author-banner
Paperrapoo
Paperrapoo
Author

Novel-novel oleh Paperrapoo

Cinta Ugal-ugalan Bos Tampan

Cinta Ugal-ugalan Bos Tampan

Fika Anindya--seorang gadis berambut pendek yang sedang mencari pekerjaan, dipertemukan dengan teman lamanya yang mengajaknya bekerja di tempat ia bekerja. Perusahaan tempat Fika bekerja dimiliki oleh seorang Bos Tampan yang terkenal kejam dan kurang manusiawi dalam menugaskan sesuatu kepada karyawannya. Fika yang diwanti-wanti oleh temannya agar tidak pernah berurusan dengan pria kejam itu justru melakukan kesalahan fatal yang membuat kehidupannya menjadi rumit. Berurusan dengan seorang pria seperti Galang bukanlah hal mudah bagi Fika. Seperti apa kelanjutan kisah mereka? Dan bagaimana kisah mereka dimulai? Semuanya akan terjawab hanya dengan membaca cerita lengkapnya di sini.
Baca
Chapter: Dapur Galang
Harum masakan yang dibuat oleh Fika, menyebar ke setiap penjuru rumah. Awalnya, Fika berniat masak diam-diam dan menghidangkannya di meja makan tanpa diketahui siapa pun. Jika baunya menyebar seperti ini, bukan hanya seisi rumah Galang, bahkan tetangga lainnya pun bisa ikut mencium baunya. Fika mengibas-ngibaskan tangannya untuk menghilangkan uap masakan yang sedang ia siapkan. Fika tak ingin Galang turun dan menyadari hal ini. Terakhir kali, Galang meminta Fika menemui Rifal dengan perkataan yang sedikit membingungkan bagi Fika sendiri. Fika merasa, pria itu mungkin sedikit kesal karena Rifal terus-menerus meneleponnya selagi ia bekerja dengan Galang. Maka dari itu, Fika membuat masakan ini dengan harapan Galang akan bersikap seperti biasa.Fika membawa semangkuk jamur yang ia masak dengan santan menuju ke meja makan. Sesampainya di meja makan, ia mulai menata semua jenis masakan yang telah ia siapkan. Disaat yang bersamaan, anak rambut Fika terus menjuntai men
Terakhir Diperbarui: 2024-12-05
Chapter: Rasa yang Tidak Hilang
Fika membawa semangkuk sup ayam hangat untuk diberikan kepada Galang. Entah motivasi dari mana, tiba-tiba saja Fika ingin memasak sesuatu untuk untuk pria itu. Seminggu belakangan ini, ia lebih sibuk dari biasanya. Fika harus melakukan dua pekerjaan sekaligus. Pekerjaan Galang dan tentu pekerjaan dirinya sendiri untuk mengasisteni segala kegiatan Galang selama ia sakit. Setelah selesai mengurus berkas-berkas di kantor, Fika pulang dan pergi ke kamar Galang untuk memeriksa keadaan pria itu. Pintu kamar Galang terbuka sebagian. Fika mengetuk perlahan dan meminta izin untuk masuk. Terdengar suara grasah-grusuh dari dalam kamar Galang dan suara sebuah benda jatuh. Karena takut terjadi sesuatu pada Galang, Fika masuk tanpa izin dan mendapati Galang dengan pakaian yang baru terpasang setengah. Fika hendak menutupi wajahnya dengan tangan, namun ia ingat saat ini sedang membawa nampan berisi semangkuk sup ayam.“Maaf, Pak. Saya kira Bapa
Terakhir Diperbarui: 2024-11-29
Chapter: Bau Durian
Siang ini, Fika harus dua kali bolak-balik ke kantor dan rumah sakit untuk mengambil dokumen penting, yang menurut Galang tidak bisa dipercayakan kepada orang lain. Fika pikir, dokumennya hanya akan disimpan oleh Galang dan ia urus setelah ia sembuh nanti. Rupanya, Galang meminta Fika untuk mengantar dokumen yang telah ditandatangani untuk diberikan kepada sekretaris di kantornya.“Pak, bisakah sekretaris Bapak yang datang ke sini untuk mengambilnya? Lutut saya rasanya lemas sekali bolak-balik dari kantor ke sini,” keluh Fika.“Dia sedang ada tugas lain dan tidak bisa mengambil dokumennya ke sini. Kalau kamu tidak mau mengantarnya, biar saya saja,” ujar Galang sambil menyibakkan selimutnya dan berusaha duduk. “Jangan, Pak, biar saya saja,” tolak Fika dengan cepat. Kedua tangannya berusaha menahan pergerakan Galang agar kembali berbaring. Dokter bilang, Galang belum boleh beraktivitas berat apalagi pergi ke kantor. Saat ini, kaki dan tangannya masih bel
