga pria itu benar-benar membuat Dominic tidak bisa kabur. Beruntung mereka bertiga mabuk parah tadi, hingga pada akhirnya Dominic bisa segera pergi dari bar, dan meminta beberapa orang untuk membawa ketiga pria tadi ke kamarnya masing-masing. Dominic tersenyum senang saat melihat wajah Anna yang tampak tenang. Dia masih merasa semua ini seperti mimpi. Dia dan Anna sekarang sudah resmi menyandang gelar suami istri? "Sayang," panggil Dominic dengan sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   185. Tamu Tidak Diundang

    Anna langsung berlari ke kamar mandi tanpa menjawab pertanyaan Dominic lebih dulu. Sementara Dominic hanya bisa menghela napas panjang melihat istrinya yang pergi begitu saja. Sekarang apa lagi? Beberapa menit setelah menunggu Anna berada di dalam kamar mandi, Dominic langsung menyunggingkan senyum ketika mendengar suara pintu yang terbuka. Gadis itu keluar dengan menggigit bibirnya, saat melihat Dominic yang tampak senang. "Kemari!" pinta Dominic yang melihat Anna hanya diam saja di ambang pintu. Anna terlihat bingung, dan sedikit merasa bersalah saat melihat tatapan Dominic yang penuh harap. "Sayang, ada apa lagi? Jangan memintaku untuk menundanya lagi kali ini!" Dominic langsung duduk dan menatap istrinya dengan hasrat yang masih belum padam. "Aku sudah lama bersabar sesuai dengan perjanjian kita. Jadi, hari ini jangan melarang lagi. Aku butuh pelepasan karena kepalaku sudah benar-benar sakit," kata Dominic apa adanya. Dia masih pria normal yang butuh seks untuk memenuhi ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   186. Kau Cemburu Pada Anna?

    Daniella langsung berusaha menutup pintu kembali, saat melihat Austin yang datang dan sedang berdiri sembari menatap ke arahnya. Pria itu mau apa lagi? "Tunggu sebentar!" Austin menahan pintu dengan satu tangan. "Aku tidak akan membuat masalah lagi kali ini," ujar Austin. Dia ingat ketika terakhir kali berkunjung dalam keadaan mabuk ke apartemen tempat Daniella tinggal. "Lalu kau mau apa?" bentak Daniella. Dia benar-benar tidak mau melihat Austin lagi. "Aku akan kembali ke Vermont hari ini. Kau mau ikut? Kita bisa pulang bersama," tawar Austin. Anggap saja tawaran ini sebagai penebus rasa bersalahnya pada Daniella. "Kau pulang saja sendiri. Aku tidak akan kembali lagi ke Vermont," jawab Daniella dengan cepat, tanpa berpikir lagi."Apa maksudmu?" tanya Austin yang tidak mengerti. "Kau tidak mengerti maksudku?" Daniella terlihat jengah. Gadis itu bahkan membiarkan pintu terbuka begitu saja. "Aku bilang aku tidak akan kembali ke Vermont. Tidak akan kembali ke Sky Crystal! Maksudnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   187. Hadiah Dari Mama Mertua

    Plak! Daniella menampar pipi Austin hingga menghasilkan bunyi yang cukup keras. Tatapan mata gadis tersebut terlihat begitu marah karena sikap Austin yang seolah merendahkan dirinya. "Kau benar-benar brengsek, Austin!" teriak Daniella dengan air mata tertahan. Daniella juga mengusap bibirnya yang berdarah dengan kasar, seolah ingin menghilangkan jejak ciuman Austin tadi. Gadis itu juga terlihat berusaha membenarkan pakaiannya yang sudah robek karena ulah Austin. Sementara itu, Austin hanya diam mematung. Tamparan Daniella tadi berhasil menyadarkan dirinya atas perbuatan buruk yang baru saja dia lakukan. Dia hampir kehilangan kendali atas dirinya sendiri tadi, dan hampir saja memperkosa Daniella. "Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi, Austin," ungkap Daniella. Dia segera berjalan untuk meninggalkan Austin. Namun, Austin lebih dulu mencekal tangan Daniella yang ingin beranjak pergi. Hati pria itu mendadak merasa bersalah melihat air mata yang perlahan turun dari mata Daniella.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   188. Taman Bunga

