Assalamu'alaikum Pesantren (Assalamu'alaikum Cinta)Rumza
Latar cerita tahun 2009
Bandung dulu ...
Baru Jakarta ...
Senyum dulu ...
Baru dibaca ...
Begitulah awal surat yang selalu mereka tulis. Percintaan didalam pesantren dengan berbagai macam larangannya, namun masih banyak santri yang melanggar. Di sini bukan tidak ada alat komunikasi canggih, namun para santri dilarang membawa alat komunikasi atau HP. Mereka dididik dengan cara yang berbeda.
Terkadang mereka pacaran secara diam-diam, karena jika sampai ketahuan mereka akan dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku di pesantren.
Penghianatan, percintaan, persahabatan dan perpisahan yang menguras emosi. Selalu hadir dalam hidup. Cinta segitiga, perasaan ditinggalkan oleh sang kekasih dan harapan yang pupus karena keadaan.
Note: Mengandung pembelajaran agama dan kehidupan, ambil positifnya dan jangan ditiru kelakuan negatifnya. Semoga terhibur dan bermanfaat.
Cahaya Cinta di Langit Pesantren (Cinta dalam Balutan Doa 2)Kesabaran Fathiyah dalam menjalani hidup masih harus diuji, setelah terlepas dari kekejaman
Paman dan Bibinya. Ia menyangka hidupnya akan bahagia bersama laki-laki yang ia cintai. Namun,
kenyataan pahit harus ia terima saat mengetahui kebenaran yang sangat menyakitkan. Arza, laki-laki
yang ia cintai hanya memanfaatkan cintanya demi misi dalam pekerjaannya.
Di saat itu pula rasa cinta itu berubah menjadi rasa benci. Ia pun meninggalkan pekerjaannya hanya
untuk terlepas dari bayang-bayang Arza. Kepergian Fathiyah membuat Arza menyadari
kesalahannya yang telah mempermainkan hati gadis itu. Akankah Arza dapat menemukan
keberadaan Fathiyah? Mampukah Arza membujuk Fathiyah agar memaafkannya? Akankah cinta
mereka bersemi? Mau lanjut baca? Jawabannya ada di dalam novel ini.
"Cukup aku menjadi gadis yang bodoh selama ini hanya karena terobsesi akan cintanya, sekarang
tidak akan! Bahkan saat ini aku sangat membencinya." -(Fathiyah)
"Aku salah sudah menyakitinya. Apa pantas aku mendapatkan maaf darinya setelah semua yang
terjadi? Dan apa ini, kenapa aku selalu memikirkannya. Apa aku jatuh cinta padanya?" -(Arza)