Terakhir Diperbarui: 2024-11-26
Chapter: Galang Sadar
Galang telah melewati proses operasi fraktur, namun saat ini ia masih belum sadarkan diri. Fika duduk tepat di samping tempat tidur Galang, menunggu pria itu sadar. Selama itu, Fika menatap lekat-lekat wajah Galang. “Wanita yang menandatangani surat persetujuan operasi Pak Galang kemarin, mengaku sepupunya Pak Galang. Tapi, Pak Galang bilang dia sudah tidak punya keluarga atau kerabat jauh. Jadi, sebenarnya siapa dia, ya? Dan, ke mana dia sekarang?” Fika bermonolog sambil mengerutkan keningnya.“Sadarlah, Pak. Banyak hal yang harus saya tanyakan. Terlebih, saya perlu memberitahu Pak Galang mengenai kerjasama kita dengan Pak Gallen. Maafkan saya jika ini akan merugikan perusahaan, tapi Media sudah melampaui batasannya. Dia tidak berhak menghina saya sejelek apapun saya. Saya tidak terima, Pak.” Fika bercerita, seolah Galang mendengarnya. Fika menggenggam tangan kanan Galang, ia mengelusnya perlahan. Halus sekali, pikirnya. Sedetik kemudian, dia teringa
Terakhir Diperbarui: 2024-11-25
Chapter: Kerabat Galang?
“Dasar wanita gila! Apa hakmu menamparku?” tanya Medina berang. Fika membalasnya dengan tatapan tajam.“Apa maksudmu menampar istri saya di hadapan saya?” Gallen menambahkan.“Apa hakmu menyebutku jalang?” Fika membalikkan pertanyaan Medina.Medina terdiam sambil mengelus pipi kirinya. Gallen ikut memeriksa keadaan wajah Medina.“Saya sungguh tidak senang dengan perbuatan kamu ini! Saya ingin membatalkan kerja sama dengan perusahaan yang memperkerjakan karyawan yang kasar dan suka main tangan!” ujarnya sambil mengacungkan jari telunjuk kanannya tepat di hadapan wajah Fika.“Pertama, istri Anda yang lebih dulu mengatakan hal tidak menyenangkan terhadap saya. Kedua, Anda tidak bisa mencampurkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Di mana profesionalisme Anda sebagai pemilik suatu perusahaan, Pak?” Gallen kehilangan kata-kata untuk menjawab perkataan Fika. Memang benar, rasa-rasanya selama ini ia terus mencampurkan urusan pribadi dengan
Terakhir Diperbarui: 2024-11-23
Chapter: Galang Kecelakaan
Galang menatap foto Fika di ponselnya yang tengah fokus memperhatikan pembicara saat meeting beberapa waktu lalu. Galang terlambat menyadari, gadis itu sangat cantik di matanya sekarang. Seandainya sebelumnya ia bisa mengatakan perasaannya kepada Fika, mungkin ia akan merasa lega walaupun gadis itu menolaknya. Tetapi, yang terjadi saat ini, Fika sudah dimiliki pria lain, bahkan mereka sudah merencanakan pernikahan.Galang mulai berpikir, antara harus merebut gadis itu dari calon suaminya, atau justru merelakannya dengan pria yang Fika pilih. Untuk opsi pertama, ia pikir, Fika belum tentu akan bahagia bersamanya, apalagi jika ia mendapatkan Fika dengan paksaan. Mungkin, saat ini Galang akan merelakan sesuatu yang belum pernah menjadi miliknya, untuk dimiliki oleh orang lain. Dengan melihat Fika hidup bahagia dengan pria yang ia cintai, itu sudah cukup bagi Galang.Galang kembali menatap sepasang sejoli yang duduk berhadapan tak jauh dari tempat duduknya. M
Terakhir Diperbarui: 2024-11-23
Petualangan Tujuh Hari

Petualangan Tujuh Hari

Perkemahan selama tujuh hari di sebuah desa di daerah Garut memberikan kesan tersendiri bagi Novia dan teman-temannya. Kejadian aneh, hilangnya seseorang, dan darah menjadi hal biasa yang mereka lalui selama seminggu berkemah di desa yang penuh pantangan itu. Namun siapa sangka, petaka justru mereka bawa dari sekolahnya sendiri. "Tenangkan aku, maka hidup kalian juga akan tenang!"