    Dominic menaikkan jaket Anna saat melihat gadis itu menggigil kedinginan. Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dari malam tadi, akhirnya mereka sampai di bandara internasional Schiphol Airport, Amsterdam, Belanda, saat matahari hampir terbit. "Kau lelah, Sayang?" tanya Dominic dengan lembut. Anna sedikit mengangguk. Dibandingkan lelah, dia lebih merasa mengantuk sekarang karena waktu tidurnya terasa tidak efektif. "Kita istirahat dulu kalau begitu nanti." Dominic menarik koper miliknya dan Anna. Setelah melihat taksi yang menjemput mereka tiba, keduanya langsung naik dan meninggalkan kawasan bandara. Elena sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Mulai dari tiket pesawat, hotel, dan transportasi untuk putra dan menantunya selama berada di Eropa. "Cepat beritahu mama kalau kita sudah sampai, Dom.""Nanti saja."Dominic masih ingat betapa paniknya mereka malam tadi, ketika melihat tiket yang Elena pesan untuk mereka berdua. Sebenarnya, Dominic berencana untuk membata

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-11
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   189. Tidak Bisa Melepaskan

    Anna meletakkan handuk yang baru saja dia pakai untuk menutupi rambutnya, ke atas kursi, saat melihat ponselnya berdering dan menampilkan nama Daniella . Dengan cepat, dia meraih benda pipih itu dan langsung menjawab panggilan dari Daniella. Sudah satu minggu sejak dia berada di Amsterdam, dan Daniella baru menghubunginya kali ini. "Halo, Daniella.""Anna, bagaimana kabarmu? Aku dengar kau sedang pergi berbulan madu." Suara Daniella terdengar begitu senang. "Aku baik-baik saja. Ya, ibu mertuaku yang langsung mengatur perjalanan liburan kami. Kau baik-baik saja?"Daniella terdengar menghembuskan napasnya dengan kasar. Dia segera mengalihkan panggilan ke panggilan video, dan Anna langsung menjawabnya. "Kau baik-baik saja, Daniella?" tanya Anna saat melihat wajah temannya yang tampak murung. Daniella menganggukkan kepalanya pelan. Setelah kejadian seminggu lalu, saat Austin hampir saja memaksanya, Daniella merasa tidak baik-baik saja. Dia sama sekali tidak menyangka jika Austin ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   190. Belum Selesai?

    Dominic berjalan masuk dengan pakaian yang masih basah karena keringat. Dia baru saja selesai berolahraga di bawah, dan melihat Anna sedang duduk, berbicara dengan seseorang melalui ponselnya. "Siapa?" tanya Dominic dengan suara pelan. "Austin," bisik Anna setelah menjauhkan ponselnya. "Austin? Untuk apa dia menelponmu?"Anna hanya mengendikkan bahu. Dia juga merasa bingung kenapa Austin tiba-tiba menghubunginya dan membicarakan tentang Daniella. Dominic langsung mengambil ponsel milik istrinya, dan ikut mendengarkan semua pembicaraan mereka. Awalnya Dominic ingin tahu, dan mulai berpikir andai saja Austin berani menggoda Anna, pria itu tidak akan bisa diam. Namun, Dominic tampak menaikkan sudut alisnya setelah mendengar pembicaraan mereka justru mengenai Daniella. Jadi, Austin hanya ingin Daniella tidak bekerja dengan Anna? "Sekarang katakan saja padanya kalau kau tidak bisa menerima dia bekerja." Austin kembali berbicara setelah Anna dan Dominic kompak untuk tetap diam beber

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-13
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   191. Dasar Maniak!

    Anna terlihat mengedipkan matanya berkali-kali ketika mendengar pertanyaan, dan melihat senyum manis Dominic sekarang. Pria itu benar-benar mirip seperti anak-anak yang sedang menginginkan sesuatu. "Mandi dulu sana.""Jawab dulu pertanyaanku tadi!" Dominic masih memasang senyum terbaik yang justru membuat Anna merinding. Oh, tidak! Senyum itu kenapa terlihat menakutkan di mata Anna? "Kita mau keluar hari ini, kan? Jadi ke museum?" Anna bertanya untuk mengalihkan perhatian Dominic. Dia segera berdiri, tetapi Dominic lebih dulu menarik tangannya hingga membuat Anna kembali terduduk. "Sudah selesai, bukan?"Anna terdiam sejenak. Sebenarnya dia memang sudah tidak mengalami datang bulan lagi sejak kemarin. Hanya saja Anna malu jika harus mengatakannya lebih dulu. "Mandi dulu, ya?" tawar Anna sekali lagi. Kalau dia langsung menjawab iya sekarang, bisa-bisa Dominic langsung menerkamnya.Dominic mengangguk cepat dengan senyum penuh arti. Dia sudah tahu apa jawabannya. "Aku mau berendam k

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-14

Bab terbaru

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   265. Extra Part 4 (Happy Ending)

    Dua Tahun Kemudian. Rumah Dominic terasa ramai sekarang karena anak laki-laki mereka tumbuh menjadi anak yang aktif. Leo, seperti itu mereka semua memanggil nama anak laki-laki yang lahir di musim dingin itu. Leo sangat pintar di usianya yang menginjak dua tahun. Tak jarang, Anna dan Dominic dibuat kewalahan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh Leo. Seperti sekarang, anak itu sedang menanyakan banyak hal kepada ibunya. Tentang mengapa daun-daun pepohonan bisa jatuh di musim gugur, atau tentang bagaimana hewan-hewan liar itu bisa ada, dan mengapa mereka harus menjauhinya. "Mama, aku ingin bersama papa," celoteh Leo yang sudah bosan bertanya tentang banyak hal. "Iya, Sayang. Sebentar lagi papa pulang. Sekarang makan dulu." Leo menggeleng. Dia kembali berlari saat Anna hendak menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Kalau sudah seperti ini, Anna hanya bisa menghembuskan napas dengan kuat. Dia harus banyak bersabar menghadapi kelakuan Leo yang semakin hari se

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   264. Extra Part 3

    "Namanya?" Anna menganggukkan kepala dengan senyum lebar. Lalu dia kembali mengusap tangan lembut milik bayi mereka. Ah, ternyata makhluk sebesar ini yang tumbuh di dalam perutnya selama ini. "Bagaimana dengan Mark?" "Mark?" "Iya. Kau tau arti dari nama Mark, Sayang?" Anna sontak menggeleng. "Mark berarti dewa perang. Aku memberinya nama Mark dengan harapan agar nantinya dia sekuat dewa perang." Senyum lebar tersungging di bibir Anna ketika mendengar nama anaknya. "Aku suka itu. Tambahkan nama belakangmu kalau begitu, Dom. Agar dia menjadi pria sekuat dirimu." Dominic setuju. Pria itu mencium kembali pipi bayinya yang terasa begitu halus. "Hai, Nak. Sekarang namamu Mark Leonardo Williams. Aku harap kau bisa tumbuh menjadi pria hebat di masa depan nanti." *** Kabar bahagia terdengar di seluruh penjuru kota New York saat kelahiran cucu pertama keluarga Williams diumumkan. Nama Dominic dan Anna langsung menjadi tren pencarian di internet yang paling banyak dicari