Baca
Chapter: PTH 15 (Ingatan yang Kembali)
Malam hari, Via masih terjaga dari tidurnya. Ia bahkan tidak bisa untuk sekedar memejamkan mata sebentar saja. Rasa kantuk tidak menghampirinya. Pukul 2 dini hari, Via memutuskan untuk keluar tenda. Api unggun yang senantiasa menyala di tengah-tengah perkemahan menarik perhatian Via. Ia mendekati api unggun dan duduk di depannya agar tubuhnya terasa sedikit hangat dari udara yang begitu menelisik kulitnya. Via melipat gamis di bagian pahanya ke depan agar tidak menjuntai mengenai tanah. Ia meluruskan tangannya dan mendekatkan telapak tangan ke arah api unggun. Via merasa lapar namun nafsu makannya hilang saat mengingat kejadian beberapa jam lalu saat membantu para siswi memasak. Ingatannya kembali berputar pada detik-detik jatuhnya belatung dan cacing-cacing dari baskom yang jelas-jelas diisi mie. Via berzikir pelan sambil menghangatkan tubuhnya. Ia tidak boleh mengosongkan dirinya apalagi di daerah asing dan dini hari seperti ini. Perutnya berb
Terakhir Diperbarui: 2022-04-03
Chapter: PTH 14 (Turun Bukit)
Novia’s PoV“Astagfirullahaladzim!” Aku memekik kaget. Kulihat gadis bergaun biru yang kakinya tidak menapak tanah itu sedang mencekik Defa. Namun sekilas kemudian kulihat makhluk itu hilang dari tempatnya semula.Defa terbatuk-batuk berusaha mengambil napas. Aku dan Saka segera menghampirinya. Defa masih memegangi lehernya.“Def, Defa gak apa-apa?” tanyaku. Aku tahu itu pertanyaan yang tidak berguna karena aku pun melihat kejadiannya. Setidaknya, aku harus menunjukkan kekhawatiranku pada temanku itu. Karena aku memang benar-benar mengkhawatirkannya.“Uhukk! Uhukk!” Defa beberapa kali terbatuk-batuk masih belum bisa menjawab pertanyaanku.“Defa lagi ngapain di sini?” tanyaku. Defa menatapku dan Saka bergantian. Aku mengernyit heran.Ia masih diam berusaha mengumpulkan napas.“Kamu juga ngapain di sini, Vi,?” tanyanya balik. Astaga, bukannya menjawab ia malah berta
Terakhir Diperbarui: 2022-03-29
Chapter: PTH 13 (Bukit ilusi)
Siang hari yang terik menjadi sumber rezeki bagi para petani daun teh. Proses pelayuan memang sangat membutuhkan bantuan cahaya matahari. Sehingga, panas yang terik merupakan salah satu elemen penting yang dibutuhkan oleh para petani.Defa dan semua anggota regunya membantu setiap petani yang membutuhkan bantuan. Selain itu, mereka juga belajar banyak tentang betapa sulitnya mencari uang dan membuat teh. Awalnya, mereka hanya tahu teh berbentuk kemasan yang sangat praktis jika akan digunakan. Akan tetapi, sekarang mereka tahu dari sejak awal proses pemetikan hingga teh dikemas menjadi teh celup kemasan dan beberapa bahan utama pembuatan minuman teh berbentuk botol.Setiap tetesan peluh tidak menghalangi para petani untuk menghentikan pekerjaannya. Ada anak, istri, dan sanak keluarga yang menunggu mereka di rumah. Jika mereka pulang tanpa membawa upah, maka raut kekecewaan pasti tergambar jelas di wajah orang-orang yang tengah menunggu mereka pulang.Sesekali, De
Terakhir Diperbarui: 2022-03-12
Chapter: PTH 12 (Dia mengenalnya)