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   263. Extra Part 2

    Anna dan Dominic menerima kabar bahagia atas kelahiran putra pertama Austin dan Daniella. Mereka turut berbahagia melihat bagaimana senangnya Austin saat menceritakan proses kelahiran bayi mereka. Anna yang sejak tadi memeluk Dominic pun, tidak pernah sama sekali berhenti tersenyum melihat kebahagiaan di wajah Daniella dan Austin. Mereka langsung melakukan panggilan video begitu mendapat kabar jika Daniella sudah melahirkan. "Ah, rasanya aku ingin terbang ke New York sekarang juga." Anna terlihat gemas melihat pipi merah milik putra Daniella. "Prediksi kelahiranmu kapan, An?" tanya Daniella dengan membersihkan Felix yang baru saja selesai dimandikan. "Bulan depan, tapi aku tidak yakin juga setelah mendengar jika kau melahirkan lebih cepat dari perkiraan." "Semoga semuanya lancar," harap Daniella. "Silakan bicara dengan Austin dulu. Felix sepertinya sudah sangat lapar." Anna mengangguk mengerti. Dia segera memberikan ponsel Dominic kepada pemiliknya, dan membiarkan D

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   262. Extra Part 1

    Austin bangun tergopoh-gopoh begitu Daniella membangunkannya tengah malam begini. Yang membuatnya lebih terkejut lagi adalah saat melihat Daniella merintih kesakitan dengan memegang perutnya. "Daniella, apa kau akan melahirkan?" tanya Austin gugup. Dia terlihat lebih gugup daripada wanita yang akan melahirkan. "Aku tidak tau. Perutku sakit sekali, Austin," rintih Daniella tidak tahan lagi. Sebenarnya dia sudah merasakan sakit perut dari sore tadi. Hanya saja, Daniella memilih untuk diam, dan tidak mengatakan apa pun karena berpikir jika ini hanya sakit perut biasa. Sampai saat mereka akan tidur lagi, Daniella semakin merasa tidak nyaman karena kram di perutnya tak kunjung mereda. "Kita ke rumah sakit sekarang." "Telepon mama dulu, Austin. Sepertinya aku hanya sakit perut biasa saja." Namun, hal yang terjadi justru sebaliknya. Wajah Daniella tampak pucat dengan keringat deras yang membasahi kening. "Oke, sebentar. Aku telepon mama dulu kalau begitu," ucap Austin y

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   261. Janji Dominic dan Anna (End)

    Musim gugur telah berlalu, dengan angin yang perlahan semakin terasa dingin. Hari ini, setelah sekian lama menunggu, salju pertama di tahun ini kembali turun. Dari balik kaca-kaca rumah, Anna menatap ke arah luar melihat salju yang mulai berjatuhan. Gadis itu tersenyum simpul. "Hari ini salju turun. Kau pasti sangat bahagia, kan, Sayang?" Tiba-tiba saja Dominic datang dan memeluk Anna dengan lembut. Anna hanya mengukir senyum dengan kepala mengangguk. "Musim dingin tahun ini sangat berbeda, Dom." "Apa yang berbeda?" Anna melepaskan tangan Dominic, kemudian berbalik hingga mereka saling berhadapan sekarang. "Keberadaanmu yang membuat beda." Dominic memegang pinggang Anna, dengan tersenyum lebar. Pria itu merunduk, lalu mengecup bibir istrinya cukup lama. "Kau tau, musim dingin tahun lalu dan tahun ini aku punya kebiasaan yang berbeda." Anna menaikkan sudut alisnya. "Kebiasaan yang berbeda? Apa contohnya?" "Ya, contohnya ... bercinta denganmu." Anna memukul dad

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   260. Takdir Seseorang

    Daniella melompat kegirangan saat melihat Austin muncul dari pintu kedatangan. Dia memang sengaja menunggu di bandara saat suaminya itu mengatakan jika akan pulang hari ini. Sungguh, Daniella tidak dapat menahan diri lagi dengan berdiam diri di rumah saja, untuk menunggu Austin. Apalagi dia masih sedih karena Anna sudah pindah ke Vermont kemarin. "Honey, aku sangat merindukanmu." Austin langsung memeluk istrinya dengan erat. Kalau saja dia tidak ingat perut Daniella yang buncit, mungkin Austin tidak akan melepaskan istrinya sekarang. "Aku juga sangat merindukanmu." Austin melepaskan pelukannya dan langsung berjongkok di hadapan perut Daniella. Salah satu yang menjadi kebiasaannya sekarang adalah menyapa bayinya yang masih di dalam perut. "Halo, Sayang. Bagaimana kabarmu di dalam sana?" tanya Austin dengan mengusap perut Daniella. Sesekali dia menciumnya dengan gemas, hingga membuat Daniella tertawa karena geli. "Sudah, Austin. Sebaiknya kita pulang saja sekarang. Aku

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   259. Rumah Baru

    Austin menyambut kedatangan Dominic dengan senang hati. Dia sengaja melakukan semua itu, sebelum kembali ke pulang ke New York. Setelah semua urusan di Sky Crystal hari ini selesai, Austin mungkin akan langsung pulang. Dia sudah tidak tahan lagi ingin bertemu dengan Daniella, setelah lebih dari satu bulan ini lebih sering menghabiskan waktunya untuk pulang pergi Vermont dan New York. "Hai, Dom. Bagaimana dengan perjalanan kalian?" Austin langsung memeluk Dominic begitu pria itu tiba. Lalu menyapa Anna yang terlihat cukup kelelahan. "Ah, kau pasti sangat kelelahan, Anna." "Hum, sedikit," jawab Anna dengan senyum tipis. "Ini perjalanan panjang setelah kehamilannya. Dia pasti sangat kelelahan, apalagi perutnya sudah semakin membesar." Austin mengerti dengan apa yang Dominic keluhkan. "Itulah sebabnya aku melarang Daniella ketika dia merengek minta ikut. Kalau begitu, ayo. Sebentar lagi hari akan gelap." Dominic dan Anna mengikuti Austin yang berjalan lebih dulu menuju mob

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   258. Fase Baru Kehidupan

    Dominic membawa Anna ke rumah keluarganya. Setelah rapat pagi tadi, baik Elena maupun Hamilton meminta Dominic untuk datang dan menjelaskan segalanya. Saat Dominic memberitahu Anna, awalnya dia terkejut dengan keputusan Dominic yang bahkan selama ini tidak pernah dibicarakan. Namun, Anna tidak punya pilihan lain selain menuruti apa yang sudah Dominic putuskan. Hidup di mana pun, Anna bersedia asal tetap bersama Dominic. "Kita bicara setelah makan," ujar Hamilton setelah Dominic dan istrinya tiba. Sekarang mereka duduk bersama di ruang tamu, tetapi dengan cepat Dominic menolaknya. "Bisa kita bicara sekarang saja?" Hamilton berdeham. Dia sudah mengira Dominic akan melakukan hal ini, tetapi tidak pernah berpikir jika waktunya akan secepat ini. "Kenapa tiba-tiba seperti ini? Seharusnya kita membicarakan semua ini dari jauh-jauh hari." Hamilton hanya bisa menghela napas panjang. Dia tidak tahu harus dengan cara apa lagi agar Dominic membatalkan keputusannya. "Aku jug

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   257. Pengunduran Diri

    "Williams Group?" Anna menganggukkan kepalanya. Dia tahu sebesar apa tanggung jawab Dominic terhadap Williams Group. Untuk memutuskan tinggal di Sky Crystal selamanya, itu pasti bukan perkara mudah. Dominic tersenyum tipis, tanpa ingin menjawab rasa penasaran Anna. Pria itu justru mengusap rambut istrinya seraya berkata, "Besok kau akan tau semuanya, Sayang." *** Adam dibuat kelimpungan pagi ini karena Dominic meminta diadakannya rapat dengan para pemegang saham secara mendadak. Dia tidak tahu apa yang Dominic ingin sampaikan sampai harus mengadakan rapat mendadak seperti ini. Seluruh pemegang saham Williams Group diwajibkan hadir. Ada Hamilton, Elena, Charles, dan beberapa orang lain yang tampak duduk di ruang rapat menunggu Dominic, selaku pemegang saham tertinggi sekaligus pemimpin di Williams Group saat ini. Berbagai gonjang-ganjing mulai terdengar di setiap sudut perusahaan karena rapat mendadak yang tiba-tiba saja Dominic lakukan. Semua spekulasi muncul,

DMCA.com Protection Status