Novia’s PoVHari ini, rasanya aku tidak ingin ikut ke tempat pelayuan daun teh. Aku masih harus menemui laki-laki menyebalkan yang selalu menjahiliku. Aku harus tahu apa saja yang dia lakukan selama aku pingsan. Ah, bodohnya aku bisa-bisanya pingsan terlalu lama hanya karena sebuah lemparan di kepala saat bersama laki-laki asing.Dia berutang penjelasan padaku. Dan dia ... pernah menggendongku? Argh! Ini merusak citraku sebagai wanita muslimah. Harusnya dia meminta izin jika akan menyentuhku walaupun aku pasti tidak mengizinkannya.Ini melanggar undang-undang perizinan di hidupku. Membayangkannya menggendongku membuatku bergidik hingga memeluk diriku sendiri berharap ia tak berpikiran macam-macam ketika menggendongku saat itu.Aku akan segera menemuinya hari ini, detik ini juga. Tapi ... di mana aku bisa bertemu dengannya? Sangat tidak mungkin jika aku harus menanyakan alamatnya pada warga sekitar. Teman-temanku tidak boleh tahu perihal ini. Aku sun
Terakhir Diperbarui: 2022-03-08
Chapter: PTH 11 (Ririn?)
Rasa bimbang menyelimutiku. Aku ragu tentang isi surat ini. Apakah ini peringatan yang sama? Apakah akan ada kejadian yang sama? Rasanya, aku belum dan bahkan tidak akan siap jika kejadian itu benar-benar terjadi lagi.Setelah kuamati, bentuk hurufnya sedikit berbeda dengan surat yang pernah kubaca. Meskipun aku tidak bisa membaca huruf aksara sunda, tapi sedikit banyaknya aku mengingat beberapa bentuk hurufnya. Semoga ini bukan petaka buruk. Luka yang lama pun belum sembuh, bagaimana jika harus ada luka baru.Perlahan, aku membuka kertas itu walaupun rasa ragu masih menggelutiku. Aku harus tahu apa isinya. Lagi-lagi, aku gagal paham. Tak satu pun huruf di sini yang aku pahami. Sepertinya, ini hanya sebuah kalimat, tapi apa artinya?Kucoba mengetikkan sesuatu di ponselku dan mencari tahu arti tulisan ini. Ada tutorial membaca tulisan sunda. Beberapa pilihan artikel dan bahkan penjelasan yang berbentuk video banyak mendominasi di halaman itu.
Terakhir Diperbarui: 2022-03-04
Chapter: PTH 10 (Gadis Aneh)
Saka’s PoV“Hallah, katakan saja. Jangan membuat saya penasaran. Saya sangat tidak suka dibuat pena-”DughSesuatu mengenai kepala Novia membuatnya sempoyongan dan pingsan seketika.“Astaga!” Karena panik, dengan spontan aku menahan bobot tubuh Novia agar tidak terjatuh ke tanah.“Hey! Bangun!” kataku sambil menepuk-nepuk pipi kanan Novia. Aku tahu jika gadis itu sadar maka ia akan memarahiku karena berani menyentuhnya dengan alasan ‘Harom’.Ah, sikap gadis ini memang mencerminkan penampilannya. Dengan gamis berwarna hijau tua dipadukan pasmina hitam yang menutup sempurna kepalanya membuat ia terlihat anggun meskipun sikapnya sedikit jutek.Andaikan ia bisa sedikit bersikap manis mungkin aku juga tidak terlalu ketus padanya. Tapi, gadis yang banyak bertanya ini ternyata cukup berani untuk mengambilkan daun bidara di ujung kampung agar temannya segera sembuh.
Terakhir Diperbarui: 2022-03-02
Anda juga akan menyukai
Mawar Hitam Sang Presdir
Mawar Hitam Sang Presdir
Romansa · Paperrapoo
452 Dibaca
Salah Mencintai
Salah Mencintai
Romansa · Paperrapoo
446 Dibaca
Pembalasan Sang Bandar
Pembalasan Sang Bandar
Romansa · Paperrapoo
445 Dibaca
Wanita Kedua Pilihan Presdir
Wanita Kedua Pilihan Presdir
Romansa · Paperrapoo
444 Dibaca
DMCA.com Protection Status